PTM 14 Sekolah di Kota Bandung Diminta Dihentikan, FAGI Minta Tes Acak Ditingkatkan
loading...
A
A
A
BANDUNG - Hingga saat ini, tercatat ada 14 sekolah di Kota Bandung yang diminta untuk menghentikan sementara proses pembelajaran tatap muka (PTM) , menyusul temuan positif COVID-19 di sekolah tersebut melebihi 5 persen.
Ke-14 sekolah tersebut terdiri atas lima sekolah dasar (SD) swasta dan negeri, dua SMP negeri, satu SLB C, dan sisanya SMA dan SMK. Dari tes acak itu, rata rata ditemukan antara 2 hingga 5 siswa atau guru dari sekitar 30 an orang di satu sekolah yang dilakukan tes PCR acak.
Baca juga: Siswa dan Guru Positif COVID di Kota Bandung Bertambah Jadi 54 Kasus
Menanggapi hal itu, Ketua Forum Aliansi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat Iwan Hermawan meminta agar surveilance diperluas. Karena, faktanya dengan melakukan tes acak kepada sekitar 30 siswa di satu sekolah, ditemukan antara 5 hingga 12 persen yang positif COVID-19. "Artinya, surveilancenya harus diperluas. Termasuk menyasar semua sekolah," kata Iwan, Senin (25/10/2021).
Iwan juga meminta agar temuan adanya siswa atau guru yang positif di suatu seolah, tidak menunggu 5 persen hingga PTM dihentikan sementara. "Jika sudah ada yang positif, segara kembali ke pembelajaran jarak jauh," tegas dia.
Dia pun meminta agar sekolah yang menggelar PTM tidak abai terhadap protokol kesehatan. Prokes harus tetap diperketat, walaupun kasus cenderung landai. "Kalau ada sekolah yang sisa atau gurunya positif, jangan ditutupi. Karena akan membuat was was orang tua," imbuh Iwan.
Ke-14 sekolah tersebut terdiri atas lima sekolah dasar (SD) swasta dan negeri, dua SMP negeri, satu SLB C, dan sisanya SMA dan SMK. Dari tes acak itu, rata rata ditemukan antara 2 hingga 5 siswa atau guru dari sekitar 30 an orang di satu sekolah yang dilakukan tes PCR acak.
Baca juga: Siswa dan Guru Positif COVID di Kota Bandung Bertambah Jadi 54 Kasus
Menanggapi hal itu, Ketua Forum Aliansi Guru Indonesia (FAGI) Jawa Barat Iwan Hermawan meminta agar surveilance diperluas. Karena, faktanya dengan melakukan tes acak kepada sekitar 30 siswa di satu sekolah, ditemukan antara 5 hingga 12 persen yang positif COVID-19. "Artinya, surveilancenya harus diperluas. Termasuk menyasar semua sekolah," kata Iwan, Senin (25/10/2021).
Iwan juga meminta agar temuan adanya siswa atau guru yang positif di suatu seolah, tidak menunggu 5 persen hingga PTM dihentikan sementara. "Jika sudah ada yang positif, segara kembali ke pembelajaran jarak jauh," tegas dia.
Dia pun meminta agar sekolah yang menggelar PTM tidak abai terhadap protokol kesehatan. Prokes harus tetap diperketat, walaupun kasus cenderung landai. "Kalau ada sekolah yang sisa atau gurunya positif, jangan ditutupi. Karena akan membuat was was orang tua," imbuh Iwan.
(msd)