308 Anjal-Gepeng di Kota Makassar Berhasil Dijaring
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sebanyak 308 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), berhasil dijaring Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) bersama tim reaksi cepat (TRC) Saribattang Dinas Sosial Kota Makassar dalam kegiatan zero PMKS.
Kegiatan yang sudah dihelat selama 46 hari tersebut telah menyasar 15 kecamatan. Plt Kepala Satpol PP Kota Makassar Iqbal Asnan mengatakan program tersebut akan terus diintensifkan hingga akhir Desember 2021 ini.
"Dan kita harapkan di 2022 metode ini dipertahankan, tapi tergantung juga di Dinsos karena ini sebenarnya leadingnya di Dinsos. Kita sudah bantu, kami tawarkan konsep penertiban baru dan ini efektif turun signifikan," ujarnya.
Menurutnya metode ini semestinya menjadi program andalan dan di-support dengan anggarann yang mumpini, selain itu konsepnya dapat dirombak agar penjaringan tidak hanya dilakukan pada siang hari melainkan hingga malam hari.
Pasalnya masih banyak anjal-gepeng yang berkeliaran di jam-jam itu. Jika hal ini dioptimalkan maka zero anjal di Makassar kata Iqbal dapat diwujudkan.
"Kita yakin bisa zero. Tapi sekali lagi, persoalannya apakah dinas sosial menerima ini sebagai solusi. Sebagai sebuah jawaban dari kurang efektifnya dari sistem penertiban yang selama ini dilaksanakan," lanjutnya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Muhyiddin mengaku cukup sepakat dengan usulan program tersebut kembali pada tahun 2022.
"Kalau di dinsos tetap ada, malah sampai pendampingannya. nanti di 2022 ada anggaran pendampingan. Nanti 2022 baru berjalan. Saya sudah anggarkan itu, tidak terlalu besar karena sekadar transportasi petugas, pagunya masih dibicarakan," ujarnya.
Terlebih pembangunan Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) juga mulai dianggarkan pada awal tahun depan sehingga realisasi akan lebih sistematis.
Kegiatan yang sudah dihelat selama 46 hari tersebut telah menyasar 15 kecamatan. Plt Kepala Satpol PP Kota Makassar Iqbal Asnan mengatakan program tersebut akan terus diintensifkan hingga akhir Desember 2021 ini.
"Dan kita harapkan di 2022 metode ini dipertahankan, tapi tergantung juga di Dinsos karena ini sebenarnya leadingnya di Dinsos. Kita sudah bantu, kami tawarkan konsep penertiban baru dan ini efektif turun signifikan," ujarnya.
Menurutnya metode ini semestinya menjadi program andalan dan di-support dengan anggarann yang mumpini, selain itu konsepnya dapat dirombak agar penjaringan tidak hanya dilakukan pada siang hari melainkan hingga malam hari.
Pasalnya masih banyak anjal-gepeng yang berkeliaran di jam-jam itu. Jika hal ini dioptimalkan maka zero anjal di Makassar kata Iqbal dapat diwujudkan.
"Kita yakin bisa zero. Tapi sekali lagi, persoalannya apakah dinas sosial menerima ini sebagai solusi. Sebagai sebuah jawaban dari kurang efektifnya dari sistem penertiban yang selama ini dilaksanakan," lanjutnya.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Sosial Kota Makassar Muhyiddin mengaku cukup sepakat dengan usulan program tersebut kembali pada tahun 2022.
"Kalau di dinsos tetap ada, malah sampai pendampingannya. nanti di 2022 ada anggaran pendampingan. Nanti 2022 baru berjalan. Saya sudah anggarkan itu, tidak terlalu besar karena sekadar transportasi petugas, pagunya masih dibicarakan," ujarnya.
Terlebih pembangunan Lingkungan Pondok Sosial (Liposos) juga mulai dianggarkan pada awal tahun depan sehingga realisasi akan lebih sistematis.