Selama Januari - Oktober 2021, Ekspor Jawa Timur Naik 17,25 Persen
loading...
A
A
A
SURABAYA - Selama Januari - Oktober 2021, ekspor Jawa Timur (Jatim) sebesar USD 18,55 miliar atau naik 17,25 persen dibandingkan Januari - Oktober 2020. Selama periode tersebut, ekspor nonmigas ke kawasan negara ASEAN sebesar USD 3,08 miliar atau sebesar 17,82 persen dari total ekspor.
Malaysia menjadi tujuan utama dengan nilai ekspor nonmigas mencapai USD1,28 miliar dengan kontribusi terhadap ekspor 7,39 persen. Ekspor nonmigas ke Uni Eropa pada periode tersebut mencapai USD 1,44 miliar dengan kontribusi sebesar 8,35 persen.
Ekspor ke Belanda merupakan yang terbesar ke Uni Eropa selama periode ini yakni senilai USD 453,24 juta dengan kontribusi 2,63 persen.
Baca juga: Catat! Ini Pemetaan Wilayah Rawan Genangan dan Banjir Rob
Ekspor nonmigas negara utama lainnya selama periode ini, yang terbesar adalah ke Amerika Serikat dengan nilai USD 2,82miliar atau dengan kontribusi sebesar 16,34 persen. Disusul ke Jepang sebesar USD 2,60 miliar atau dengan kontribuso 15,07 persen.
"Lalu ke Tiongkok sebesar USD 2,41 miliar atau dengan kontribusi 13,96 persen," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Rabu (17/11/2021).
Selama Januari - Oktober 2021, komoditas terbesar ekspor yang berkontribusi terbesar adalah komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda yaitu dengan nilai USD1,42 miliar atau berkontribusi 7,68 persen dari total komoditas ekspor. Disusul minyak petroleum mentah dengan kontribusi 6,84 persen atau sebesar USD 1,27 miliar.
"Peringkat ketiga adalah komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan kontribusi 4,67 persen atau dengan nilai ekspor USD 865,55 juta," imbuh Umar.
Sementara itu, ekspor Jatim pada Oktober 2021 turun 5,42 persen dibanding September 2021, yaitu dari USD 1,99 miliar menjadi USD 1,88 miliar. Sementara dibandingkan Oktober 2020, nilai ekspor naik 18,46 persen. Penurunan nilai ekspor dibanding bulan lalu, disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor di Jawa Timur pada kinerja ekspor sektor migas dan non migas.
Jika dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas turun 5,27 persen, yaitu dari USD 1,89 miliar menjadi USD 1,79 miliar. Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang 95,28 persen dari total ekspor bulan Oktober. Dibandingkan Oktober 2020, nilai ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 16,99 persen.
Sedangkan nilai ekspor sektor migas pada bulan Oktober 2021 turun sebesar 8,39 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari USD 96,69 juta menjadi USD 88,57 juta. Kontribusi ekspor sektor migas menyumbang 4,72 persen total ekspor Jatim pada bulan ini. Dibandingkan Oktober 2020 nilai ekspor migas mengalami peningkatan sebesar 58,94 persen.
Malaysia menjadi tujuan utama dengan nilai ekspor nonmigas mencapai USD1,28 miliar dengan kontribusi terhadap ekspor 7,39 persen. Ekspor nonmigas ke Uni Eropa pada periode tersebut mencapai USD 1,44 miliar dengan kontribusi sebesar 8,35 persen.
Ekspor ke Belanda merupakan yang terbesar ke Uni Eropa selama periode ini yakni senilai USD 453,24 juta dengan kontribusi 2,63 persen.
Baca juga: Catat! Ini Pemetaan Wilayah Rawan Genangan dan Banjir Rob
Ekspor nonmigas negara utama lainnya selama periode ini, yang terbesar adalah ke Amerika Serikat dengan nilai USD 2,82miliar atau dengan kontribusi sebesar 16,34 persen. Disusul ke Jepang sebesar USD 2,60 miliar atau dengan kontribuso 15,07 persen.
"Lalu ke Tiongkok sebesar USD 2,41 miliar atau dengan kontribusi 13,96 persen," kata Koordinator Fungsi Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, Umar Sjaifudin dalam rilisnya, Rabu (17/11/2021).
Selama Januari - Oktober 2021, komoditas terbesar ekspor yang berkontribusi terbesar adalah komoditas tembaga dimurnikan berupa katoda dan bagian dari katoda yaitu dengan nilai USD1,42 miliar atau berkontribusi 7,68 persen dari total komoditas ekspor. Disusul minyak petroleum mentah dengan kontribusi 6,84 persen atau sebesar USD 1,27 miliar.
"Peringkat ketiga adalah komoditas sisa dan skrap dari logam mulia lainnya dengan kontribusi 4,67 persen atau dengan nilai ekspor USD 865,55 juta," imbuh Umar.
Sementara itu, ekspor Jatim pada Oktober 2021 turun 5,42 persen dibanding September 2021, yaitu dari USD 1,99 miliar menjadi USD 1,88 miliar. Sementara dibandingkan Oktober 2020, nilai ekspor naik 18,46 persen. Penurunan nilai ekspor dibanding bulan lalu, disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor di Jawa Timur pada kinerja ekspor sektor migas dan non migas.
Jika dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor sektor nonmigas turun 5,27 persen, yaitu dari USD 1,89 miliar menjadi USD 1,79 miliar. Nilai ekspor sektor nonmigas tersebut menyumbang 95,28 persen dari total ekspor bulan Oktober. Dibandingkan Oktober 2020, nilai ekspor sektor nonmigas mengalami peningkatan sebesar 16,99 persen.
Sedangkan nilai ekspor sektor migas pada bulan Oktober 2021 turun sebesar 8,39 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari USD 96,69 juta menjadi USD 88,57 juta. Kontribusi ekspor sektor migas menyumbang 4,72 persen total ekspor Jatim pada bulan ini. Dibandingkan Oktober 2020 nilai ekspor migas mengalami peningkatan sebesar 58,94 persen.
(msd)