The Heritage Palace, Objek Wisata yang Siap Dikunjungi saat New Normal
loading...
A
A
A
Untuk mempercantik bangunan, atap hampir semuanya diganti, lantai dicor ulang dan dikeramik, dibuat lahan parkir hingga mempercantik halaman dalamnya dengan dibuat taman taman. Setelah berubah menjadi tempat wisata, kemudian diberi nama The Heritage Palace. Sesuai dengan tempatnya, pengelola ingin menjadi bekas PG Gembongan sebagai warisan, tempat dimana masyarakat bisa melihat warisan budaya Bangsa Indonesia yang sangat indah. Belakangan ini, masyarakat sangat gemar dengan media sosial. Sehingga pihaknya memiliki pemikiran untuk mengemas tempat ini sebagai tempat wisata modern tetapi tidak meninggalkan jadulnya.
Sehingga dikombinasikan gambar gambar tiga dimensi, mobil antik, dan halaman luar gedung diberi parkir mobil antik agar kesan Eropanya dapat. Diberi bendera bendera luar negeri agar ada nuansa benua biru. The Heritage Palace khusus untuk tempat wisata selfie. Sehingga akan menjadi surga bagi orang yang hobi foto. Sementara di bagian luar, orang disuguhkan taman dan gedung tuanya. Untuk melengkapi pemotretan, pihaknya juga menyewakan kostum ala Belanda. Sedangkan di bagian dalam, terdapat museum transportasi, museum tiga dimensi dan omah kuwalik (rumah terbalik). Sehingga menjadi tempat seru seruan, dan lokasi wisata bagi keluarga.
Secara model, dan bangunan, bekas PG Gembongan tidak ada di tempat lain. Sehingga sangat luar biasa karena tema gedung adalah bangunannya tinggi, banyak pilar dan jendela memajang vertikal. Kondisi bangunan masih asli, kecuali kaca telah pecah akibat gempa besar Yogyakarta. Kaca diganti dengan yang sama persis dan ternyata masih ada. Semula ada kesan horor ketika pertama kali melihat bekas PG Gembongan. “Namun kesan horornya itu cantik. Sehingga kami menghilangkan kesan horor itu,” tandasnya. (Baca juga : Sepi Pembeli, Pedagang Siap Rugi Obral Selongsong Ketupat)
Pengelola juga menolak ketika ada yang ingin mengangkat kesan horor PG Gembongan agar bisa welcome kepada semua orang dan tidak menakutkan. “Ketika renovasi dan sempat tidur di tempat ini juga nggak ada apa apa. Sampai saat ini juga tidak pernah terjadi hal hal di luar logika,” urainya. Ketika mulai dibuka hingga sekarang, animo pengunjung terus menunjukkan grafik yang meningkat drastis. Sehingga kemudian mendapatkan penghargaan Abiwara peringkat ke empat untuk daya tarik wisata dari Pemprov Jawa Tengah.
Mobil mobil kuno yang ada, berasal dari kolektor yang memiliki ratusan koleksi, dan bersedia diajak kerjasama. Kolektor mobil antik itu sangat senang ketika mobil antik ditempatkan di bangunan yang antik. Menjadi sebuah perpaduan yang luar biasa. Sekaligus yang membedakan dengan tempat wisata di Malang, Jawa Timur. “Karena konsepnya untuk selfie, jadi properti yang ada justru untuk selfie. Pengujung bebas bergaya di dalam mobil hingga naik di atasnya nggak masalah,” tuturnya.
Sebab properti yang disiapkan untuk fasilitas selfie. Sehingga ketika terjadi kerusakan telah menjadi resiko. Meski demikian, mobil mobil antik yang bisa dinaiki, beberapa bagiannya diganti agar tidak mudah rusak. Pihaknya tidak bisa lepas dari konsep yang diusung sebagai tempat wisata selfie. “Kalau selfi cuma di sebelahnya, ya sama aja. Biarkan gambar yang bercerita ketika orang lain melihat hasil foto di tempat ini,” urainya. Ketika berfoto dengan background yang ada, maka hasilnya seolah olah berada di Eropa. Gambar tiga dimensi memang sengaja dibuat agar memunculkan keseruan.
Sehingga dikombinasikan gambar gambar tiga dimensi, mobil antik, dan halaman luar gedung diberi parkir mobil antik agar kesan Eropanya dapat. Diberi bendera bendera luar negeri agar ada nuansa benua biru. The Heritage Palace khusus untuk tempat wisata selfie. Sehingga akan menjadi surga bagi orang yang hobi foto. Sementara di bagian luar, orang disuguhkan taman dan gedung tuanya. Untuk melengkapi pemotretan, pihaknya juga menyewakan kostum ala Belanda. Sedangkan di bagian dalam, terdapat museum transportasi, museum tiga dimensi dan omah kuwalik (rumah terbalik). Sehingga menjadi tempat seru seruan, dan lokasi wisata bagi keluarga.
Secara model, dan bangunan, bekas PG Gembongan tidak ada di tempat lain. Sehingga sangat luar biasa karena tema gedung adalah bangunannya tinggi, banyak pilar dan jendela memajang vertikal. Kondisi bangunan masih asli, kecuali kaca telah pecah akibat gempa besar Yogyakarta. Kaca diganti dengan yang sama persis dan ternyata masih ada. Semula ada kesan horor ketika pertama kali melihat bekas PG Gembongan. “Namun kesan horornya itu cantik. Sehingga kami menghilangkan kesan horor itu,” tandasnya. (Baca juga : Sepi Pembeli, Pedagang Siap Rugi Obral Selongsong Ketupat)
Pengelola juga menolak ketika ada yang ingin mengangkat kesan horor PG Gembongan agar bisa welcome kepada semua orang dan tidak menakutkan. “Ketika renovasi dan sempat tidur di tempat ini juga nggak ada apa apa. Sampai saat ini juga tidak pernah terjadi hal hal di luar logika,” urainya. Ketika mulai dibuka hingga sekarang, animo pengunjung terus menunjukkan grafik yang meningkat drastis. Sehingga kemudian mendapatkan penghargaan Abiwara peringkat ke empat untuk daya tarik wisata dari Pemprov Jawa Tengah.
Mobil mobil kuno yang ada, berasal dari kolektor yang memiliki ratusan koleksi, dan bersedia diajak kerjasama. Kolektor mobil antik itu sangat senang ketika mobil antik ditempatkan di bangunan yang antik. Menjadi sebuah perpaduan yang luar biasa. Sekaligus yang membedakan dengan tempat wisata di Malang, Jawa Timur. “Karena konsepnya untuk selfie, jadi properti yang ada justru untuk selfie. Pengujung bebas bergaya di dalam mobil hingga naik di atasnya nggak masalah,” tuturnya.
Sebab properti yang disiapkan untuk fasilitas selfie. Sehingga ketika terjadi kerusakan telah menjadi resiko. Meski demikian, mobil mobil antik yang bisa dinaiki, beberapa bagiannya diganti agar tidak mudah rusak. Pihaknya tidak bisa lepas dari konsep yang diusung sebagai tempat wisata selfie. “Kalau selfi cuma di sebelahnya, ya sama aja. Biarkan gambar yang bercerita ketika orang lain melihat hasil foto di tempat ini,” urainya. Ketika berfoto dengan background yang ada, maka hasilnya seolah olah berada di Eropa. Gambar tiga dimensi memang sengaja dibuat agar memunculkan keseruan.
(nun)