Dokter China Hu Weifeng Kulitnya Menghitam akibat Covid-19 Kini Meninggal
loading...
A
A
A
WUHAN - Dokter Hu Weifeng, seorang dokter China yang kulitnya berubah menjadi hitam setelah dirawat karena terinfeksi virus corona baru (Covid-19) telah meninggal.
Dokter Hu Weifeng telah berjuang selama lima bulan melawan virus tersebut. Hu Weifeng terpapar Covid-19 pada Januari ketika dia merawat pasien yang terkena virus pembunuh itu di sebuah rumah sakit di Wuhan. (BACA JUGA: Sekuriti SD di China Mengamuk, 39 Anak-anak dan Staf Sekolah Terluka)
Dia telah diikat di tempat tidur selama lebih dari dua bulan sebelum dia meninggal di rumah sakit tersebut pada hari Selasa lalu.
Dokter berusia 42 tahun itu dan rekannya, dokter Yi Fan, telah menjadi berita utama setelah kulit mereka berubah warna menjadi hitam karena kerusakan hati yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Peng Mei News melaporkan Hu, seorang ahli urologi, dirawat di unit perawatan intensif sebelum dia meninggal karena komplikasi yang ditimbulkan oleh Covid-19.
Menurut seorang dokter senior dari Sino-French New City Branch of Wuhan Tongji Hospital, tempat korban dirawat, Hu mengalami koma sampai dia meninggal setelah menderita pendarahan otak pada 22 April dan menjalani operasi.
Dokter, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada South China Morning Post; Rabu (3/6/2020) "Kami beroperasi untuk mengeluarkan cairan dari otaknya pada hari Sabtu."
Rumah sakit tersebut telah kehilangan setidaknya lima pekerja medisnya karena Covid-19, namun belum mengomentari kematian dokter Hu. (BACA JUGA: Warga Gaza Gembira dengan Dibukanya Lagi Masjid dan Sekolah)
Dokter Hu bekerja dengan dokter Li Wenliang, sosok yang mengeluarkan peringatan pertama tentang virus corona baru yang kemudian secara resmi bernama SARS-CoV-2.
Li Wenliang yang dikenal sebagai dokter whistleblower Covid-19 ditegur oleh polisi sebelum dia meninggal karena virus tersebut pada 7 Februari 2020.
Pada bulan Maret lalu, dua rekan Li, Mei Zhongming, 57, dan Zhu Heping, 67, meninggal setelah tertular virus corona baru dan tak lama kemudian kepala operasi tiroid dan payudara Jiang Xueqing, 55, juga meninggal.
Dokter Hu Weifeng telah berjuang selama lima bulan melawan virus tersebut. Hu Weifeng terpapar Covid-19 pada Januari ketika dia merawat pasien yang terkena virus pembunuh itu di sebuah rumah sakit di Wuhan. (BACA JUGA: Sekuriti SD di China Mengamuk, 39 Anak-anak dan Staf Sekolah Terluka)
Dia telah diikat di tempat tidur selama lebih dari dua bulan sebelum dia meninggal di rumah sakit tersebut pada hari Selasa lalu.
Dokter berusia 42 tahun itu dan rekannya, dokter Yi Fan, telah menjadi berita utama setelah kulit mereka berubah warna menjadi hitam karena kerusakan hati yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon.
Peng Mei News melaporkan Hu, seorang ahli urologi, dirawat di unit perawatan intensif sebelum dia meninggal karena komplikasi yang ditimbulkan oleh Covid-19.
Menurut seorang dokter senior dari Sino-French New City Branch of Wuhan Tongji Hospital, tempat korban dirawat, Hu mengalami koma sampai dia meninggal setelah menderita pendarahan otak pada 22 April dan menjalani operasi.
Dokter, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada South China Morning Post; Rabu (3/6/2020) "Kami beroperasi untuk mengeluarkan cairan dari otaknya pada hari Sabtu."
Rumah sakit tersebut telah kehilangan setidaknya lima pekerja medisnya karena Covid-19, namun belum mengomentari kematian dokter Hu. (BACA JUGA: Warga Gaza Gembira dengan Dibukanya Lagi Masjid dan Sekolah)
Dokter Hu bekerja dengan dokter Li Wenliang, sosok yang mengeluarkan peringatan pertama tentang virus corona baru yang kemudian secara resmi bernama SARS-CoV-2.
Li Wenliang yang dikenal sebagai dokter whistleblower Covid-19 ditegur oleh polisi sebelum dia meninggal karena virus tersebut pada 7 Februari 2020.
Pada bulan Maret lalu, dua rekan Li, Mei Zhongming, 57, dan Zhu Heping, 67, meninggal setelah tertular virus corona baru dan tak lama kemudian kepala operasi tiroid dan payudara Jiang Xueqing, 55, juga meninggal.