Ini Cara Sampang dan Sumenep Terbebas Positif Corona
loading...
A
A
A
SURABAYA - Hampir seluruh wilayah Jawa Timur (Jatim) masuk dalam zona merah COVID-19. Namun, ada dua wilayah di sana yang masih terbebas positif corona alias masih masuk zona hijau.
Dua daerah tersebut adalah Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Sampang. Bagaimana cara dua kabupaten ini bisa mengantisipasi penyebaran virus berbahaya ini?, Bupati Sampang Slamet Junaidi mengungkapkan strateginya.
Slamet Junaidi mengakui, untuk mencegah penyebaran virus ini dibutuhkan perhatian yang luar bisa. Dia mengaku, dirinya dan jajarannya selama ini selalu aktif melakukan pencegahan penyebaran COVID-19. "Kami aktif turun ke lapangan untuk memantau warga kami. Sore ini kami juga masih di lapangan, mobil kita sedang mogok tengah hutan karena kami dengar ada hajatan pernikahan, kami meminta supaya itu diundur saja setelah COVID-19 ini berlalu," ungkapnya, Minggu (12/4/2020).
Meski masih dalam zona hijau, warga Sampang yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) ada sebanyak 281 orang. Sedangkan yang berstatus sebagai Orang Dalam Risiko (ODR) ada sebanyak 10.000 orang. Para ODP maupun ODR ini yang kini dalam pengawasan ketat oleh Pemkab Sampang.
"Besok Senin kita panggil seluruhnya, kepala puskesmas, postu dan polindes, kami akan melakukan pendataan. Sekarang ini sudah ada sebanyak sepuluh ribu lebih warga kami yang sampai di desa-desa kita lakukan isolasi," kata Slamet Junaidi.
Dari mengumpulkan para kepala puskesmas tersebut, pihaknya ingin agar mereka mendapatkan data riil ODR di Kabupaten Sampang. Yang nantinya mereka akan diminta untuk melakukan isolasi diri. Pemda juga akan hadir di sana untuk mencegah agar ODR tidak keluar rumah.
ODR di Kabupaten Sampang ini adalah warga pekerja migran yang mudik dari Malaysia. Mereka juga ada yang dari Spanyol serta Amerika. Oleh Pemkab, mereka diberikan prioritas untuk dilakukan monitoring. “Adapun ODP kita di Sampang, kita selalu melakukan monitoring. Siang malam kita gerak bersama karena Gugus Tugas kita sampai desa,” tegas Slamet Junaidi.
Hal senada juga disampaikan Bupati Sumenep Busyro Karim. Dia mengatakan, bisa mempertahankan Sumenep sebagai zona hijau karena daerahnya melaksanakan aturan dengan ketat. Dan jaminan keselamatan pada siapapun yang datang ke Sumenep juga dilaksanakan.
“Semua yang datang discreening dilihat kesehatannya. Di antaranya yang mudik. Selanjutnya ada kesadaran masyarakat karena juga dari tokoh masyarakat juga ikut melakukan imbauan. Seperti kalau ada pesta pernikahan itu sebaiknya ditunda dulu,” kata Busyro.
Tidak hanya itu, di kawasan pedesaan Kabupaten Sumenep juga diterapkan desa siaga COVID-19. Masker dan semacamnya juga produksi sendiri oleh warga sebagai sarana pencegahan penyebaran virus. “Bilik-bilik sterilisasi juga didirikan di berbagai wilayah di Sumenep. Bahkan di Kangean juga sudah disiapkan,” katanya.
Sejauh ini, di Kabupaten Sumenep tercatat ada sebanyak 123 ODP. Dikatakan Busyro, di Sumenep ada sebanyak 82 orang yang diisolasi secara mandiri atau karantina mandiri. “Sudah ada 82 orang yang diisolasi. Biasanya ada yang menolak saat awal akan dikarantina. Tapi setelah dibujuk dan diberi pengertian akhirnya mau. Intinya peran tokoh desa,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberi semangat dan juga motivasi pada pemerintah daerah setempat agar terus berjuang tak kenal lelah mencegah penyebaran COVID-19.
