Gaji Tak Dibayar, Ratusan Pekerja Asal Riau Telantar di Kaltim
loading...
A
A
A
PEKANBARU - Seratusan pekerja perusahaan jasa pembersihan atau pembukaan lahan di daerah Kutai Barat Kalimatan Timur (Kaltim) terkatung-katung tanpa diberi gaji. Sebagian pekerja yang merupakan warga Riau berharap gaji mereka dibayarkan dan bisa pulang.
"Kita bekerja di sini sejak bulan Oktober 2019 hingga Maret 2020. Kita tidak pernah terima gaji, hanya dikasih pinjaman Rp3 juta untuk kirim ke kampung perbulan. Namun sejak awal tahun 2020, pinjaman mulai seret. Kami tidak bisa kirim kampung lagi. Jika ditotalkan perorangnya belasan juta gaji kami yang belum dibayar," kata MS pekerja perusahaan PT Sumber Musi Persada/Sari Mas Abadi Selasa (9/6/2020).
Dia yang merupakan warga Sungai Pagar Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar, Riau berharap agar dirinya dan temannya bisa pulang ke kampung halaman. Karena sejak tidak dibayar, mereka juga diberhentikan sejak bulan Maret 2020. Karena tidak ada kejelasan, mereka mendatangi perusahaan yang berada di Samarinda.
Namun sampai sekarang, mereka belum menerimana gaji. Sementara mereka sudah tidak punya uang lagi karena tidak ada pemasukan. Selama di Samarinda, mereka tetap diberi fasilitas mes dan makan.
"Karena tidak ada uang, saya malah minta kiriman ke kampung. Padahal tau sendiri, di kampung saja hidup kami pas pasan. Di sini banyak pekerja yang senasib dengan saya. Dari kampung kami saja ada lima orang, warga Riau lainnya juga ada. Selain itu pekerja di sini juga dari berbagai daerah tidak hanya Riau saja. Kami ingin pulang. Kalau di kampung bisa kerja serabutan. Masalah gaji biarlah dulu. Karena di rantau ini kami tidak bisa berbuat banyak," keluh ayah dua anak ini.
Hal senada juga diungkapkan Mul, dia mengatakan bahwa sudah empat bulan gajinya tidak dibayar perusahaan. "Kita sudah beberapa kali menagih, tapi sampai sekarang tidak ada kepastian. Empat bulan saya tidak terima bayaran. Di sini pekerja ratusan orang dari berbagai daerah," imbuh pria asal Medan, Sumatera Utara.
Mereka bekerja sebagai operator alat berat, menebang kayu, sopir truk pembawa kayu log dan lainnya. Sementara itu Vivi Angraini salah satu istri dari pekerja mengaku sangat kewalahan karena suaminya tidak kirim uang lagi.
"Kita kewalahan harus memenuhi kebutuhan hidup. Kita minta perusahaan pulangkan suami saya. Mertua saya juga ikut di sana dan tidak ada kejelasan. Janjinya bulan Maret mereka dipulangkan oleh perusahaan, namun sampai sekarang tidak ada kejelasan. Suami dan mertua saya telantar di sana," ucap Vivi istri dari MS warga Kampar, Riau. (Baca: Kapolres-Dandim Sosialisasikan News Normal di Pangkalan Bun).
Sementara itu juru bicara dari perusahaan PT Sumber Musi Persada/Sari Mas Abadi, Ferry mengakui kalau perusahaan belum membayarkan gaji dan tidak memulangkan mereka.
"Kalau masalah gaji, bukan tidak dibayar, tapi belum dibayar sepenuhnya. Ini karena kondisi keuangan perusahaan. Tapi kita akan usahakan secepatnya membayar gaji mereka. Kalau masalah kepulangan mereka sampai sekarang belum ada maskapai, yang ada setahu saya Garuda aja hari ini. Kita akan kita pulangkan merekalah," ucap Ferry.
"Kita bekerja di sini sejak bulan Oktober 2019 hingga Maret 2020. Kita tidak pernah terima gaji, hanya dikasih pinjaman Rp3 juta untuk kirim ke kampung perbulan. Namun sejak awal tahun 2020, pinjaman mulai seret. Kami tidak bisa kirim kampung lagi. Jika ditotalkan perorangnya belasan juta gaji kami yang belum dibayar," kata MS pekerja perusahaan PT Sumber Musi Persada/Sari Mas Abadi Selasa (9/6/2020).
Dia yang merupakan warga Sungai Pagar Kecamatan Kampar Kiri Kabupaten Kampar, Riau berharap agar dirinya dan temannya bisa pulang ke kampung halaman. Karena sejak tidak dibayar, mereka juga diberhentikan sejak bulan Maret 2020. Karena tidak ada kejelasan, mereka mendatangi perusahaan yang berada di Samarinda.
Namun sampai sekarang, mereka belum menerimana gaji. Sementara mereka sudah tidak punya uang lagi karena tidak ada pemasukan. Selama di Samarinda, mereka tetap diberi fasilitas mes dan makan.
"Karena tidak ada uang, saya malah minta kiriman ke kampung. Padahal tau sendiri, di kampung saja hidup kami pas pasan. Di sini banyak pekerja yang senasib dengan saya. Dari kampung kami saja ada lima orang, warga Riau lainnya juga ada. Selain itu pekerja di sini juga dari berbagai daerah tidak hanya Riau saja. Kami ingin pulang. Kalau di kampung bisa kerja serabutan. Masalah gaji biarlah dulu. Karena di rantau ini kami tidak bisa berbuat banyak," keluh ayah dua anak ini.
Hal senada juga diungkapkan Mul, dia mengatakan bahwa sudah empat bulan gajinya tidak dibayar perusahaan. "Kita sudah beberapa kali menagih, tapi sampai sekarang tidak ada kepastian. Empat bulan saya tidak terima bayaran. Di sini pekerja ratusan orang dari berbagai daerah," imbuh pria asal Medan, Sumatera Utara.
Mereka bekerja sebagai operator alat berat, menebang kayu, sopir truk pembawa kayu log dan lainnya. Sementara itu Vivi Angraini salah satu istri dari pekerja mengaku sangat kewalahan karena suaminya tidak kirim uang lagi.
"Kita kewalahan harus memenuhi kebutuhan hidup. Kita minta perusahaan pulangkan suami saya. Mertua saya juga ikut di sana dan tidak ada kejelasan. Janjinya bulan Maret mereka dipulangkan oleh perusahaan, namun sampai sekarang tidak ada kejelasan. Suami dan mertua saya telantar di sana," ucap Vivi istri dari MS warga Kampar, Riau. (Baca: Kapolres-Dandim Sosialisasikan News Normal di Pangkalan Bun).
Sementara itu juru bicara dari perusahaan PT Sumber Musi Persada/Sari Mas Abadi, Ferry mengakui kalau perusahaan belum membayarkan gaji dan tidak memulangkan mereka.
"Kalau masalah gaji, bukan tidak dibayar, tapi belum dibayar sepenuhnya. Ini karena kondisi keuangan perusahaan. Tapi kita akan usahakan secepatnya membayar gaji mereka. Kalau masalah kepulangan mereka sampai sekarang belum ada maskapai, yang ada setahu saya Garuda aja hari ini. Kita akan kita pulangkan merekalah," ucap Ferry.
(nag)