Fraksi PKB Kawal Bantuan Peralatan Medis untuk Ponpes di Jatim
loading...
A
A
A
SURABAYA - Fraksi PKB DPRD Jawa Timur (Jatim) siap mengawal bantuan dari Pemprov Jatim untuk Pondok Pesantren (Ponpes) dalam menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19.
(Baca juga: Timnas Indonesia Bersiap Hadapi Kualifikasi Piala Dunia 2022 )
Diketahui, Pemprov Jatim menyiapkan sedikitnya 34.650 alat pelindung diri (APD) untuk 1.286 Ponpes yang berencana membuka kembali kegiatan belajar mengajar pada masa normal baru.
Selain memberikan APD, Pemprov Jatim juga menyalurkan 464.182 buah masker dan 92.836 blister vitamin C untuk santri, serta 52.759 masker dan 52.759 blister vitamin C untuk ustadz dan ustadzah. "Kami siap kawal bantuan Pemprov Jatim untuk memback up Ponpes memasuki pembelajaran," kata anggota Fraksi PKB DPRD Jatim, Achmad Amir Aslichin, Selasa (9/6/2020).
Anggota Komisi B DPRD Jatim ini juga meminta Pemprov Jatim memberikan edukasi protokol pesehatan kepada pengasuh Ponpes. Edukasi untuk menumbuhkan kesadaran berpola hidup sehat baru di lingkungan Ponpes.
(Baca juga: Anggota DPRD Ini Beri 3 Catatan Penanganan COVID-19 di Jatim )
Selain itu, diharapkan Pemprov Jatim bisa melaksanankan rapid test gratis untuk santri dan pengajarnya. "Hal itu dilakukan agar tidak ada penyebaran virus corona baru di lingkungan ponpes," ucap mantan Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo dua periode tersebut.
Di sisi lain, Ketua Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) Garda Bangsa Jatim meminta agar Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama (Kemenag) sudah persiapkan pelaksanaan protokol kesehatan. Yakni di sekolah-sekolah yang menjadi naungannya. "Mulai selama berada di lingkungan sekolah dan juga selama perjalanan berangkat ke sekolah hingga pulang ke rumah," paparnya.
Dia berharap, masuknya santri ke ponpes dan siswa ke sekolah tidak malah menimbulkan kluster penyebaran virus corona. Karena itu, dinas terkait harus mempersiapkan secara detail kebutuhan setiap sekolah masing-masing untuk mencegah penyebaran COVID-19. "Termasuk orang tua yang sudah mewajibkan anaknya menggunakan masker saat berangkat dan pulang sekolah," ujarnya.
(Baca juga: Classmeeting Daring SD Muhlas, Obati Kerinduan Pada Teman Sekolah )
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan pihaknya akan melakukan mitigasi dan sinergi agar bisa menerapkan protokol kesehatan bagi Ponpes yang akan menyambut santri yang kembali melakukan aktivitas dalam koridor new normal.
"Sesuai dengan maklumat PWNU, pembukaan pembelajaran santri di pesantren menjadi kewenangan masing-masing pengasuh pondok pesantren, tetapi santri yang tidak ada pendidikan formal dan hanya program ngaji, mereka bisa langsung masuk ke pondok dengan memperhatikan protokol kesehatan," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Senin (1/6/2020) malam.
Dia menambahkan, penyemprotan disinfektan di lingkungan Ponpes juga akan dilakukan dengan melibatkan warga sekitar sebagai petugas semprot melalui program cash for work atau padat karya tunai. "Bantuan sembako untuk ustaz dan ustazah yang bermukim juga kita siapkan, totalnya ada 44.845 orang ustadz dan ustadzah yang akan menerima bantuan," imbuhnya.
(Baca juga: Timnas Indonesia Bersiap Hadapi Kualifikasi Piala Dunia 2022 )
Diketahui, Pemprov Jatim menyiapkan sedikitnya 34.650 alat pelindung diri (APD) untuk 1.286 Ponpes yang berencana membuka kembali kegiatan belajar mengajar pada masa normal baru.
Selain memberikan APD, Pemprov Jatim juga menyalurkan 464.182 buah masker dan 92.836 blister vitamin C untuk santri, serta 52.759 masker dan 52.759 blister vitamin C untuk ustadz dan ustadzah. "Kami siap kawal bantuan Pemprov Jatim untuk memback up Ponpes memasuki pembelajaran," kata anggota Fraksi PKB DPRD Jatim, Achmad Amir Aslichin, Selasa (9/6/2020).
Anggota Komisi B DPRD Jatim ini juga meminta Pemprov Jatim memberikan edukasi protokol pesehatan kepada pengasuh Ponpes. Edukasi untuk menumbuhkan kesadaran berpola hidup sehat baru di lingkungan Ponpes.
(Baca juga: Anggota DPRD Ini Beri 3 Catatan Penanganan COVID-19 di Jatim )
Selain itu, diharapkan Pemprov Jatim bisa melaksanankan rapid test gratis untuk santri dan pengajarnya. "Hal itu dilakukan agar tidak ada penyebaran virus corona baru di lingkungan ponpes," ucap mantan Ketua Fraksi PKB DPRD Sidoarjo dua periode tersebut.
Di sisi lain, Ketua Dewan Koordinasi Wilayah (DKW) Garda Bangsa Jatim meminta agar Dinas Pendidikan dan Kementerian Agama (Kemenag) sudah persiapkan pelaksanaan protokol kesehatan. Yakni di sekolah-sekolah yang menjadi naungannya. "Mulai selama berada di lingkungan sekolah dan juga selama perjalanan berangkat ke sekolah hingga pulang ke rumah," paparnya.
Dia berharap, masuknya santri ke ponpes dan siswa ke sekolah tidak malah menimbulkan kluster penyebaran virus corona. Karena itu, dinas terkait harus mempersiapkan secara detail kebutuhan setiap sekolah masing-masing untuk mencegah penyebaran COVID-19. "Termasuk orang tua yang sudah mewajibkan anaknya menggunakan masker saat berangkat dan pulang sekolah," ujarnya.
(Baca juga: Classmeeting Daring SD Muhlas, Obati Kerinduan Pada Teman Sekolah )
Sebelumnya, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan pihaknya akan melakukan mitigasi dan sinergi agar bisa menerapkan protokol kesehatan bagi Ponpes yang akan menyambut santri yang kembali melakukan aktivitas dalam koridor new normal.
"Sesuai dengan maklumat PWNU, pembukaan pembelajaran santri di pesantren menjadi kewenangan masing-masing pengasuh pondok pesantren, tetapi santri yang tidak ada pendidikan formal dan hanya program ngaji, mereka bisa langsung masuk ke pondok dengan memperhatikan protokol kesehatan," kata Khofifah di Gedung Negara Grahadi, Senin (1/6/2020) malam.
Dia menambahkan, penyemprotan disinfektan di lingkungan Ponpes juga akan dilakukan dengan melibatkan warga sekitar sebagai petugas semprot melalui program cash for work atau padat karya tunai. "Bantuan sembako untuk ustaz dan ustazah yang bermukim juga kita siapkan, totalnya ada 44.845 orang ustadz dan ustadzah yang akan menerima bantuan," imbuhnya.
(eyt)