5 Tahun Leluasa Setubuhi Belasan Santriwati, Kebejatan Herry Wirawan Dibongkar Anak Didiknya
loading...
A
A
A
"Korban didoktrin untuk lebih takut pada guru dari pada orang tuanya," imbuh Dedi.
Orang tua korban yang shock mendengar cerita putrinya itu lantas membuat laporan polisi ke Polda Jawa Barat. Menurut Dedi, saat orang tua korban melapor, Herry bahkan masih sempat menelepon korban agar kembali pulang ke pesantrennya.
"Pelaku bahkan sempat mengirim mobil untuk menjemput korban," ujarnya seraya mengatakan bahwa dari situlah awal mula kebejatan Herry terungkap dan baru mulai ramai diberitakan media massa pekan kemarin.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, saat dia menengok para korban, kondisi mereka sudah dalam keadaan baik dan perlahan-lahan bisa menjalani kehidupan normal, meski beberapa di antara mereka memang masih sedikit merasa trauma.
"Rata-rata mereka (para korban) sudah mulai membaik, bahkan mereka ingin kembali lagi ke sekolah," ujar Dedi.
Untuk memenuhi keinginan mereka agar bisa tetap bersekolah, Dedi mengatakan, dirinya siap menjadi orang tua angkat dan siap membiayai semua kebutuhan sekolah mereka.
"Bahkan ada beberapa santriwati yang ingin ikut ke Purwakarta untuk sekolah dan masantren (pesantren). Akhirnya, saya ajak mereka ke sana karena saya juga punya pesantren. Para orang tuanya sudah mengizinkan," kata Dedi yang juga suami Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika itu.
Dedi juga mengatakan bahwa para korban Herry umumnya warga Garut selatan dan sisanya dari sejumlah daerah di Jabar. Herry yang juga berasal dari Garut selatan memang sengaja mencari anak-anak perempuan di wilayah pedalaman Garut selatan untuk dijadikan santrinya.
"Dari kota di Garut selatan saja menuju kampung mereka memakan waktu 7 jam. Dia (Herry) sengaja mencari korban dari kampung pedalaman di Garut karena dianggap lugu," kata Dedi.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago mengakui bahwa pihaknya memang tidak mengekspose kasus yang memakan korban santri hingga beberapa di antaranya hamil dan melahirkan itu ke media massa.
Orang tua korban yang shock mendengar cerita putrinya itu lantas membuat laporan polisi ke Polda Jawa Barat. Menurut Dedi, saat orang tua korban melapor, Herry bahkan masih sempat menelepon korban agar kembali pulang ke pesantrennya.
"Pelaku bahkan sempat mengirim mobil untuk menjemput korban," ujarnya seraya mengatakan bahwa dari situlah awal mula kebejatan Herry terungkap dan baru mulai ramai diberitakan media massa pekan kemarin.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, saat dia menengok para korban, kondisi mereka sudah dalam keadaan baik dan perlahan-lahan bisa menjalani kehidupan normal, meski beberapa di antara mereka memang masih sedikit merasa trauma.
"Rata-rata mereka (para korban) sudah mulai membaik, bahkan mereka ingin kembali lagi ke sekolah," ujar Dedi.
Untuk memenuhi keinginan mereka agar bisa tetap bersekolah, Dedi mengatakan, dirinya siap menjadi orang tua angkat dan siap membiayai semua kebutuhan sekolah mereka.
"Bahkan ada beberapa santriwati yang ingin ikut ke Purwakarta untuk sekolah dan masantren (pesantren). Akhirnya, saya ajak mereka ke sana karena saya juga punya pesantren. Para orang tuanya sudah mengizinkan," kata Dedi yang juga suami Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika itu.
Dedi juga mengatakan bahwa para korban Herry umumnya warga Garut selatan dan sisanya dari sejumlah daerah di Jabar. Herry yang juga berasal dari Garut selatan memang sengaja mencari anak-anak perempuan di wilayah pedalaman Garut selatan untuk dijadikan santrinya.
"Dari kota di Garut selatan saja menuju kampung mereka memakan waktu 7 jam. Dia (Herry) sengaja mencari korban dari kampung pedalaman di Garut karena dianggap lugu," kata Dedi.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi Adrimulan Chaniago mengakui bahwa pihaknya memang tidak mengekspose kasus yang memakan korban santri hingga beberapa di antaranya hamil dan melahirkan itu ke media massa.