Mas Bram Serahkan Bantuan APD ke RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo
loading...
A
A
A
WONOSOBO - Anggota Komisi X Fraksi Demokrat DPR RI Bramantyo Suwondo M menyerahkan bantuan APD penanggulangan COVID-19 ke RSUD KRT Setjonegoro Kabupaten Wonosobo . Serah terima bantuan dilaksanakan di Rumah Sakit Nasional Diponegoro, Semarang, Senin (8/6/2020).
Bantuan tersebut merupakan hasil pengajuan aspirasi anggota Komisi X DPR kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Dikti Kemendikbud) untuk mendukung peran aktif rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan dalam memutus mata rantai penularan COVID-19. Bantuan yang diserahkan berupa 400 set Alat Pelindung Diri ( APD ) yang terdiri dari baju cover all dan sepatu boots, 16 kotak masker medis, dan 8 kotak sarung tangan medis bagi tenaga medis di RSUD KRT Setjonegoro Kabupaten Wonosobo .
"Penyerahan bantuanAPD didasari kepedulian kami dan Komisi X DPR RI terhadap perjuangan tenaga medis dalam menangani pandemi Covid-19," kata Mas Bram, sapaan akrab Bramantyo Suwondo, dalam pernyataan tertulisnya, Senin (8/6/2020).( )
Untuk diketahui, pada akhir Mei lalu, publik dikejutkan dengan beredarnya surat pemberitahuan dari RS Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang tidak lagi menerima pasien COVID-19. Hal ini merupakan dampak dari penuhnya kapasitas ruang perawatan dan berkurangnya tenaga kesehatan. Bahkan, sejumlah tenaga kesehatan dan laboratorium RS Unair dikabarkan positif COVID-19 akibat terpapar saat bekerja.
Tak dapat dipungkiri, risiko terpapar virus Corona masih terus mengancam tenaga medis Indonesia karena APD dan keamanan kerja yang kurang memadai. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat hingga 7 Juni 2020, total 32 orang dokter telah meninggal dunia terkait COVID-19. Jumlah ini belum termasuk perawat yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Melihat semangat masyarakat dalam menyambut kenormalan baru, saya rasa kita juga harus tetap semangat dalam memberikan perhatian terbaik kepada tenaga medis kita," kata Mas Bram.
Dikatakan, sejak COVID-19 ditetapkan sebagai bencana nasional pada 13 April 2020, para tenaga medis terus berjuang seolah tanpa mengenal lelah. "Saya sangat prihatin mendengar kabar tenaga kesehatan yang gugur akibat terpapar COVI-19 saat bertugas. Oleh karena itu, saya ingin memastikan ke depannya tenaga medis yang masih bertarung melawan COVID-19 ini mendapatkan perlindungan diri yang baik agar terus bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat," katanya.
Mas Bram berharap bantuan APD ini dapat membantu menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga medis dalam bertugas, serta membantu memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona di Wonosobo.
Lihat Juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Anggota Komisi VII DPR Sampaikan Pesan Penting
Bantuan tersebut merupakan hasil pengajuan aspirasi anggota Komisi X DPR kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Ditjen Dikti Kemendikbud) untuk mendukung peran aktif rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan dalam memutus mata rantai penularan COVID-19. Bantuan yang diserahkan berupa 400 set Alat Pelindung Diri ( APD ) yang terdiri dari baju cover all dan sepatu boots, 16 kotak masker medis, dan 8 kotak sarung tangan medis bagi tenaga medis di RSUD KRT Setjonegoro Kabupaten Wonosobo .
"Penyerahan bantuanAPD didasari kepedulian kami dan Komisi X DPR RI terhadap perjuangan tenaga medis dalam menangani pandemi Covid-19," kata Mas Bram, sapaan akrab Bramantyo Suwondo, dalam pernyataan tertulisnya, Senin (8/6/2020).( )
Untuk diketahui, pada akhir Mei lalu, publik dikejutkan dengan beredarnya surat pemberitahuan dari RS Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang tidak lagi menerima pasien COVID-19. Hal ini merupakan dampak dari penuhnya kapasitas ruang perawatan dan berkurangnya tenaga kesehatan. Bahkan, sejumlah tenaga kesehatan dan laboratorium RS Unair dikabarkan positif COVID-19 akibat terpapar saat bekerja.
Tak dapat dipungkiri, risiko terpapar virus Corona masih terus mengancam tenaga medis Indonesia karena APD dan keamanan kerja yang kurang memadai. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mencatat hingga 7 Juni 2020, total 32 orang dokter telah meninggal dunia terkait COVID-19. Jumlah ini belum termasuk perawat yang gugur dalam menjalankan tugasnya.
"Melihat semangat masyarakat dalam menyambut kenormalan baru, saya rasa kita juga harus tetap semangat dalam memberikan perhatian terbaik kepada tenaga medis kita," kata Mas Bram.
Dikatakan, sejak COVID-19 ditetapkan sebagai bencana nasional pada 13 April 2020, para tenaga medis terus berjuang seolah tanpa mengenal lelah. "Saya sangat prihatin mendengar kabar tenaga kesehatan yang gugur akibat terpapar COVI-19 saat bertugas. Oleh karena itu, saya ingin memastikan ke depannya tenaga medis yang masih bertarung melawan COVID-19 ini mendapatkan perlindungan diri yang baik agar terus bisa memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat," katanya.
Mas Bram berharap bantuan APD ini dapat membantu menjaga keselamatan dan kesehatan tenaga medis dalam bertugas, serta membantu memutus mata rantai penyebaran wabah virus corona di Wonosobo.
Lihat Juga: Bantu Korban Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Anggota Komisi VII DPR Sampaikan Pesan Penting
(abd)