“Terus semangat menjaga daerah kita agar tidak terjadi penyebaran virus. Dan tak henti mari kita terus sosialisasikan ke masyarakat untuk stay at home untuk memproteksi diri sendiri maupun orang lain,” kata Gubernur Khofifah. (nbs)
Dua daerah tersebut adalah Kabupaten Sumenep dan Kabupaten Sampang. Bagaimana cara dua kabupaten ini bisa mengantisipasi penyebaran virus berbahaya ini?, Bupati Sampang Slamet Junaidi mengungkapkan strateginya.
Slamet Junaidi mengakui, untuk mencegah penyebaran virus ini dibutuhkan perhatian yang luar bisa. Dia mengaku, dirinya dan jajarannya selama ini selalu aktif melakukan pencegahan penyebaran COVID-19. "Kami aktif turun ke lapangan untuk memantau warga kami. Sore ini kami juga masih di lapangan, mobil kita sedang mogok tengah hutan karena kami dengar ada hajatan pernikahan, kami meminta supaya itu diundur saja setelah COVID-19 ini berlalu," ungkapnya, Minggu (12/4/2020).
Meski masih dalam zona hijau, warga Sampang yang berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) ada sebanyak 281 orang. Sedangkan yang berstatus sebagai Orang Dalam Risiko (ODR) ada sebanyak 10.000 orang. Para ODP maupun ODR ini yang kini dalam pengawasan ketat oleh Pemkab Sampang.
"Besok Senin kita panggil seluruhnya, kepala puskesmas, postu dan polindes, kami akan melakukan pendataan. Sekarang ini sudah ada sebanyak sepuluh ribu lebih warga kami yang sampai di desa-desa kita lakukan isolasi," kata Slamet Junaidi.
Dari mengumpulkan para kepala puskesmas tersebut, pihaknya ingin agar mereka mendapatkan data riil ODR di Kabupaten Sampang. Yang nantinya mereka akan diminta untuk melakukan isolasi diri. Pemda juga akan hadir di sana untuk mencegah agar ODR tidak keluar rumah.
ODR di Kabupaten Sampang ini adalah warga pekerja migran yang mudik dari Malaysia. Mereka juga ada yang dari Spanyol serta Amerika. Oleh Pemkab, mereka diberikan prioritas untuk dilakukan monitoring. “Adapun ODP kita di Sampang, kita selalu melakukan monitoring. Siang malam kita gerak bersama karena Gugus Tugas kita sampai desa,” tegas Slamet Junaidi.
Hal senada juga disampaikan Bupati Sumenep Busyro Karim. Dia mengatakan, bisa mempertahankan Sumenep sebagai zona hijau karena daerahnya melaksanakan aturan dengan ketat. Dan jaminan keselamatan pada siapapun yang datang ke Sumenep juga dilaksanakan.
“Semua yang datang discreening dilihat kesehatannya. Di antaranya yang mudik. Selanjutnya ada kesadaran masyarakat karena juga dari tokoh masyarakat juga ikut melakukan imbauan. Seperti kalau ada pesta pernikahan itu sebaiknya ditunda dulu,” kata Busyro.
Tidak hanya itu, di kawasan pedesaan Kabupaten Sumenep juga diterapkan desa siaga COVID-19. Masker dan semacamnya juga produksi sendiri oleh warga sebagai sarana pencegahan penyebaran virus. “Bilik-bilik sterilisasi juga didirikan di berbagai wilayah di Sumenep. Bahkan di Kangean juga sudah disiapkan,” katanya.
Sejauh ini, di Kabupaten Sumenep tercatat ada sebanyak 123 ODP. Dikatakan Busyro, di Sumenep ada sebanyak 82 orang yang diisolasi secara mandiri atau karantina mandiri. “Sudah ada 82 orang yang diisolasi. Biasanya ada yang menolak saat awal akan dikarantina. Tapi setelah dibujuk dan diberi pengertian akhirnya mau. Intinya peran tokoh desa,” tegasnya.
Sementara itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa memberi semangat dan juga motivasi pada pemerintah daerah setempat agar terus berjuang tak kenal lelah mencegah penyebaran COVID-19.
“Terus semangat menjaga daerah kita agar tidak terjadi penyebaran virus. Dan tak henti mari kita terus sosialisasikan ke masyarakat untuk stay at home untuk memproteksi diri sendiri maupun orang lain,” kata Gubernur Khofifah. (nbs)
(sun)