Menyayat Hati, Mantan Pemain Timnas U-16 Ahmad Faruq Idhom Afi Alami Penyumbatan Otak
loading...
A
A
A
SURABAYA - Mantan pemain sepak bola Timnas U-16, Ahmad Faruq Idhom Afi terbaring lemah di kediamannya dikawasan Sukomanunggal, Kota Surabaya, Jatim, Rabu (19/1/2022).
Afi yang merupakan warga Jalan Simorejo 11/11A RT 05 RW 02 Kelurahan Simomulyo, Kecamatan itu terbaring sakit setelah terjatuh di rumahnya.
"Afi ini atlet sepak bola yang sempat tergabung di Timnas U-16. Dia sakit kronis seperti sekarang ini setelah jatuh di dalam rumahnya," kata Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sukomanunggal, Heri Suprianto.
Heri menjelaskan bahwa Afi sempat dirawat di RS Dr Ramelan Surabaya selama 2 bulan dan didiagnosa ada penyumbatan di otaknya.
"Saat akan dilakukan tindakan operasi keluarganya menolak, bahkan dia dibawa pulang dan hanya dirawat sendiri oleh orang tuanya,” katanya.
Dia menjelaskan kronologi ditemukannya Afi yang sakit kronis. Awalnya, Heri hendak melakukan outreach kepada kakek Afi yang juga dalam kondisi sakit.
Ketika mau pulang, dia melihat Afi tergeletak di atas kasur, sehingga dia juga melakukan outreach kepada Afi.
“Setelah itu saya laporkan kepada lurah, camat, dan puskesmas, dan ternyata sampai ke atas dan hari ini Ibu Wali Kota datang langsung ke sini. Semoga setelah diobati di Soewandhie, adik Afi bisa segera pulih,” katanya.
Sementara, Ketua TP PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani Eri Cahyadi saat menjenguk terus menguatkan hati Afi beserta orang tuanya yang kala itu terus menangis.
Bahkan, saat itu dia melakukan video call dengan suaminya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk turut menyemangati Afi beserta orang tuanya. “Semangat sembuh ya,” kata Eri kepada Afi melalui sambungan video call.
Rini memimpin langsung evakuasi Afi ke RS Soewandhie untuk dilakukan cek ulang tentang kondisi kesehatannya. Saat Afi dievakuasi dengan ambulans, tangis Rini pecah. Ia tak kuasa menahan air matanya yang tumpah menyaksikan kondisi Afi.
“Saya bisa membayangkan hatinya seorang ibu, saya bisa membayangkan ibunya Mas Afi seperti apa sekarang. Saya bisa membayangkan itu,” kata Rini.
Menurutnya, Afi ini merupakan mantan atlet pemain timnas Indonesia yang mendapatkan cobaan dari Tuhan setelah jatuh di rumahnya sendiri.
Begitu mendengar informasi itu, pemkot langsung bergerak cepat turun demi memberikan intervensi.
“Salah satu yang sudah dibantu adalah tempat tidur medis yang diberikan kepada Adik Afi supaya aktivitas sehari-harinya bisa lebih mudah dan yang jaga juga lebih gampang,” kata Rini.
Selain itu, Afi langsung dibawa ke RS Soewandhie untuk dilakukan cek ulang tentang kondisi kesehatannya. Dengan diperiksa ulang itu, diharapkan rekam medisnya bisa diketahui dan kondisi penyakitnya hingga saat ini.
“Melalui cara itu, nanti bisa diketahui juga apa saja yang harus kami lakukan untuk membantu Adik Afi ini, yang pasti kami akan terus dampingi hingga dia sembuh. Jadi, mohon doanya agar Adik Afi bisa lebih baik lagi ketika mendapatkan pengobatan dari RS Soewandhie,” tegasnya.
Di samping itu, setelah dicek data keluarga tersebut, ternyata belum masuk ke dalam data base MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah).
Sehingga saat itu orang tuanya langsung dimasukkan ke dalam data MBR untuk mendapatkan sejumlah intervensi dari pemerintah.
Oleh karena itu, Rini berharap kepada seluruh warga Kota Surabaya yang mengetahui ada tetangga atau saudaranya yang sakit kronis, diharapkan untuk langsung melaporkan kepada Pemkot Surabaya, baik melalui media sosialnya pemkot atau pun menghubungi Command Center 112.
