2 Kali Dihantam Erupsi Semeru, Warga Dusun Umbulan Lumajang Minta Direlokasi
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Sepanjang tahun 2021, Gunung Semeru , Lumajang, Jawa Timur, dua kali mengalami erupsi pada Januari dan Desember. Hal ini membuat warga trauma, dua kali kehilangan rumah, harta benda, sawah dan kebun.
Warga pun berharap, mereka direlokasi. Seperti terlihat di RT10, Dusun Umbulan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Di wilayah ini, sebanyak 90 KK kehilangan tempat tinggal akibat letusan Semeru.
Sulaiman, salah seorang warga mengatakan, rumahnya rusak berat akibat diterjang lahar dingin Gunung Semeru.
"Ini merupakan kali kedua warga terdampak letusan Gunung Semeru. Dusun kami rusak, pertanian kami hancur. Harta benda kami hilang," katanya, kepada wartawan, Selasa (7/12/2021).
Saat erupsi pertama, 17 Januari 2021, Sulaiman dan puluhan warga lainnya juga mengalami hal yang sama. Lahar dingin akibat letusan Gunung Semeru telah menghancurkan rumahnya, ladangnya, harta bendanya.
"Lahan pertanian warga kini menjadi sungai pasir dan batu. Luasnya berhektare-hektare, mulai dari padi, cabau, palawija, semuanya musnah. Rumah saya juga ambruk, terendam pasir vulkanik. Saya minta direlokasi," sambungnya.
Tidak hanya dirinya, istri dan anak-anaknya juga tampak sangat trauma dengan pengalaman dihantam dua kali erupsi.
Warga pun berharap, mereka direlokasi. Seperti terlihat di RT10, Dusun Umbulan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Di wilayah ini, sebanyak 90 KK kehilangan tempat tinggal akibat letusan Semeru.
Sulaiman, salah seorang warga mengatakan, rumahnya rusak berat akibat diterjang lahar dingin Gunung Semeru.
"Ini merupakan kali kedua warga terdampak letusan Gunung Semeru. Dusun kami rusak, pertanian kami hancur. Harta benda kami hilang," katanya, kepada wartawan, Selasa (7/12/2021).
Saat erupsi pertama, 17 Januari 2021, Sulaiman dan puluhan warga lainnya juga mengalami hal yang sama. Lahar dingin akibat letusan Gunung Semeru telah menghancurkan rumahnya, ladangnya, harta bendanya.
"Lahan pertanian warga kini menjadi sungai pasir dan batu. Luasnya berhektare-hektare, mulai dari padi, cabau, palawija, semuanya musnah. Rumah saya juga ambruk, terendam pasir vulkanik. Saya minta direlokasi," sambungnya.
Tidak hanya dirinya, istri dan anak-anaknya juga tampak sangat trauma dengan pengalaman dihantam dua kali erupsi.
(hsk)