Sultan Menyapa : Menimbang New Normal, Pulihkan Ekonomi
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Sudah delapan kali, setiap hari Selasa, Raja Yogyakarta menyapa warganya lewat pesan-pesan moralnya. Hari ini, Sri Sultan Hamengku Buwono X kembali menyapa warga Yogyakarta melalui 'Menimbang New Normal , Pulihkan Ekonomi'.
Dalam sapaan kali ini, Sri Sultan HB X memulai dengan tema new normal yang banyak diperbincangkan masyarakat. Hal ini juga berdampak pada dikotomi antara protokol kesehatan dan ekonomi sehingga yang lebih dipentingkan seakan adalah urusan ekonomi.
"Padahal tidak demikian. Keduanya tidak saling menafikan, tapi saling melengkapi. Dengan cara mengatasi pandemi, seraya memulihkan ekonomi," terangnya memulai sapa nya kepada warga melalui Humas Pemda DIY Selasa (9/6/2020).(Baca juga : Di Masa Tanggap Darurat, Pelanggar Protokol Kesehatan Tak Bisa Diproses Hukum )
Sultan kemudian mencontohkan apabila warga yabg sakit, tentu saja tidak bisa produktif. Begitu juga sebaliknya, jika ads orang sehat namun tidks bisa makan karena sistem ekonomi tidak berjalan, maka akan jatuh sakit.
"Memang ini dilema. Saya tidak sedang berpendapat melawan arus. Bahwa bahaya serius Corona berpotensi banyak merenggut nyawa. Saya juga sepakat akan kemungkinan itu. Saya ikut prihatin melihat banyak kasus merebak, di mana penanganannya belum seberapa cepat dibanding penyebarannya. Saya lebih sedih lagi, karena pahlawan kesehatan banyak yang syahid di lahan pengabdian demi kemanusiaan, " ulasnya.
Tokoh yang memiliki nama masa kecil Bendara Raden Mas Herjuno Darpito ini melanjutkan, diperlukan jalan tengah untuk melanjutkan kehidupan di tengah pandemi Corona yang masih mengancam warga masyarakat.
Hidup berdampingan dengan Corona sambil mematuhi disiplin yang menjadi syaratnya. Hidup mengisolasi diri terus-menerus akan berdampak buruk bagi ekonomi. Melonggarkan aturan, membuka peluang ekonomi, agar bergerak lagi.
"Karena perlakuan new normal harus dikompromikan, tentu belum bisa tumbuh instan. Dengan kapasitas belum penuh, setidaknya ekonomi bisa berjalan bertahap," beber Sultan.
Ukuran keberhasilan new normal lanjutnya, bukan kembali ke kondisi sebelum wabah. Meski produksi, terus didorong dan digerakkan 100 persen, tapi output-nya pun pasti lebih lambat. Untuk itu new normal menjadikan masyarakat bisa beraktivitas ekonomi bersamaan menerapkan protokol kesehatan, agar penyebaran wabah tetap bisa dikendalikan.
"Jika kita berhasil memberlakukan era new normal tanpa memicu lonjakan gelombang kedua COVID-19, kita akan bisa keluar dari ancaman pertumbuhan ekonomi negatif tahun 2020 ini," papar suami anggota DPD RI GKR Hemas ini.
Lebih jauh Ngarso Dalem (sapaan Sultan) menjelaskan, jaringan bisnis dan klaster industri merupakan mekanisme ampuh untuk mengatasi segala keterbatasan itu. Kolaborasi dan kemitraan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan perusahaan besar dan lembaga pendukung publik dengan dukungan pemerintah daerah, berpotensi mengembangkan keunggulan lokal yang spesifik, dengan daya saing lebih besar, karena tergabung dalam klaster.
