Musdalub Hanura Sulsel Ricuh, Sebagian DPC Tolak Wahyuddin Jadi Ketua DPD
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Musyawarah luar biasa (Musdalub) DPD Hanura Sulsel yang digelar di Hotel Sutomo, Makassar (28/10/2021) diwarnai riak. Terjadi kericuhan hingga membuat agenda besar ini deadlock.
"Musda belum selesai. Ada ini sedikit perbedaan. Jadi deadlock sampai sekarang," kata Ketua DPC Hanura Makassar, Muh Yunus.
Yunus mengatakan, keributan terjadi karena persyaratan Wahyuddin M Nur sebagai calon internal dipertanyakan, salah satunya dukungan 30 persen. Para DPC kata dia, menagih hal itu.
"(Keributan dimulai) pada saat agenda pemilihan. Kan harus ada dukungan 30 persen. Nah sampai sekarang teman tuntut mana itu dukungan 30? mana persetujuan DPP?," beber Yunus.
Anggota DPRD Makassar ini bilang, sejatinya jika ingin Wahyuddin menjadi calon tunggal, baiknya ada diskresi. Tapi hal itu tak dimilikinya.
"Kalau mau satu calon, pakai diskresi saja. Selesai toh," tegasnya.
"Musdalub itu, harus lebih dari satu calon. Kalau satu calon, (harus ada) diskresi. Siapa mau lawan OSO? (Oesman Sapta Odang)," sambung Yunus.
Ketua Fraksi Hanura DPRD Makassar ini tak menampik, sebagian DPC memang tak menyepakati Wahyuddin sebagai Ketua DPD. Makanya mereka mendorong figur eksternal.
"Ini sekarang ada calon internal (Wahyuddin). Ada juga eksternal mau maju," jelasnya.
Sekretaris DPC Hanura Sinjai, Hilal Yusus menambahkan bahwa ada penolakan kepada Wahyuddin sebagai ketua DPD. Bahkan mayoritas pemilik suara tak menginginkan anggota DPRD Sulsel itu memimpin partai.
"Iya, kami menolak. Sekitar 15 DPC yang menolak. Wahyuddin cuma punya dukungan 5 DPC, sementara 4 DPC tak memilih siapa-siapa," jelasnya.
"Musda belum selesai. Ada ini sedikit perbedaan. Jadi deadlock sampai sekarang," kata Ketua DPC Hanura Makassar, Muh Yunus.
Yunus mengatakan, keributan terjadi karena persyaratan Wahyuddin M Nur sebagai calon internal dipertanyakan, salah satunya dukungan 30 persen. Para DPC kata dia, menagih hal itu.
"(Keributan dimulai) pada saat agenda pemilihan. Kan harus ada dukungan 30 persen. Nah sampai sekarang teman tuntut mana itu dukungan 30? mana persetujuan DPP?," beber Yunus.
Anggota DPRD Makassar ini bilang, sejatinya jika ingin Wahyuddin menjadi calon tunggal, baiknya ada diskresi. Tapi hal itu tak dimilikinya.
"Kalau mau satu calon, pakai diskresi saja. Selesai toh," tegasnya.
"Musdalub itu, harus lebih dari satu calon. Kalau satu calon, (harus ada) diskresi. Siapa mau lawan OSO? (Oesman Sapta Odang)," sambung Yunus.
Ketua Fraksi Hanura DPRD Makassar ini tak menampik, sebagian DPC memang tak menyepakati Wahyuddin sebagai Ketua DPD. Makanya mereka mendorong figur eksternal.
"Ini sekarang ada calon internal (Wahyuddin). Ada juga eksternal mau maju," jelasnya.
Sekretaris DPC Hanura Sinjai, Hilal Yusus menambahkan bahwa ada penolakan kepada Wahyuddin sebagai ketua DPD. Bahkan mayoritas pemilik suara tak menginginkan anggota DPRD Sulsel itu memimpin partai.
"Iya, kami menolak. Sekitar 15 DPC yang menolak. Wahyuddin cuma punya dukungan 5 DPC, sementara 4 DPC tak memilih siapa-siapa," jelasnya.
(agn)