“Saya mohon kita bersama-sama bergerak, jangan sampai ada Adik Afi lagi di Surabaya ini, mohon doanya untuk semuanya supaya Surabaya lebih baik lagi,” katanya sambil mengusap air matanya lagi.
Afi yang merupakan warga Jalan Simorejo 11/11A RT 05 RW 02 Kelurahan Simomulyo, Kecamatan itu terbaring sakit setelah terjatuh di rumahnya.
"Afi ini atlet sepak bola yang sempat tergabung di Timnas U-16. Dia sakit kronis seperti sekarang ini setelah jatuh di dalam rumahnya," kata Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Sukomanunggal, Heri Suprianto.
Heri menjelaskan bahwa Afi sempat dirawat di RS Dr Ramelan Surabaya selama 2 bulan dan didiagnosa ada penyumbatan di otaknya.
"Saat akan dilakukan tindakan operasi keluarganya menolak, bahkan dia dibawa pulang dan hanya dirawat sendiri oleh orang tuanya,” katanya.
Dia menjelaskan kronologi ditemukannya Afi yang sakit kronis. Awalnya, Heri hendak melakukan outreach kepada kakek Afi yang juga dalam kondisi sakit.
Ketika mau pulang, dia melihat Afi tergeletak di atas kasur, sehingga dia juga melakukan outreach kepada Afi.
“Setelah itu saya laporkan kepada lurah, camat, dan puskesmas, dan ternyata sampai ke atas dan hari ini Ibu Wali Kota datang langsung ke sini. Semoga setelah diobati di Soewandhie, adik Afi bisa segera pulih,” katanya.
Sementara, Ketua TP PKK Kota Surabaya, Rini Indriyani Eri Cahyadi saat menjenguk terus menguatkan hati Afi beserta orang tuanya yang kala itu terus menangis.
Bahkan, saat itu dia melakukan video call dengan suaminya, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi untuk turut menyemangati Afi beserta orang tuanya. “Semangat sembuh ya,” kata Eri kepada Afi melalui sambungan video call.
Rini memimpin langsung evakuasi Afi ke RS Soewandhie untuk dilakukan cek ulang tentang kondisi kesehatannya. Saat Afi dievakuasi dengan ambulans, tangis Rini pecah. Ia tak kuasa menahan air matanya yang tumpah menyaksikan kondisi Afi.
“Saya bisa membayangkan hatinya seorang ibu, saya bisa membayangkan ibunya Mas Afi seperti apa sekarang. Saya bisa membayangkan itu,” kata Rini.
Menurutnya, Afi ini merupakan mantan atlet pemain timnas Indonesia yang mendapatkan cobaan dari Tuhan setelah jatuh di rumahnya sendiri.
Begitu mendengar informasi itu, pemkot langsung bergerak cepat turun demi memberikan intervensi.
“Salah satu yang sudah dibantu adalah tempat tidur medis yang diberikan kepada Adik Afi supaya aktivitas sehari-harinya bisa lebih mudah dan yang jaga juga lebih gampang,” kata Rini.
Selain itu, Afi langsung dibawa ke RS Soewandhie untuk dilakukan cek ulang tentang kondisi kesehatannya. Dengan diperiksa ulang itu, diharapkan rekam medisnya bisa diketahui dan kondisi penyakitnya hingga saat ini.
“Melalui cara itu, nanti bisa diketahui juga apa saja yang harus kami lakukan untuk membantu Adik Afi ini, yang pasti kami akan terus dampingi hingga dia sembuh. Jadi, mohon doanya agar Adik Afi bisa lebih baik lagi ketika mendapatkan pengobatan dari RS Soewandhie,” tegasnya.
Di samping itu, setelah dicek data keluarga tersebut, ternyata belum masuk ke dalam data base MBR (Masyarakat Berpenghasilan Rendah).
Sehingga saat itu orang tuanya langsung dimasukkan ke dalam data MBR untuk mendapatkan sejumlah intervensi dari pemerintah.
Oleh karena itu, Rini berharap kepada seluruh warga Kota Surabaya yang mengetahui ada tetangga atau saudaranya yang sakit kronis, diharapkan untuk langsung melaporkan kepada Pemkot Surabaya, baik melalui media sosialnya pemkot atau pun menghubungi Command Center 112.
“Saya mohon kita bersama-sama bergerak, jangan sampai ada Adik Afi lagi di Surabaya ini, mohon doanya untuk semuanya supaya Surabaya lebih baik lagi,” katanya sambil mengusap air matanya lagi.
(shf)