Ribuan Rumah di Wajo Terendam Banjir, Warga Belum Dapat Bantuan
loading...
A
A
A
WAJO - Ribuan rumah di 5 kecamatan di Kabupaten Wajo , Sulawesi Selatan terendam banjir bandang selama seminggu terakhir. Warga terdampak banjir sangat berharap adanya bantuan dari pemerintah.
Di tengah pandemi COVID-19, banjir bandang akibat meluapnya Sungai Walenae dan Danau Tempe menerjang belasan desa di Wajo. Sungai Walenae dan Danau Tempe meluap akibat membeludaknya air kiriman dari dua kabupaten tetangga. Banjir setinggi 1 meter lebih ini membuat warga tak bisa beraktivitas seperti biasanya. (Baca juga: Wafat Positif COVID-19, Istri Wali Kota Tidore Dimakamkan di Pemakaman Keluarga)
Setelah rumah terendam banjir selama seminggu, warga kini mengalami krisis makanan dan air bersih. Kondisi terparah berada di Kelurahan Laelo dan Salomengralang di Kecamatan Danau Tempe. Ketinggian air di dua kelurahan tersebut belum ada tanda-tanda mulai surut. (Baca juga: Tawuran di Medan, 2 Kubu Saling Lempar Batu dan Sisir Rumah dengan Sajam)
Masyarakat berharap pemerintah tidak menutup mata. Apalagi korban banjir mulai krisis pangan akibat ekonomi lumpuh total. Meski belum mendapat bantuan, mereka tetap berharap pemerintah segera mendistribusikan bantuan agar bisa tetap bertahan hidup di tengah kepungan bannjir.
Herianto Asse, salah satu warga terdampak banjir mengungkapkan bahwa saat ini warga bertahan hidup dengan sisa-sisa kemampuan akibat sulitnya akses ke luar daerah. "Akses menuju kota harus dengan perahu. Sebagian warga nekat menerobos banjir dengan berjalan kaki demi memenuhi kebutuhan mereka," katanya.
Dia menjelaskan, warga sangat membutuhkan bantuan sembako dan air bersih. Dari pantuan di lapangan, hingga saat ini ketinggian banjir yang merendam ribuan rumah warga masih setinggi sekitar 1 meter.
Di tengah pandemi COVID-19, banjir bandang akibat meluapnya Sungai Walenae dan Danau Tempe menerjang belasan desa di Wajo. Sungai Walenae dan Danau Tempe meluap akibat membeludaknya air kiriman dari dua kabupaten tetangga. Banjir setinggi 1 meter lebih ini membuat warga tak bisa beraktivitas seperti biasanya. (Baca juga: Wafat Positif COVID-19, Istri Wali Kota Tidore Dimakamkan di Pemakaman Keluarga)
Setelah rumah terendam banjir selama seminggu, warga kini mengalami krisis makanan dan air bersih. Kondisi terparah berada di Kelurahan Laelo dan Salomengralang di Kecamatan Danau Tempe. Ketinggian air di dua kelurahan tersebut belum ada tanda-tanda mulai surut. (Baca juga: Tawuran di Medan, 2 Kubu Saling Lempar Batu dan Sisir Rumah dengan Sajam)
Masyarakat berharap pemerintah tidak menutup mata. Apalagi korban banjir mulai krisis pangan akibat ekonomi lumpuh total. Meski belum mendapat bantuan, mereka tetap berharap pemerintah segera mendistribusikan bantuan agar bisa tetap bertahan hidup di tengah kepungan bannjir.
Herianto Asse, salah satu warga terdampak banjir mengungkapkan bahwa saat ini warga bertahan hidup dengan sisa-sisa kemampuan akibat sulitnya akses ke luar daerah. "Akses menuju kota harus dengan perahu. Sebagian warga nekat menerobos banjir dengan berjalan kaki demi memenuhi kebutuhan mereka," katanya.
Dia menjelaskan, warga sangat membutuhkan bantuan sembako dan air bersih. Dari pantuan di lapangan, hingga saat ini ketinggian banjir yang merendam ribuan rumah warga masih setinggi sekitar 1 meter.
(shf)