Kebal Peluru, Untung Surapati Naik Kuda Kiai Pakeling Bikin Nyali Pasukan Belanda Ciut

Jum'at, 19 November 2021 - 09:27 WIB
loading...
Kebal Peluru, Untung...
Sosok Untung Surapati terkenal kebal peluru dan sulit ditaklukkan dalam peperangan melawan tentara penjajah Belanda. Foto/Ist
A A A
PASURUAN - Untung Surapati terkenal kebal peluru dan sulit ditaklukkan dalam peperangan. Sepak terjangnya membuat nyali pasukan penjajah Belanda ciut. Bahkan, Untung Surapati saat terkena tembakan peluru emas tentara VOC Belanda dalam peperangan tidak mengalami luka serius.

Penembakan terhadap Untung Surapati dilakukan usai membunuh seorang pasukan VOC saat pertempuran gabungan.


Kisah ini diceritakan dalam buku "Untung Surapati Melawan VOC Sampai Mati" yang ditulis oleh Sri Wintala Achmad.

Peperangan ini terjadi antara gabungan tentara Sampang, Surabaya, dan tentara VOC, dengan gabungan pasukan Pasuruhan dan Bali, yang dikomandoi Untung Surapati.

Peperangan berlangsung setelah Untung Surapati mendengar pasukan Sampang, Madura, dan tentara VOC berperang melawan pasukan Sunan Amangkurat III di Bangil, Pasuruan, Jawa Timur.

Pemicunya, Sunan Amangkurat III menganiaya Adipati Martawangsa karena salah paham. Adipati itu konon dikebiri oleh Sunan Amangkurat III hingga tak sadarkan diri.



Mengetahui pimpinannya dianiaya oleh Sunan Amangkurat III, rakyat Pranaga marah besar. Serempak mereka menyerang Sunan Amangkurat III beserta rombongannya.

Karena kalah pasukan, Sunan Amangkurat III dan rombongannya melarikan diri ke Madiun. Rakyat Pranaga mendapat bantuan dari pasukan Sampang, Surabaya, dan tentara VOC terus memburu Sunan Amangkurat III sampai Madiun.

Dari Madiun, Sunan Amangkurat III yang mendapat pertolongan Angebehi Lor dan Angebehi Kidul kemudian dibawa ke Kediri.

Untung Surapati pun membantu pasukan Sunan Amangkurat III yang mendengar diserang oleh tentara gabungan di Bangil. Dengan kuda Kiai Pakeling, Untung Surapati beserta pasukannya membelah barisan pasukan gabungan Sampang, Surabaya, dan tentara kompeni Belanda.



Perang tanding antara kedua pasukan besar itu pun mengerikan. Derap kaki-kaki kuda, panah-panah api berlesatan di udara, pedang-pedang berdentingan.

Desingan peluru yang melesat dari lubang-lubang senapan. Teriakan-teriakan prajurit sebelum menemui ajalnya terdengar di lokasi. Mereka bergelimpangan di tanah dengan bersimpah darah.

Dalam sekejap mata, banyak prajurit yang tewas dalam perang di Bangil. Tak hanya prajurit-prajurit dari pasukan gabungan Pasuruhan dan Bali, tetapi pasukan gabungan Sampang, Surabaya, dan tentara kompeni.

Mereka menjadi tumbal perang saudara antara Sunan Amangkurat III dan Sunan Pakubuwana. Betapa cerdasnya pasukan gabungan Sampang, Surabaya, dan kompeni, untuk menaklukkan pasukan Pasuruhan dan Bali, dengan memisahkan Untung Surapati dari pasukannya.

Sesudah Untung Surapati terpisah dari pasukannya, tentara kompeni menyerangnya yang masih terduduk di atas kuda Kiai Pakeling miliknya. Tetapi justru Untung Surapati dengan kelihaiannya berhasil membunuh tentara kompeni.

Sesudah berhasil membunuh, tentara VOC yang dipimpin oleh Mayor Goovert Knole tersebut menembakkan peluru emas ke tubuh Untung Surapati. Tetapi anehnya peluru emas tidak memberikan luka sama sekali ke tubuh Untung Surapati. Namun kendati tidak terluka, rasa teramat sakit di dalam tubuhnya amat terasa oleh Untung Surapati.

Dengan kuda Kiai Pakeling, Untung Surapati yang mengalami luka dalam itu meninggalkan medan perang. Untung Surapati pun pulang ke Pasuruhan. Perihal Untung Surapati yang takluk di peperangan di Bangil melawan pasukan Sunan Pakubuwana karena peluru emas dikisahkan pada Babad Tanah Jawa jilid 18.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3141 seconds (0.1#10.140)