Remy Sylado Centre Bakal Dibangun di Manado
loading...
A
A
A
MANADO - Remy Sylado, seorang aktor, dosen, novelis, penulis, sastrawan dan wartawan senior asal Minahasa, Sulawesi Utara, bakal membangun Remy Sylado Centre di Manado.
Hal tersebut sudah lama menjadi keinginan dari pria bernama lengkap Japi Panda Abdiel Tambayong yang sering disapa Japi itu. Eleonora Moniung selaku keponakan dari Remy Sylado saat ini dalam kondisi sakit dan dirawat sang istri Marie Louise di rumahnya.
‘’Om Japi dalam kondisi sakit dan beliau punya keinginan untuk memperkenakan hasil karyanya, menghimpun dan mengumpulkan anak binaannya di Sulawesi Utara dengan membangun sebuah galery dan tempat pentas seni budaya,‘’ kata Eleonora Moniung yang juga pengacara nasional itu, Jumat (7/1/2022).
Eleonora mengaku telah bertemu langsung dengan Gubernur Sulut Olly Dondokambey di vila Mangatasik untuk membahas hal itu dan mendapar support dari Gubernur Olly dengan menunjuk tim kecil untuk merancang dan segera merealisasikan keinginan om Japi.
"Tugas dari Om Japi ini sudah lama diemban sebelum beliau jatuh sakit. Saya optimis ini bisa berjalan lancar dengan harapan Remy Sylado Centre akan menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Manado," ujar Sekjen Yayasan Srikandi itu.
Eleonora menambahkan, Tim Pokja 23671 Centre sudah dibentuk dan akan segera action dengan Gubernur Sulut selaku pengarah, penasehat para budayawan, Pembina Rita Dondokambey, Ketua Eleonora Moniung, Ketua Harian Donna Keles, Sekretaris Reggie Senduk, Bendahara Elsye Monginsidi dan Humas Jeane Rondonuwu.
Seperti diketahui, karir Remy Sylado berjaya lebih dari lima dekade. Dia muncul di belasan film layar lebar dan termasuk salah satu aktor paling disegani di generasinya.
Dia juga seorang penulis aktif yang beberapa karyanya telah diadaptasi untuk layar lebar. Salah satu film terkenal berdasarkan tulisannya adalah Ca-Bau-Kan (2002) dari novel berjudul sama Ca-Bau-Kan: Hanya Sebuah Dosa (1999).
Penampilan impresifnya sebagai aktor dalam drama romantis Tinggal Sesaat Lagi (1986), Akibat Kanker Payudara (1987) dan 2 dari 3 Laki-Laki (1989) membuatnya mendapatkan pujian kritis dan semuanya membuatnya mendapatkan tiga nominasi untuk Piala Citra Festival Film Indonesia sebagai Aktor Pendukung Terbaik.
Ia memulai karier sebagai wartawan majalah Tempo (Semarang, 1965), redaktur majalah Aktuil Bandung (sejak 1970), dosen Akademi Sinematografi Bandung (sejak 1971), Ketua Teater Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung. Saat di Teater Bandung 23671 adalah debut awal untuk karir sastrawannya.
Di Sulawesi Utara, drama kisah Johann Gottlieb Swhwarz, penginjil asal Jerman yang berjuang menyebarkan ijil di tanah Minahasa balutan tangan sastrawan Remy Sylado sangat dirindukan untuk dipentaskan kembali.
Saat itu, dalam rangka peringatan jasa Johann Gottlieb Schwarz, September 2015, Remy Sylado diundang oleh sebuah panitia yang diketuai oleh Tommy Sands Wungkar untuk membuat pertunjukan teater di Langowan, Minahasa kota kecil nan sejuk di atas Manado.
Judul drama-musik ini adalah ‘Johann Gottlieb Schwarz’ dengan para pemain teater yakni Imam S. Bumiayu, Tanty Saragih, Catherine Lee, Eleonora Agatha Tan. ‘’Kami pentas di Lapangan Schwarz dengan penonton sekitar 3000 orang,’’ demikian kutipan tulisan Remy di akun Remy Sylado-23671.
