Wagub Emil Optimis OPOP Tumbuhkan Ekosistem Ekonomi Berbasis Syariah di Jatim

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 08:20 WIB
loading...
Wagub Emil Optimis OPOP...
Penguatan program One Pesantren One Product (OPOP) di Jawa Timur (Jatim) menjadi peluang besar untuk menjadikan ekosistem ekonomi syariah terus berkembang pesat. SINDOnews/Lukman
A A A
SURABAYA - Penguatan program One Pesantren One Product (OPOP) di Jawa Timur (Jatim) menjadi peluang besar untuk menjadikan ekosistem ekonomi syariah terus berkembang pesat. Pasalnya, sebanyak 6.864 Pondok Pesantren (Ponpes) atau setara dengan 24,76 persen dari total pesantren secara nasional berada di Jatim.

"Saya optimistis OPOP akan berkembang pesat di Jatim. Saya harap Ponpes bisa fokus memilih satu produk unggulannya lalu nantinya akan di kembangkan. Tentunya, dalam proses pendampingan dan pemasaran juga tidak terlepas dari dukungan Pemerintah baik di Kabupaten maupun Provinsi," kata Wakil Gubernur (Wagub) Jatim Emil Elestianto Dardak saat mengikuti Webinar Festival Ekonomi Syariah 2021 (FESyar) di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis (30/9/2021).

Menurut Emil, komitmen Jatim sebagai regional ekonomi syariah tidak hanya difasilitasi melalui program OPOP saja. Program lain yang sudah berjalan seperti Santripreneur, Pesantrenpreneur, Sosiopreneur yang difasilitasi oleh OPOP Jatim Berdaya dalam permodalannya.

"OPOP Jatim Berdaya adalah salah satu bentuk layanan permodalan berbentuk kartu yang dapat difungsikan sebagai kartu ATM/debit, sehingga mempermudah proses transaksi akses bagi pelaku wirausaha berbasis pesantren," jelas Emil.

Saat ini, ujar Emil, tercatat 550 Koperasi Ponpes di Jatim telah bergabung dengan OPOP dan 203 diantaranya telah terfasilitasi oleh OPOP Jatim Berdaya.Pengembangan ekosistem ekonomi syariah di Jatim sendiri juga difasilitasi dengan perluasan pasar melalui digitalisasi market dengan adanya aplikasi OPOPMART.

"Tak hanya itu, Pemprov Jatim juga memiliki pondok kurasi guna membantu proses quality control produk halal. Selain itu, terdapat juga Rumah Kurasi dari BI (Bank Indonesia) di wilayah Kediri," ujarnya. Baca: Angkut Rombongan Pulang Hajatan, Minibus Masuk Jurang, 1 Penumpang Tewas.

Emil menyatakan, produk halal unggulan yang nantinya lolos kurasi akan lanjut dipasarkan melalui gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) untuk pemasaran produk lokal. Tersedia juga Export Center untuk distribusi dan marketing produk-produk halal Indonesia ke kancah internasional.

"Indonesia sekarang adalah importir halal food terbesar. Jika ingin menjadi pusat industri halal, maka kita harus mengenalkan produk-produk halal dari industri lokal sendiri, dan membalikkan posisi dari importir menjadi eksportir," ungkapnya. Baca Juga: 240 Warga Binaan Pecandu Narkoba Berhasil Jalani Program Rehabilitasi.

Selain itu, Emil juga menunjukkan pentingnya Sistem Informasi Produk Halal (Sipahala). Pasalnya, industri halal bukan hanya datang dari IKM, tapi juga UKM dan mikrobisnis. Di mana semua moda bisnis tersebut harus senantiasa dimonitor.

"Sistem Informasi Produk Halal merupakan salah satu faktor yang penting. Terutama bagi pendaftaran UKM, input data produk halal, hingga sertifikasi produk halal, semuanya akan diurus oleh Sipahala," terang Emil.
(nag)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2086 seconds (0.1#10.140)