Hari Pertama Masa Transisi, Ada 3 Positif COVID-19 di Kota Malang
loading...
A
A
A
MALANG - Hari pertama masa transisi dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Malang Raya, menuju normal baru, di Kota Malang, ditemukan tiga kasus baru positif COVID-19.
(Baca juga: Akhiri PSBB Malang Raya, Tidak Ada Penambahan Positif COVID-19 )
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kota Malang, yang disampaikan Kabag Humas Pemkot Malang, Widianto, adanya penambahan tiga kasus baru positif COVID-19 tersebut, membuat jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Malang, menjadi sebanyak 50 orang.
"Kasus positif COVID-19 di Kota Malang, saat ini jumlahnya menjadi 50. Dua orang di antaranya meninggal dunia, 17 orang telah dinyatakan sembuh, dan yang menjalani perawatan sebanyak 31 orang," tuturnya, Minggu (31/5/2020).
Dia menyebutkan, tambahan tiga kasus positif COVID-19 ini, antara lain satu orang merupakan istri pasien yang saat ini dirawat di rumah sakit karena positif COVID-19.
Lalu, satu orang lagi adalah istri pasien positif yang meninggal dunia. Dan satu lagi sebelumnya sudah berstatus sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang sudah menjalani perawatan di rumah sakit.
Sementara untuk data Orang Dengan Resiko (ODR) bertambah lima orang menjadi 2.087 orang; Orang Tanpa Gangguan (OTG) sebanyak 422 orang; dan Orang Dalam Pantauan (ODP) sebanyak 904 orang, terdiri dari 827 orang selesai dipantau, serta 76 orang masih dipantau.
Khusus PDP, hingga Minggu (31/5/2020) jumlahnya mencapai sebanyak 249 orang. Terdiri dari 18 orang meninggal dunia, 142 sudah dinyatakan sehat, serta 88 orang masih dalam masa perawatan.
(Baca juga: Kasus Positif COVID-19 Naik 700, Jatim Sumbang 244 Kasus )
Untuk memastikan kesiap siagaan Kota Malang, dalam memasuki masa transisi dari PSBB menuju normal baru, Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono meninjau langsung Pasar Oro-oro Dowo, yang bakal menjadi salah satu pasat percontohan saat pemberlakuan normal baru.
Menurut Heru, dengan berakhirnya PSBB Malang Raya, Pemprov Jatim langsung lakukan pengecekan ke lokasi. "Pasar ini sudah bersih, masyarakatnya juga terpantau lebih tertib. Saya rasa bisa jadi salah satu pasar percontohan untuk menghadapi normal baru," tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Pemprov Jatim melalui BPBD Provinsi Jatim, juga membagikan APD kepada masyarakat khususnya di Pasar Klojen, dan Pasar Oro-oro Dowo. Heru Tjahjono juga membagikan langsung pada pedagang dan pembeli yang belum menggunakan APD.
APD tersebut berupa masker sebanyak 1. 000 buah, sarung tangan plastik 2.000 pasang, hand sanitizer 350 botol, face shield atau pelindung muka plastik 500 buah, sabun cair lima liter dan wastafel sebanyak empat buah.
Walau masa PSBB berakhir, para pedagang di pasar juga masih menggunakan sistem buka ganjil genap. "Memang Malang Raya ini saat PSBB tergolong siap. Maka hanya butuh satu putaran PSBB dan kini siap menuju normal baru," tandas Heru.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji menyatakan, saat masa transisi ini diharapkan masyarakat Kota Malang tetap waspada, dan tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19 secara disiplin agar kita tetap dapat menekan penyebaran virus.
"Masa normal baru bukan berarti kita kembali normal seperti sebelum COVID-19 ada, namun kita harus bisa hidup berdampingan dengan COVID-19 pada masa tatanan hidup yang baru," pungkas Sutiaji.
(Baca juga: Akhiri PSBB Malang Raya, Tidak Ada Penambahan Positif COVID-19 )
Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kota Malang, yang disampaikan Kabag Humas Pemkot Malang, Widianto, adanya penambahan tiga kasus baru positif COVID-19 tersebut, membuat jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Malang, menjadi sebanyak 50 orang.
"Kasus positif COVID-19 di Kota Malang, saat ini jumlahnya menjadi 50. Dua orang di antaranya meninggal dunia, 17 orang telah dinyatakan sembuh, dan yang menjalani perawatan sebanyak 31 orang," tuturnya, Minggu (31/5/2020).
Dia menyebutkan, tambahan tiga kasus positif COVID-19 ini, antara lain satu orang merupakan istri pasien yang saat ini dirawat di rumah sakit karena positif COVID-19.
Lalu, satu orang lagi adalah istri pasien positif yang meninggal dunia. Dan satu lagi sebelumnya sudah berstatus sebagai Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang sudah menjalani perawatan di rumah sakit.
Sementara untuk data Orang Dengan Resiko (ODR) bertambah lima orang menjadi 2.087 orang; Orang Tanpa Gangguan (OTG) sebanyak 422 orang; dan Orang Dalam Pantauan (ODP) sebanyak 904 orang, terdiri dari 827 orang selesai dipantau, serta 76 orang masih dipantau.
Khusus PDP, hingga Minggu (31/5/2020) jumlahnya mencapai sebanyak 249 orang. Terdiri dari 18 orang meninggal dunia, 142 sudah dinyatakan sehat, serta 88 orang masih dalam masa perawatan.
(Baca juga: Kasus Positif COVID-19 Naik 700, Jatim Sumbang 244 Kasus )
Untuk memastikan kesiap siagaan Kota Malang, dalam memasuki masa transisi dari PSBB menuju normal baru, Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono meninjau langsung Pasar Oro-oro Dowo, yang bakal menjadi salah satu pasat percontohan saat pemberlakuan normal baru.
Menurut Heru, dengan berakhirnya PSBB Malang Raya, Pemprov Jatim langsung lakukan pengecekan ke lokasi. "Pasar ini sudah bersih, masyarakatnya juga terpantau lebih tertib. Saya rasa bisa jadi salah satu pasar percontohan untuk menghadapi normal baru," tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Pemprov Jatim melalui BPBD Provinsi Jatim, juga membagikan APD kepada masyarakat khususnya di Pasar Klojen, dan Pasar Oro-oro Dowo. Heru Tjahjono juga membagikan langsung pada pedagang dan pembeli yang belum menggunakan APD.
APD tersebut berupa masker sebanyak 1. 000 buah, sarung tangan plastik 2.000 pasang, hand sanitizer 350 botol, face shield atau pelindung muka plastik 500 buah, sabun cair lima liter dan wastafel sebanyak empat buah.
Walau masa PSBB berakhir, para pedagang di pasar juga masih menggunakan sistem buka ganjil genap. "Memang Malang Raya ini saat PSBB tergolong siap. Maka hanya butuh satu putaran PSBB dan kini siap menuju normal baru," tandas Heru.
Sementara itu, Wali Kota Malang, Sutiaji menyatakan, saat masa transisi ini diharapkan masyarakat Kota Malang tetap waspada, dan tetap menjalankan protokol kesehatan COVID-19 secara disiplin agar kita tetap dapat menekan penyebaran virus.
"Masa normal baru bukan berarti kita kembali normal seperti sebelum COVID-19 ada, namun kita harus bisa hidup berdampingan dengan COVID-19 pada masa tatanan hidup yang baru," pungkas Sutiaji.
(eyt)