Lihat Juga: Usai Dilantik Jadi Anggota DPRD Kota Manado, Yasir Taruk Bua Berterima Kasih kepada Partai Perindo
Hal tersebut sudah lama menjadi keinginan dari pria bernama lengkap Japi Panda Abdiel Tambayong yang sering disapa Japi itu. Eleonora Moniung selaku keponakan dari Remy Sylado saat ini dalam kondisi sakit dan dirawat sang istri Marie Louise di rumahnya.
‘’Om Japi dalam kondisi sakit dan beliau punya keinginan untuk memperkenakan hasil karyanya, menghimpun dan mengumpulkan anak binaannya di Sulawesi Utara dengan membangun sebuah galery dan tempat pentas seni budaya,‘’ kata Eleonora Moniung yang juga pengacara nasional itu, Jumat (7/1/2022).
Eleonora mengaku telah bertemu langsung dengan Gubernur Sulut Olly Dondokambey di vila Mangatasik untuk membahas hal itu dan mendapar support dari Gubernur Olly dengan menunjuk tim kecil untuk merancang dan segera merealisasikan keinginan om Japi.
"Tugas dari Om Japi ini sudah lama diemban sebelum beliau jatuh sakit. Saya optimis ini bisa berjalan lancar dengan harapan Remy Sylado Centre akan menjadi salah satu destinasi wisata budaya di Manado," ujar Sekjen Yayasan Srikandi itu.
Eleonora menambahkan, Tim Pokja 23671 Centre sudah dibentuk dan akan segera action dengan Gubernur Sulut selaku pengarah, penasehat para budayawan, Pembina Rita Dondokambey, Ketua Eleonora Moniung, Ketua Harian Donna Keles, Sekretaris Reggie Senduk, Bendahara Elsye Monginsidi dan Humas Jeane Rondonuwu.
Seperti diketahui, karir Remy Sylado berjaya lebih dari lima dekade. Dia muncul di belasan film layar lebar dan termasuk salah satu aktor paling disegani di generasinya.
Dia juga seorang penulis aktif yang beberapa karyanya telah diadaptasi untuk layar lebar. Salah satu film terkenal berdasarkan tulisannya adalah Ca-Bau-Kan (2002) dari novel berjudul sama Ca-Bau-Kan: Hanya Sebuah Dosa (1999).
Penampilan impresifnya sebagai aktor dalam drama romantis Tinggal Sesaat Lagi (1986), Akibat Kanker Payudara (1987) dan 2 dari 3 Laki-Laki (1989) membuatnya mendapatkan pujian kritis dan semuanya membuatnya mendapatkan tiga nominasi untuk Piala Citra Festival Film Indonesia sebagai Aktor Pendukung Terbaik.
Ia memulai karier sebagai wartawan majalah Tempo (Semarang, 1965), redaktur majalah Aktuil Bandung (sejak 1970), dosen Akademi Sinematografi Bandung (sejak 1971), Ketua Teater Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung. Saat di Teater Bandung 23671 adalah debut awal untuk karir sastrawannya.
Di Sulawesi Utara, drama kisah Johann Gottlieb Swhwarz, penginjil asal Jerman yang berjuang menyebarkan ijil di tanah Minahasa balutan tangan sastrawan Remy Sylado sangat dirindukan untuk dipentaskan kembali.
Baca Juga
Saat itu, dalam rangka peringatan jasa Johann Gottlieb Schwarz, September 2015, Remy Sylado diundang oleh sebuah panitia yang diketuai oleh Tommy Sands Wungkar untuk membuat pertunjukan teater di Langowan, Minahasa kota kecil nan sejuk di atas Manado.
Judul drama-musik ini adalah ‘Johann Gottlieb Schwarz’ dengan para pemain teater yakni Imam S. Bumiayu, Tanty Saragih, Catherine Lee, Eleonora Agatha Tan. ‘’Kami pentas di Lapangan Schwarz dengan penonton sekitar 3000 orang,’’ demikian kutipan tulisan Remy di akun Remy Sylado-23671.
Lihat Juga: Usai Dilantik Jadi Anggota DPRD Kota Manado, Yasir Taruk Bua Berterima Kasih kepada Partai Perindo
(hsk)