Jagoannya Kalah Voting, Ketua Parlemen Kota di Taiwan Bunuh Diri
loading...
A
A
A
TAIPE - Ketua dewan kota di Kaohsiung selatan, Taiwan mengakhiri hidupna dengan bunuh diri pada Sabtu malam setelah wali kota yang didukungnya kalah dalam pemungutan suara ulang.
Pihak kepolisian Kaohsiung mengatakan ketua Dewan Kota Hsu Kun-yuan bunuh diri dengan cara melompat dari apartemennya di lantai 17 beberapa jam setelah pengumuman kekalahan Wali Kota Kaohsiung Han Kuo-yu. Meskipun begitu kasus ini masih diselidiki.
Wali Kota Kaohsiung Han Kuo-yu, dari partai oposisi utama Kuomintang (KMT) yang secara tradisional lebih menyukai hubungan dekat dengan China, "dipukuli" dengan keras dalam pemungutan suara. Ia lantas menuduh Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa mencoreng namanya untuk melengserkannya kantor Wali Kota. (BACA JUGA: Dokter China Hu Weifeng Kulitnya Menghitam akibat Covid-19 Kini Meninggal)
Han juga menjadi kandidat presiden dari Kuomintang, dan kalah Presiden petahana Tsai Ing-wen dalam pemilu Januari.
Hsu Kun-yuan (63) adalah pendukung kuat Han sekaligus anggota Kuomintang.
Han menulis di halaman Facebook-nya bahwa dia patah hati.
"Saya sangat, sangat sedih, dan tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan di hati saya," katanya seperti dikutip dari Straits Times, Minggu (7/6/2020).
Ketua Partai Kuomintan Johnny Chiang menyatakan kesedihannya dan menyerukan agar tetap tenang setelah pemungutan suara. Chiang mengambil alih partai setelah kekalahan pada Januari lalu menjanjikan perbaikan partai secara menyeluruh termasuk memikirkan kembali kebijakan tidak populernya untuk mencari hubungan lebih dekat dengan China.
"Kematian Ketua Dewan yang tiba-tiba membuat kita khawatir bahwa antagonisme sosial telah meningkat," ujarnya.
Partai DPP sendiri mengatakan bahwa mereka terkejut dengan berita itu, dan meminta orang-orang untuk tidak berspekulasi tentang apa yang terjadi sebelum polisi menyelesaikan penyelidikan mereka.
Pemungutan suara ulang berlangsung dengan latar belakang ketegangan lebih lanjut dengan China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan akan diambil secara paksa jika diperlukan. (BACA JUGA: Sekuriti SD di China Mengamuk, 39 Anak-anak dan Staf Sekolah Terluka)
Itu juga terjadi pada saat yang sama dengan pembaruan protes anti-pemerintah di Hong Kong yang diperintah China terhadap undang-undang keamanan nasional yang didukung Beijing.
Para pengunjuk rasa di Hong Kong mendapatkan simpati publik yang luas di Taiwan dan telah memenangkan dukungan lintas partai yang jarang di pulau itu.
Pihak kepolisian Kaohsiung mengatakan ketua Dewan Kota Hsu Kun-yuan bunuh diri dengan cara melompat dari apartemennya di lantai 17 beberapa jam setelah pengumuman kekalahan Wali Kota Kaohsiung Han Kuo-yu. Meskipun begitu kasus ini masih diselidiki.
Wali Kota Kaohsiung Han Kuo-yu, dari partai oposisi utama Kuomintang (KMT) yang secara tradisional lebih menyukai hubungan dekat dengan China, "dipukuli" dengan keras dalam pemungutan suara. Ia lantas menuduh Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa mencoreng namanya untuk melengserkannya kantor Wali Kota. (BACA JUGA: Dokter China Hu Weifeng Kulitnya Menghitam akibat Covid-19 Kini Meninggal)
Han juga menjadi kandidat presiden dari Kuomintang, dan kalah Presiden petahana Tsai Ing-wen dalam pemilu Januari.
Hsu Kun-yuan (63) adalah pendukung kuat Han sekaligus anggota Kuomintang.
Han menulis di halaman Facebook-nya bahwa dia patah hati.
"Saya sangat, sangat sedih, dan tidak memiliki kata-kata untuk mengungkapkan apa yang saya rasakan di hati saya," katanya seperti dikutip dari Straits Times, Minggu (7/6/2020).
Ketua Partai Kuomintan Johnny Chiang menyatakan kesedihannya dan menyerukan agar tetap tenang setelah pemungutan suara. Chiang mengambil alih partai setelah kekalahan pada Januari lalu menjanjikan perbaikan partai secara menyeluruh termasuk memikirkan kembali kebijakan tidak populernya untuk mencari hubungan lebih dekat dengan China.
"Kematian Ketua Dewan yang tiba-tiba membuat kita khawatir bahwa antagonisme sosial telah meningkat," ujarnya.
Partai DPP sendiri mengatakan bahwa mereka terkejut dengan berita itu, dan meminta orang-orang untuk tidak berspekulasi tentang apa yang terjadi sebelum polisi menyelesaikan penyelidikan mereka.
Pemungutan suara ulang berlangsung dengan latar belakang ketegangan lebih lanjut dengan China, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya sendiri dan akan diambil secara paksa jika diperlukan. (BACA JUGA: Sekuriti SD di China Mengamuk, 39 Anak-anak dan Staf Sekolah Terluka)
Itu juga terjadi pada saat yang sama dengan pembaruan protes anti-pemerintah di Hong Kong yang diperintah China terhadap undang-undang keamanan nasional yang didukung Beijing.
Para pengunjuk rasa di Hong Kong mendapatkan simpati publik yang luas di Taiwan dan telah memenangkan dukungan lintas partai yang jarang di pulau itu.
(vit)