Kisah Guru Teladan yang Rela Mengajar Para Muridnya dari Rumah ke Rumah
loading...
A
A
A
SUMENEP - Kisah salah seorang guru sekolah dasar di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Avan Fathurrahman patut diteladani. Karena sejak pandemi Covid-19 terjadi dan Kemendikbud RI memberlakukan program belajar di rumah setiap hari Avan Fathurrahman harus berkeliling ke rumah masing-masing muridnya agar mereka tetap bisa belajar.
Hal ini dilakukan Avan Fathurrahman guru ASN di SDN Batu Putih Laok 3, Desa Batu Putih Kenek, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sejak pandemi Covid-19 berlangsung. (Baca: Ugal-ugalan Ratusan Truk Proyek Rujab Gubernur Sultra Dihentikan Polisi)
Pak Avan sapaan akrab guru di SDN Batu Putih Laok 3 ini tidak lagi mengajar anak didiknya di sekolah. Dimana secara bergiliran Avan Fathurrahman memilih untuk mendatangi rumah anak didiknya satu persatu agar mereka tetap bisa belajar.
“Sejak ada edaran pada 16 Maret 2020 itu bahwa siswa diberlakukan belajar di rumah. Guru juga harus mengajar dari rumah, saya hubungi beberapa wali murid ternyata mereka tidak punya HP pintar untuk aplikasi pembelajaran. Ya akhirnya saya yang harus mendatangi mereka untuk mengecek pembelajaran,” ungkap Avan Fathurrahman.
Ini dilakukannya karena mayoritas anak didiknya tidak memiliki handphone android atau HP pintar untuk bisa mengaplikasikan program belajar dari rumah sesuai arahan Kemendikbud RI.
Setiap hari pak Avan dengan sabar melewati sejumlah jalan perempatan yang mayoritas rusak, becek atau berlumpur untuk bisa sampai di rumah anak didiknya.
“Saya harus menitipkan sepeda motornya dan terpaksa berjalan kaki melewati pematang sawah untuk bisa mengajar anak didik yang ada di pelosok desa. Hal ini terpaksa dilakukan karena sebagian rumah anak didik saya tidak bisa dijangkau dengan sepeda motor. Terlebih jika hujan,” kata dia kepada MNC Media beberapa waktu lalu.
Pak Avan mengaku melakukan semua ini sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru di tengah musibah pandemi Covid-19 dan keterbatasan ekonomi sebagian besar para wali murid.
Dia mengaku senang melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru karena mendapat dukungan dari kepala sekolah dan lebih-lebih para wali siswa.
“Saat cuaca bagus saya bisa mendatangi delapan hingga 11 rumah murid-muridnya. Namun jika sedang hujan dan jalan becek saya hanya mendatangi rumah murid semampunya. Satu murid itu sekitar 25 sampai 30 menit dikunjungi,” timpalnya.
Penerapan program belajar di rumah khususnya di wilayah pedesaan, lanjut dia, dinilai kurang efektif karena banyak siswa yang tidak memiliki gawai pintar.
Ramdani salah seorang siswa mengaku senang saat gurunya pak Avan mendatangi langsung masing-masing rumah anak didiknya untuk belajar.
“Saya belajar di rumah kan sekolah tidak masuk. Setiap hari saya didatangi oleh bapak Avan untuk belajar. Pak Avan orangnya baik, “ ungkap Ramdani.
Minimal, kata dia, tidak bosan saat belajar di rumah. Dia juga mengaku sudah ingin bersekolah lagi seperti biasanya.
Avan Abdurrahman adalah satu dari sekian sosok guru yang perlu diteladani musibah virus Corona tidak membuatnya lelah dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. Namu dia tetap gigih mengajari murid-muridnya meski harus mendatangi murid ke rumahnya masing-masing.
Hal ini dilakukan Avan Fathurrahman guru ASN di SDN Batu Putih Laok 3, Desa Batu Putih Kenek, Kecamatan Batu Putih, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur sejak pandemi Covid-19 berlangsung. (Baca: Ugal-ugalan Ratusan Truk Proyek Rujab Gubernur Sultra Dihentikan Polisi)
Pak Avan sapaan akrab guru di SDN Batu Putih Laok 3 ini tidak lagi mengajar anak didiknya di sekolah. Dimana secara bergiliran Avan Fathurrahman memilih untuk mendatangi rumah anak didiknya satu persatu agar mereka tetap bisa belajar.
“Sejak ada edaran pada 16 Maret 2020 itu bahwa siswa diberlakukan belajar di rumah. Guru juga harus mengajar dari rumah, saya hubungi beberapa wali murid ternyata mereka tidak punya HP pintar untuk aplikasi pembelajaran. Ya akhirnya saya yang harus mendatangi mereka untuk mengecek pembelajaran,” ungkap Avan Fathurrahman.
Ini dilakukannya karena mayoritas anak didiknya tidak memiliki handphone android atau HP pintar untuk bisa mengaplikasikan program belajar dari rumah sesuai arahan Kemendikbud RI.
Setiap hari pak Avan dengan sabar melewati sejumlah jalan perempatan yang mayoritas rusak, becek atau berlumpur untuk bisa sampai di rumah anak didiknya.
“Saya harus menitipkan sepeda motornya dan terpaksa berjalan kaki melewati pematang sawah untuk bisa mengajar anak didik yang ada di pelosok desa. Hal ini terpaksa dilakukan karena sebagian rumah anak didik saya tidak bisa dijangkau dengan sepeda motor. Terlebih jika hujan,” kata dia kepada MNC Media beberapa waktu lalu.
Pak Avan mengaku melakukan semua ini sebagai bagian dari tugas dan tanggung jawab sebagai seorang guru di tengah musibah pandemi Covid-19 dan keterbatasan ekonomi sebagian besar para wali murid.
Dia mengaku senang melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai guru karena mendapat dukungan dari kepala sekolah dan lebih-lebih para wali siswa.
“Saat cuaca bagus saya bisa mendatangi delapan hingga 11 rumah murid-muridnya. Namun jika sedang hujan dan jalan becek saya hanya mendatangi rumah murid semampunya. Satu murid itu sekitar 25 sampai 30 menit dikunjungi,” timpalnya.
Penerapan program belajar di rumah khususnya di wilayah pedesaan, lanjut dia, dinilai kurang efektif karena banyak siswa yang tidak memiliki gawai pintar.
Ramdani salah seorang siswa mengaku senang saat gurunya pak Avan mendatangi langsung masing-masing rumah anak didiknya untuk belajar.
“Saya belajar di rumah kan sekolah tidak masuk. Setiap hari saya didatangi oleh bapak Avan untuk belajar. Pak Avan orangnya baik, “ ungkap Ramdani.
Minimal, kata dia, tidak bosan saat belajar di rumah. Dia juga mengaku sudah ingin bersekolah lagi seperti biasanya.
Avan Abdurrahman adalah satu dari sekian sosok guru yang perlu diteladani musibah virus Corona tidak membuatnya lelah dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru. Namu dia tetap gigih mengajari murid-muridnya meski harus mendatangi murid ke rumahnya masing-masing.
(sms)