Golkar Barru Dorong Peningkatan Produktivitas Beras Organik
loading...
A
A
A
BARRU - Partai Golkar Kabupaten Barru, menggelar seminar pertanian di sekretariatnya pada Rabu, (17/11/2021). Kegiatan ini bertujuan untuk mendorong produktivitas pertanian khususnya komoditi beras organik.
Narasumber utama, Prof Djuanda Djudda mengajak peserta agar bisa melirik pembudidayaan beras organik, dibanding kimia. Sebab hasil panennya diklaim lebih besar.
“Harapan kita produksinya dibandingkan dengan kimia, bisa tiga kali lipat. Biasanya kan petani itu cuma bisa mendapatkan 5 sampai 6 ton, tapi kemarin (kita panen) di Barru, ada 16 ton per hektar,” kata Prof Djuanda saat dihubungi usai memberi materi seminar.
Ahli pertanian ini menuturkan, belum lagi harga beras organik lebih menjanjikan dibanding kimia. Ia menyebut harganya bahkan bisa mencapai dua kali lipat.
“Harga beras (kimia) kan biasanya Rp7500, tapi nanti bisa dua kali lipat, bisa sampai Rp16000 per kilo, karena sudah jadi beras sehat,” sebut Prof Djuanda.
Dirinya menjelaskan, ke depan pertanian beras organik ini diharap bisa semaki maju di Barru.
“Berarti Barru ke depan, yang punya sawah seluas 15.000 hektar sama hasilnya nanti dengan sawah 45.000 hektar. Sehingga sasaran petani lima tahun ke depan bisa pensiun. Karena kalau dianalisa 5 tahun depositonya sudah Rp500 juta,” jelasnya.
Prof Djuanda punya cita-cita, Kabupaten Barru bisa menjadi lumbung beras organik pertama di Indonesia. Selain memiliki komoditi yang bisa diunggulkan, juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kita berharap bagaimana masyarakat Barru bisa menjadi contoh bagi kabupaten di seluruh Indonesia. Program-program kita bahwa program beras organik ini, semoga Barru bisa mnejadi kabupaten pertama. sehingga kalau orang mau cari beras organik, ya ke Barru,” harapnya.
Narasumber utama, Prof Djuanda Djudda mengajak peserta agar bisa melirik pembudidayaan beras organik, dibanding kimia. Sebab hasil panennya diklaim lebih besar.
“Harapan kita produksinya dibandingkan dengan kimia, bisa tiga kali lipat. Biasanya kan petani itu cuma bisa mendapatkan 5 sampai 6 ton, tapi kemarin (kita panen) di Barru, ada 16 ton per hektar,” kata Prof Djuanda saat dihubungi usai memberi materi seminar.
Ahli pertanian ini menuturkan, belum lagi harga beras organik lebih menjanjikan dibanding kimia. Ia menyebut harganya bahkan bisa mencapai dua kali lipat.
“Harga beras (kimia) kan biasanya Rp7500, tapi nanti bisa dua kali lipat, bisa sampai Rp16000 per kilo, karena sudah jadi beras sehat,” sebut Prof Djuanda.
Dirinya menjelaskan, ke depan pertanian beras organik ini diharap bisa semaki maju di Barru.
“Berarti Barru ke depan, yang punya sawah seluas 15.000 hektar sama hasilnya nanti dengan sawah 45.000 hektar. Sehingga sasaran petani lima tahun ke depan bisa pensiun. Karena kalau dianalisa 5 tahun depositonya sudah Rp500 juta,” jelasnya.
Prof Djuanda punya cita-cita, Kabupaten Barru bisa menjadi lumbung beras organik pertama di Indonesia. Selain memiliki komoditi yang bisa diunggulkan, juga mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
“Kita berharap bagaimana masyarakat Barru bisa menjadi contoh bagi kabupaten di seluruh Indonesia. Program-program kita bahwa program beras organik ini, semoga Barru bisa mnejadi kabupaten pertama. sehingga kalau orang mau cari beras organik, ya ke Barru,” harapnya.