Kisah Pilu Seorang Janda di Aceh Timur Usai Diterjang Banjir

Minggu, 09 Januari 2022 - 20:48 WIB
loading...
Kisah Pilu Seorang Janda di Aceh Timur Usai Diterjang Banjir
Nurlailiwati (45) seorang janda yang menjadi korban banjir saat membersihkan rumahnya dari lumpur sisa terjangan banjir. Foto: iNewsTV/Ismail Abda
A A A
ACEH TIMUR - Banjir yang melanda Aceh Timur, Aceh awal Januari lalu, selain merendam ribuan rumah warga di 17 kecamatan, juga mengakibatkan ribuan jiwa terpaksa mengungsi .

Sejumlah infrastruktur juga rusak diterjang banjir, hingga menyisakan kesedihan bagi warga yang menjadi korban banjir salah satunya seorang janda paruh baya, Nurlailiwati (45).



Warga Dusun Pendidikan, Gampong Bayeun, Kecamatan Rantau Selamat, Aceh Timur itu menjadi satu dari ribuan korban banjir.

Sepulang dari tempat pengungsian, dia harus bekerja keras untuk membersihkan lumpur sisa banjir dan merapikan kembali isi rumahnya.

“Semua barang dan pakaian berserakan akibat banjir, bahkan sebagian barang hanyut dibawa banjir,” tuturnya mengawali curhatannya.

Janda paruh baya ini mengisahkan, banjir yang tidak diduganya terjadi akibat curah hujan yang tinggi selama satu hari satu malam, Kamis (30/12/2021).



Sejak hari itu, air mulai menggenangi halaman rumahnya namun Nurlailiwati masih menganggap genangan itu adalah hal biasa akibat hujan deras, ia pun tidur seperti biasa.

Namun, sekira pukul 5.00 WIB, ia terbangun dan terkejut melihat air sudah masuk ke dalam rumah setinggi 50 meter lebih.

Perempuan yang tinggal sendirian ini pun berusaha mengangkat barang agar tidak terendam air, sayangnya air semakin meninggi dan usahanya jadi sia-sia.

Lalu tanpa pikir panjang, Nurlaliwati memilih menyelamat diri keluar dari rumah, seiring banjir merendam rumahnya dengan ketinggian satu meter lebih.



Bersama ratusan warga lainnya, dia memilih mengungsi ke Kantor Keuchik Gampong Bayeun, Rantau Selamat.
Lima hari kemudian setelah banjir surut, dia kembali ke rumahnya dengan membawa bekal 5 kilogram beras, 10 pack mie instan dan 3 butir telur, yang diperolehnya dari bantuan korban banjir melalui aparat desa.

Nurlailiwati hanya bisa pasrah dengan kondisi rumahnya yang berantakan. Seisi rumah basah dan berlumpur diraup banjir, namun yang membuatnya sangat sedih saat melihat mesin jahit satu-satunya alat untuk dia cari rezeki ikut terendam banjir.

Pun demikian Nurlailiati mengaku bantuan bahan pokok makanan yang diperolehnya sudah memadai.

“Kami berharap agar ada pihak yang membantu untuk memperbaiki dapur rumah yang rusak dihantam arus banjir dan menyumbangkan satu unit mesin jahit,” tutur Nurlailiwati haru.

Berbeda dengan Cut Nilam Sari, meski rumah dan isinya terendam banjir namun ia bersama keluarganya memilih tidak mengungsi mereka bertahan karena rumahnya sebagian berbentuk rumah panggung.



“Kami tetap berada di rumah dan tidak mengungsi karena Sebagian rumah berbentuk panggung,” ujar dia.

Saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Aceh Timur sedang melakukan pendataan kerusakan fisik dan kerugian materil akibat banjir.

Selain itu, pemerintah Aceh Timur tetap menyalurkan bantuan untuk korban banjir mengingat warga belum bisa beraktivitas secara normal.
(nic)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1985 seconds (0.1#10.140)