Erick Thohir Ingin Pangkas Kembali Jumlah BUMN Jadi 70 Perusahaan

Selasa, 09 Juni 2020 - 17:53 WIB
loading...
Erick Thohir Ingin Pangkas Kembali Jumlah BUMN Jadi 70 Perusahaan
Foto/Ilustrasi/Dok. SINDOnews
A A A
JAKARTA - Langkah Kementerian Badan Usaha Milik Negara yang memangkas jumlah BUMN , tampaknya akan terus berlangsung. Saat ini Kementerian BUMN telah memangkas jumlah BUMN, dari 142 perusahaan menjadi 107 perusahaan.

Tampaknya penyusutan sebanyak 35 BUMN tadi belum cukup. Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan, Kementerian BUMN bisa menekan lagi jumlah BUMN hingga tinggal 70 perusahaan saja.

"Bahkan kalau bisa jumlah BUMN bisa kita turunkan lagi jadi 70 dalam beberapa tahun ke depan," kata Erick dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI, dari Jakarta, Selasa (9/6/2020). ( Baca: Mulai Besok, Lion Air Kembali Layani Penumpang Domestik )

Sejalan dengan penurunan jumlah BUMN tersebut, Kementerian BUMN juga telah menyelesaikan penyusunan klusterisasi BUMN. Klusterisasi tersebut disusun berdasarkan value chain core business BUMN.
"Total klusterisasi saat ini berjumlah 12 kluster, dari semula 27 kluster. Masing-masing Wakil Menteri akan memegang 6 kluster," tutur Erick.

Dia menjelaskan, dalam klusterisasi BUMN, Wakil Menteri I BUMN Budi Gunadi Sadikin akan membawahi enam kluster yang terdiri dari migas dan energi, minerba, perkebunan dan kehutanan, pupuk dan pangan, farmasi dan kesehatan, serta pertahanan, manufaktur dan industri lainnya.

Erick pun melakukan beberapa penyesuaian dengan kluster baru ini. "Saya pindahkan kluster perkebunan dan kehutanan dari Pak Wamen II ke Pak Wamen I, karena memang perkebunan, kehutanan, pupuk dan pangan bisa jadi sinergi yang kuat," ujar Erick.

Sementara itu, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo juga menangani enam kluster BUMN . Enam kluster tersebut terdiri atas jasa keuangan, jasa asuransi dan dana pensiun, telekomunikasi dan media, pembangunan dan infrastruktur, pariwisata, logistik, dan lainnya, serta sarana dan prasarana perhubungan.

"Karena suka tidak suka perbankan dan asuransi saat ini sangat erat hubungannya dengan digitalisasi," katanya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1338 seconds (0.1#10.140)