Bibit Siklon Tropis Muncul di Perairan Filipina, Begini Dampaknya bagi Jawa Barat
loading...
A
A
A
BANDUNG - Munculnya siklon tropis di Perairan Filipina diperkirakan akan berdampak terhadap kondisi iklim di Jawa Barat. Hal itu disampaikan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Bandung.
Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu mengatakan, walaupun bibit Siklon 92W bergerak menjauhi Indonesia, yaitu ke arah Laut China Selatan ke arah barat, namun ada dampak terhadap cuaca di Jabar.
"Dampak terhadap Jabar yaitu potensi terjadinya angin kencang di wilayah Selatan Jawa Barat. Juga potensi terjadinya gelombang tinggi di wilayah Selatan Jawa Barat," kata Teguh Rahayu, Rabu (6/10/2021).
Sedangkan dampak dari kondisi atmosfer yang cukup basah dan tingkat konvektivitas yang tinggi, yaitu potensi terjadinya hujan sedang dan lebar. Hujan diperkirakan dapat disertai kilat, petir atau angin kencang antara periode 5 hingga 11 Oktober 2021.
Sebagaimana diketahui, Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta memantau bibit siklon tropis yang tumbuh di belahan bumi utara pada tanggal 4 Oktober 2021 pukul 07.00 WIB.
Bibit siklon bernama 92W terbentuk di sekitar wilayah perairan Filipina, tepatnya di 10.1 LU, 125.1 BT dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 20 knots (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 998 hPa.
Sementara itu, berdasarkan data prakiraan tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jawa Barat, diketahui bahwa tinggi gelombang pada 5 Oktober 2021 berpotensi mencapai ketinggian hingga 4,0 meter.
Masih berdasarkan data prakiraan tinggi gelombang, pada tanggal 6 Oktober, ketinggian gelombang berpotensi mencapai 3,5 meter di perairan wilayah selatan Jawa Barat.
Sementara gelombang tinggi di wilayah perairan Selatan Jawa Barat disebabkan oleh angin kencang hingga 21 knot (39,0 km/jam). Berdasarkan Skala Beaufort, angin sekencang itu dapat menyebabkan gelombang laut tinggi (gale). Angin kencang yang melanda wilayah perairan Selatan Jawa Barat juga disebabkan oleh karena menguatnya kembali MJO.
Selain itu, angin kencang juga di sebabkan oleh aktivitas gelombang Kelvin yang terpantau aktif mulai awal Dasarian III September 2021 dan di perkirakan akan berakhir pada akhir dasarian I Oktober 2021.
Kombinasi MJO dan aktivitas gelombang equatorial menjadi penyebab utama angin kencang dan gelombang tinggi di Perairan Selatan Jawa Barat.
Kepala BMKG Stasiun Bandung Teguh Rahayu mengatakan, walaupun bibit Siklon 92W bergerak menjauhi Indonesia, yaitu ke arah Laut China Selatan ke arah barat, namun ada dampak terhadap cuaca di Jabar.
"Dampak terhadap Jabar yaitu potensi terjadinya angin kencang di wilayah Selatan Jawa Barat. Juga potensi terjadinya gelombang tinggi di wilayah Selatan Jawa Barat," kata Teguh Rahayu, Rabu (6/10/2021).
Sedangkan dampak dari kondisi atmosfer yang cukup basah dan tingkat konvektivitas yang tinggi, yaitu potensi terjadinya hujan sedang dan lebar. Hujan diperkirakan dapat disertai kilat, petir atau angin kencang antara periode 5 hingga 11 Oktober 2021.
Sebagaimana diketahui, Tropical Cyclone Warning Center (TCWC) Jakarta memantau bibit siklon tropis yang tumbuh di belahan bumi utara pada tanggal 4 Oktober 2021 pukul 07.00 WIB.
Bibit siklon bernama 92W terbentuk di sekitar wilayah perairan Filipina, tepatnya di 10.1 LU, 125.1 BT dengan kecepatan angin maksimum di sekitar sistemnya mencapai 20 knots (37 km/jam) dan tekanan udara di pusatnya mencapai 998 hPa.
Sementara itu, berdasarkan data prakiraan tinggi gelombang di wilayah perairan selatan Jawa Barat, diketahui bahwa tinggi gelombang pada 5 Oktober 2021 berpotensi mencapai ketinggian hingga 4,0 meter.
Masih berdasarkan data prakiraan tinggi gelombang, pada tanggal 6 Oktober, ketinggian gelombang berpotensi mencapai 3,5 meter di perairan wilayah selatan Jawa Barat.
Sementara gelombang tinggi di wilayah perairan Selatan Jawa Barat disebabkan oleh angin kencang hingga 21 knot (39,0 km/jam). Berdasarkan Skala Beaufort, angin sekencang itu dapat menyebabkan gelombang laut tinggi (gale). Angin kencang yang melanda wilayah perairan Selatan Jawa Barat juga disebabkan oleh karena menguatnya kembali MJO.
Selain itu, angin kencang juga di sebabkan oleh aktivitas gelombang Kelvin yang terpantau aktif mulai awal Dasarian III September 2021 dan di perkirakan akan berakhir pada akhir dasarian I Oktober 2021.
Kombinasi MJO dan aktivitas gelombang equatorial menjadi penyebab utama angin kencang dan gelombang tinggi di Perairan Selatan Jawa Barat.
(shf)