Kisah Ken Arok Pendiri Kerajaan Singasari, Lahir Dari Hasil Hubungan Gelap

Senin, 27 September 2021 - 05:27 WIB
loading...
Kisah Ken Arok Pendiri...
Ken Arok pendiri Kerajaan Singasari konon hadir karena hubungan gelap. Foto/Ist.
A A A
MALANG - Selimut misteri masih menyelubungi Ken Arok. Raja pendiri kerajaan Singasari, dengan gelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi tersebut, disebut-sebut merupakan anak hasil selingkuh Ken Ndok yang kala itu memiliki suami bernama Gadjah Para.



Dikisahkan dalam buku "Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit" karya Slamet Muljana, Ken Arok merupakan hasil hubungan gelap antara Ken Ndok dengan laki-laki lain yang berujung hingga perceraian Ken Ndok dengan suaminya.



Gadjah Para menceraikan istrinya Ken Ndok yang telah mengetahui perselingkuhan Ken Ndok dengan laki-laki lain yang konon bernama Dewa Brahma. Konon sang suami Gadjah Para juga tahu tindakan tak senonoh yang dilakukan Ken Ndok dengan laki-laki lain tersebut.



Akhirnya Gadjah Para memutuskan untuk menceraikan istrinya dan kembali pulang ke Dusun Campara. Sedangkan Ken Endok kembali pulang ke Dusun Pangkur. Lima hari usai berpisah dengan istrinya, Gadjah Para dikabarkan meninggal dunia.

Sementara, Ken Ndok yang malu bahwa karena telah hamil usai berhubungan gelap dengan laki-laki bukan suaminya, berniat membuang bayinya. Niat itu diwujudkan setelah bayi mungil darah dagingnya sendiri terlahir ke dunia.

Ken Ndok membuang bayinya di pemakaman. Pada malam harinya, bayi mungil tersebut ditemukan seorang pencuri bernama Lembong. Pencuri itu diceritakan melihat cahaya terang di pemakaman, yang ternyata seorang bayi laki-laki sedang menangis.



Lembong akhirnya tertarik memungut Ken Arok dan mengambilnya menjadi anak angkat. Setelah beberapa hari kemudian, seorang pembantu Lembong menyiarkan informasi bahwa sang majikan telah menemukan anak bayi yang diambil di kuburan, dengan kondisi anak itu memancarkan sinar.

Informasi yang berkembang dari mulut ke mulut itu sampailah ke telinga Ken Ndok. Lalu Ken Ndok mendatangi Lembong, dan bercerita bahwa bayi yang ditemukannya adalah anaknya bernama Ken Arok, yang merupakan keturunan batara Brahma.

Ken Ndok tetap mengizinkan Ken Arok hidup bersama Lembong semasa kecilnya. Saat diasuh Lembong, Ken Arok kecil juga suka berjudi hingga menghabiskan harta kekayaan orang tua pungutnya.



Lembong yang jatuh miskin, akhirnya mengusir Ken Arok. Kemudian Ken Arok diasuh oleh seorang penjudi asal Desa Karuman (yang kini diduga sebagai wilayah Garum, Kabupaten Blitar) bernama Bango Samparan.

Bango Samparan senang dengan Ken Arok, karena dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Dalam perjalanannya, Ken Arok tidak betah diasuh oleh Genukbuntu, istri tua Bango Samparan.

Ken Arok akhirnya berkelana, dan berkawan dengan Tita yang merupakan anak seorang Kepala Desa Siganggeng (yang kini diduga sebagai wilayah Senggreng, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang). Keduanya menjelma sebagai pasangan perampok yang ditakuti di seluruh kawasan Kerajaan Kadiri.



Perjalanan hidup Ken Arok yang disebut Ken Angrok dalam Kitab Pararaton, akhirnya bertemu dengan seorang brahmana dari India bernama Lohgawe. Brahmana tersebut, datang ke Jawa, untuk mencari titisan Wisnu. Dari ciri-ciri yang ditemukan, Lohgawe yakin kalau Ken Arok adalah orang yang dicarinya. Pertemuan dengan Lohgawe ini akhirnya merubah jalan hidup seorang Ken Arok, hingga akhirnya mampu mendirikan Singasari.
(eyt)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1424 seconds (0.1#10.140)