BMKG: Waspadai Gelombang Tinggi di Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk 2 Hari ke Depan

Rabu, 22 Desember 2021 - 11:49 WIB
loading...
BMKG: Waspadai  Gelombang Tinggi di Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk 2 Hari ke Depan
Gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan petir dimungkinkan masih akan terjadi di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk. Foto dok/SINDOnews
A A A
DENPASAR - BMKG mengeluarkan peringatan tentang potensi terjadinya cuaca buruk di Selat Bali. Gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan petir dimungkinkan masih akan terjadi di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk.

Peringatan terutama ditujukan kepada wisatawan yang akan berlibur pada akhir tahun dan pengguna jasa pelayaran lainnya.

"Gelombang dapat mencapai dua meter atau lebih disertai hujan petir di Selat Bali masih berpotensi terjadi dalam dua hari ke depan," kata Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah III Denpasar Dwi Hartanto, Rabu (22/12/2021).

Dia menerangkan, cuaca ekstrem di Selat Bali terjadi sejak Selasa (21/12/2021). Di jalur penyeberangan Ketapang-Gilimanuk, kecepatan angin mencapai 20 knot pada siang sampai sore hari. Kondisi itu sempat mengakibatkan jalur penyeberangan Jawa-Bali ini ditutup dua kali.

Penutupan pertama dilakukan pukul 12.55 Wita karena kecepatan angin di selat Bali mencapai 30 knot. Akibatnya, terjadi penumpukan kendaraan hingga keluar manuver Pelabuhan Gilimanuk.

Dua jam lebih ditutup, penyeberangan dibuka pukul 15.00 Wita. Setengah jam kemudian tepatnya pukul 15.33 Wita, penyeberangan kembali ditutup karena angin kencang dan gelombang tinggi muncul lagi. Penyeberangan akhirnya kembali dibuka pukul 16.30 Wita setelah badai mereda. Penumpukan kendaraan di pelabuhan berangsur terurai.

Kepala BPTD Bali-NTB Satuan Pelayanan Gilimanuk I Nyoman Sastrawan mengatakan,penutupan dilakukan karena angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi sangat berisiko bagi pelayaran. Menurutnya, angin berkecepatan 30 knot berpotensi mendorong kapal keluar jalur pelayaran dan bisa memicu tabrakan antar kapal yang terjadi di selat Bali. "Juga menyulitkan pergerakan kapal saat sandar di dermaga untuk proses bongkar muat," katanya.
(don)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2406 seconds (0.1#10.140)