"Pilihan jenis usahanya, mungkin bukan lagi yang lama, karena konsumen akan berhemat dengan prioritas untuk bertahan hidup. Dengan selalu mohon petunjuk-Nya, semoga kita bisa keluar dari jebakan kesulitan ini. Inshaa Allah," tutup Sultan.(Baca juga : Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta Bakal Dipagari, Ini Alasannya )
Dalam sapaan kali ini, Sri Sultan HB X memulai dengan tema new normal yang banyak diperbincangkan masyarakat. Hal ini juga berdampak pada dikotomi antara protokol kesehatan dan ekonomi sehingga yang lebih dipentingkan seakan adalah urusan ekonomi.
"Padahal tidak demikian. Keduanya tidak saling menafikan, tapi saling melengkapi. Dengan cara mengatasi pandemi, seraya memulihkan ekonomi," terangnya memulai sapa nya kepada warga melalui Humas Pemda DIY Selasa (9/6/2020).(Baca juga : Di Masa Tanggap Darurat, Pelanggar Protokol Kesehatan Tak Bisa Diproses Hukum )
Sultan kemudian mencontohkan apabila warga yabg sakit, tentu saja tidak bisa produktif. Begitu juga sebaliknya, jika ads orang sehat namun tidks bisa makan karena sistem ekonomi tidak berjalan, maka akan jatuh sakit.
"Memang ini dilema. Saya tidak sedang berpendapat melawan arus. Bahwa bahaya serius Corona berpotensi banyak merenggut nyawa. Saya juga sepakat akan kemungkinan itu. Saya ikut prihatin melihat banyak kasus merebak, di mana penanganannya belum seberapa cepat dibanding penyebarannya. Saya lebih sedih lagi, karena pahlawan kesehatan banyak yang syahid di lahan pengabdian demi kemanusiaan, " ulasnya.
Tokoh yang memiliki nama masa kecil Bendara Raden Mas Herjuno Darpito ini melanjutkan, diperlukan jalan tengah untuk melanjutkan kehidupan di tengah pandemi Corona yang masih mengancam warga masyarakat.
Hidup berdampingan dengan Corona sambil mematuhi disiplin yang menjadi syaratnya. Hidup mengisolasi diri terus-menerus akan berdampak buruk bagi ekonomi. Melonggarkan aturan, membuka peluang ekonomi, agar bergerak lagi.
"Karena perlakuan new normal harus dikompromikan, tentu belum bisa tumbuh instan. Dengan kapasitas belum penuh, setidaknya ekonomi bisa berjalan bertahap," beber Sultan.
Ukuran keberhasilan new normal lanjutnya, bukan kembali ke kondisi sebelum wabah. Meski produksi, terus didorong dan digerakkan 100 persen, tapi output-nya pun pasti lebih lambat. Untuk itu new normal menjadikan masyarakat bisa beraktivitas ekonomi bersamaan menerapkan protokol kesehatan, agar penyebaran wabah tetap bisa dikendalikan.
"Jika kita berhasil memberlakukan era new normal tanpa memicu lonjakan gelombang kedua COVID-19, kita akan bisa keluar dari ancaman pertumbuhan ekonomi negatif tahun 2020 ini," papar suami anggota DPD RI GKR Hemas ini.
Lebih jauh Ngarso Dalem (sapaan Sultan) menjelaskan, jaringan bisnis dan klaster industri merupakan mekanisme ampuh untuk mengatasi segala keterbatasan itu. Kolaborasi dan kemitraan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dengan perusahaan besar dan lembaga pendukung publik dengan dukungan pemerintah daerah, berpotensi mengembangkan keunggulan lokal yang spesifik, dengan daya saing lebih besar, karena tergabung dalam klaster.
"Pilihan jenis usahanya, mungkin bukan lagi yang lama, karena konsumen akan berhemat dengan prioritas untuk bertahan hidup. Dengan selalu mohon petunjuk-Nya, semoga kita bisa keluar dari jebakan kesulitan ini. Inshaa Allah," tutup Sultan.(Baca juga : Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta Bakal Dipagari, Ini Alasannya )
(nun)