Sering Video Call Mesum Istri Orang, Kades di Taliburi Diituntut Mundur Warga
loading...
A
A
A
KABUPATEN SIKKA - Puluhan warga Desa Nebe, Kecamatan Taliburi, Kabupaten Sikka , Nusa Tenggara Timur (NTT), menggeruduk kantor Camat Talibura pada Senin (8/6/2020). Mereka menuntut Kepala Desa (Kades) Nebe, Paulus Yohakim, mundur dari jabatannya. Warga marah, karena Kades Paulus Yohakim dinilai sering video call (VC) mesum istri orang.
Massa diterima Camat Talibura Laurensius Lilo, dan Kasub Sektor Polsek Talibura Ipda I Wayan Artawan di Aula Kantor Camat Talibura. Warga mendesak camat dan Bupati Kabupaten Sikka untuk mengambil sikap tegas, sebab perbuatan Kades Paulus Yohakim mencoreng nama baik keluarga.
YN salah seorang warga Desa Nebe saat temui wartawan di Kantor Camat Talibura, mengatakan masyarakat datang untuk mengadukan dugaan tindakan asusila yang dilakukan Kades Nebe.
“Kami meminta Pak Camat dan Bapak Bupati segera mengambil tindakan tegas kepada kepala desa kami. Kami tidak mau dipimpin oleh kepala desa yang seperti ini,” ungkapnya, Senin (8/6/2020).
YN mengatakan, berdasarkan informasi yang berkembang di masyarakat, dirinya memastikan bahwa ada bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. (Baca juga: Ribuan Warga Terdampak Banjir Rob di Sikka Belum Terima Bansos)
“ Kades melakukan video call (VC) dengan istri orang, dia menunjukan alat kelaminya kepada lawan jenis melalui VC. Barang bukti yang beredar di masyarakat itu, Minggu (7/6/2020). Masyarakat sudah mengetahui tindakan asusila yang dilakukan kades,” bebernya.
Camat Talibura Laurensius Lilo mengatakan, kedatangan masyarakat membawa tuntutan untuk segera memberhentikan Kepala Desa Nebe terkait kasus asusila yang dilakukannya.
“Masyarakat langsung mendatangi pihak BPD untuk melakukan klarifikasi terhadap persoalan, tetapi tidak ada BPD. Sehingga, hari ini juga masyarakat ke sini,” kata Laurensius.
Terkait laporan masyarakat, jelas Laurensius, pihaknya akan menyurati BPD sekaligus membuat berita acara untuk kemudian diberikan kepada Bupati Sikka.
“Saya akan melakukan konfirmasi dulu apa yang disampaikan masyarakat ke BPD. Barulah saya serahkan data-datanya ke Bapak Bupati, agar Bapak Bupati bisa mengambil sikap,” jelas Laurensius.
Sementara itu, Kasub Sektor Nebe Ipda I Wayan Artawan mengaku belum ada laporan warga ke pihak kepolisian.
“Kami belum mendapatkan laporan terkait tindakan asusila yang dilakukan Kades Nebe,” ujar Ipda I Wayan sembari mengarahkan warga untuk membuat laporan ke polisi.
Sejumlah Wartawan mencoba melakukan konfirmasi ke nomer HP (handphone) sang kades, namun tidak mendapat jawaban. Tiga kali dicoba, namun tetab tidak diangkat.
Massa diterima Camat Talibura Laurensius Lilo, dan Kasub Sektor Polsek Talibura Ipda I Wayan Artawan di Aula Kantor Camat Talibura. Warga mendesak camat dan Bupati Kabupaten Sikka untuk mengambil sikap tegas, sebab perbuatan Kades Paulus Yohakim mencoreng nama baik keluarga.
YN salah seorang warga Desa Nebe saat temui wartawan di Kantor Camat Talibura, mengatakan masyarakat datang untuk mengadukan dugaan tindakan asusila yang dilakukan Kades Nebe.
“Kami meminta Pak Camat dan Bapak Bupati segera mengambil tindakan tegas kepada kepala desa kami. Kami tidak mau dipimpin oleh kepala desa yang seperti ini,” ungkapnya, Senin (8/6/2020).
YN mengatakan, berdasarkan informasi yang berkembang di masyarakat, dirinya memastikan bahwa ada bukti yang bisa dipertanggungjawabkan. (Baca juga: Ribuan Warga Terdampak Banjir Rob di Sikka Belum Terima Bansos)
“ Kades melakukan video call (VC) dengan istri orang, dia menunjukan alat kelaminya kepada lawan jenis melalui VC. Barang bukti yang beredar di masyarakat itu, Minggu (7/6/2020). Masyarakat sudah mengetahui tindakan asusila yang dilakukan kades,” bebernya.
Camat Talibura Laurensius Lilo mengatakan, kedatangan masyarakat membawa tuntutan untuk segera memberhentikan Kepala Desa Nebe terkait kasus asusila yang dilakukannya.
“Masyarakat langsung mendatangi pihak BPD untuk melakukan klarifikasi terhadap persoalan, tetapi tidak ada BPD. Sehingga, hari ini juga masyarakat ke sini,” kata Laurensius.
Terkait laporan masyarakat, jelas Laurensius, pihaknya akan menyurati BPD sekaligus membuat berita acara untuk kemudian diberikan kepada Bupati Sikka.
“Saya akan melakukan konfirmasi dulu apa yang disampaikan masyarakat ke BPD. Barulah saya serahkan data-datanya ke Bapak Bupati, agar Bapak Bupati bisa mengambil sikap,” jelas Laurensius.
Sementara itu, Kasub Sektor Nebe Ipda I Wayan Artawan mengaku belum ada laporan warga ke pihak kepolisian.
“Kami belum mendapatkan laporan terkait tindakan asusila yang dilakukan Kades Nebe,” ujar Ipda I Wayan sembari mengarahkan warga untuk membuat laporan ke polisi.
Sejumlah Wartawan mencoba melakukan konfirmasi ke nomer HP (handphone) sang kades, namun tidak mendapat jawaban. Tiga kali dicoba, namun tetab tidak diangkat.
(zil)