Operasi Hujan Buatan Digencarkan, Kasus Karhutla di Riau Turun
loading...
A
A
A
RIAU - Upaya penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Riau mengalami penurunan. Pada 2021 tidak terjadi kabut asap di daerah berjuluk Bumi Lancang Kuning ini.
Wakapolda Riau Brigjen Tabana Bangun mengatakan, keberhasilan penanganan karhutla di Riau berkat kolaborasi berbagai pihak. Salah satu upaya dari Polda Riau melalui aplikasi Dashboard Lancang Kuning.
"Aplikasi Dashboard lancang kuning adalah suatu sistem penanganan kebakaran hutan secara terukur, terstruktur dan efisien yang menggunakan 4 satelit yakni terra, noaa, lapan, aqua untuk mendeteksi titik api. Dashboard Lancang Kuning memberikan informasi secara akurat untuk mendeteksi titik koordinat hotspot dan melakukan verifikasi di lapangan sehingga memudahkan para petugas melakukan pemadaman, serta dapat memobilisasi orang, peralatan dan sumber daya lain yang digunakan untuk keperluan pemadaman," ucapnya Jumat (31/12/2021).
Baca juga: Napi Wanita Ini Menangis Histeris Saat Disuntik Vaksin COVID-19
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah melakukan berbagai upaya dalam pengendalian karhutla di Tanah Air. Sepanjang 221, upaya yang dilakukan telah menuai hasil menggembirakan. Tingkat karhutla bisa ditekan sehingga bencana kabut asap bisa dihindari.
Namun demikian, upaya pencegahan harus terus ditingkatkan, mengingat bencana karhutla dinilai masih berpotensi terjadi. Banyak hal yang mempengaruhi hal ini. Di antaranya faktor alam, di mana potensi hujan pada 2022 diprediksi lebih rendah dibanding 2021.
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK RI, Laksmi Dhewanthi mengatakan dalam upaya pengendalian karhutla, seluruh jajaran pemerintah berpijak kepada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan. Di dalamnya mengatur penugasan untuk setiap kementerian dan lembaga serta kepala daerah agar aktif melakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan sesuai dengan mandat serta tugas dan fungsi masing-masing.
"Presiden selalu menekankan pentingnya peningkatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui konsolidasi dalam penanganan Karhutla secara menyeluruh oleh seluruh pihak mulai dari pusat ke daerah," terangnya.
Dari hasil monitoring hotspot hingga 29 Desember 2021, ditemukan sebanyak 1.385 titik. Angka ini turun 52,5 persen bila dibandingkan 2020, di mana ketika itu ditemukan ada sebanyak 2.919 titik panas.
Baca juga: 6 Ruko di Pekanbaru Ludes Terbakar Jelang Malam Tahun Baru
Wakapolda Riau Brigjen Tabana Bangun mengatakan, keberhasilan penanganan karhutla di Riau berkat kolaborasi berbagai pihak. Salah satu upaya dari Polda Riau melalui aplikasi Dashboard Lancang Kuning.
"Aplikasi Dashboard lancang kuning adalah suatu sistem penanganan kebakaran hutan secara terukur, terstruktur dan efisien yang menggunakan 4 satelit yakni terra, noaa, lapan, aqua untuk mendeteksi titik api. Dashboard Lancang Kuning memberikan informasi secara akurat untuk mendeteksi titik koordinat hotspot dan melakukan verifikasi di lapangan sehingga memudahkan para petugas melakukan pemadaman, serta dapat memobilisasi orang, peralatan dan sumber daya lain yang digunakan untuk keperluan pemadaman," ucapnya Jumat (31/12/2021).
Baca juga: Napi Wanita Ini Menangis Histeris Saat Disuntik Vaksin COVID-19
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah melakukan berbagai upaya dalam pengendalian karhutla di Tanah Air. Sepanjang 221, upaya yang dilakukan telah menuai hasil menggembirakan. Tingkat karhutla bisa ditekan sehingga bencana kabut asap bisa dihindari.
Namun demikian, upaya pencegahan harus terus ditingkatkan, mengingat bencana karhutla dinilai masih berpotensi terjadi. Banyak hal yang mempengaruhi hal ini. Di antaranya faktor alam, di mana potensi hujan pada 2022 diprediksi lebih rendah dibanding 2021.
Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) KLHK RI, Laksmi Dhewanthi mengatakan dalam upaya pengendalian karhutla, seluruh jajaran pemerintah berpijak kepada Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2020 tentang Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan. Di dalamnya mengatur penugasan untuk setiap kementerian dan lembaga serta kepala daerah agar aktif melakukan upaya pengendalian kebakaran hutan dan lahan sesuai dengan mandat serta tugas dan fungsi masing-masing.
"Presiden selalu menekankan pentingnya peningkatan pencegahan kebakaran hutan dan lahan melalui konsolidasi dalam penanganan Karhutla secara menyeluruh oleh seluruh pihak mulai dari pusat ke daerah," terangnya.
Dari hasil monitoring hotspot hingga 29 Desember 2021, ditemukan sebanyak 1.385 titik. Angka ini turun 52,5 persen bila dibandingkan 2020, di mana ketika itu ditemukan ada sebanyak 2.919 titik panas.
Baca juga: 6 Ruko di Pekanbaru Ludes Terbakar Jelang Malam Tahun Baru