Lolos 50 Besar, Desa Wisata Kolesawangan Tana Toraja Terus Berbenah
loading...
A
A
A
TANA TORAJA - Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan (Disbudpar) Sulsel, mengunjungi Desa Wisata Kolesawangan, Kecamatan Malimbong Balepe, Tana Toraja yang lolos 50 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Kemenparekraf RI, Kamis, (9/09/2021).
Desa Wisata Kolesawangan ini menjadi salah satu desa wisata (dewis) yang lolos 50 besar ADWI bersama dua lainnya; Dewis Ara di Kabupaten Bulukumba dan Dewis Lembang Nonongan di Toraja Utara.
Rombongan Disbudpar Sulsel dipimpin Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Disbudpar Sulsel , Bruno S Rantetana. Ia didampingi dua kepala seksi, Ibrahim Halim dan Kirana Annisa Halim beserta tiga staf.
Kunjungan ini dilakukan untuk mengecek kondisi di lokasi dewis bersangkutan sebelum dikunjungi tim juri pusat dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno.
"Kami datang untuk melihat secara langsung kondisi di sini sekaligus memberikan masukan-masukan tentang apa yang perlu dibenahi," kata Bruno.
Apalagi, kata Bruno, pada saat kunjungan nanti Menteri Sandiaga Uno akan langsung melakukan publikasi bersama tim kreatifnya melalui kanal-kanal youtube. Ia juga menyemangati para pengelola dan warga agar tidak kendur dan terus bergerak melakukan pembenahan.
Rombongan Disbudpar Sulsel diterima pengelola dan anggota DMO Toraja Maria Roswati, Kabid Destinasi Dinas Pariwisata Tana Toraja, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Toraja Julius Tandirerung, dan pengurus Pokdarwis Kolesawangan.
Dewis Kolesawangan memiliki keunikan tersendiri selain kekayaan budaya dan adat istiadat. Kolesawangan merupakan sentra pengrajin tenun kain/sarung Toraja yang masih terus terpelihara. Hasil kerajinan tenun mereka juga selalu laris. Pembeli kadang harus memesan duluan supaya kebagian.
Potensi lain yang juga dimiliki dewis ini adalah kerajinan tangan manik-manik dengan corak khas etnik Toraja. Mulai dari anak-anak hingga orang tua menekuni keterampilan ini.
Tim Disbudpar Sulsel juga dibawa ke lokasi wisata Saluliang yang memiliki keunikan liang-liang kuburan tua pada bebatuan besar. Tiap batu berukuran besar tersebut bisa memiliki lima hingga delapan liang kuburan.
Terakhir, rombongan diperlihatkan aktifitas pembuatan rumah semipermanen dari bambu dan ornamen-ornamen acara adat berbahan bambu.
Pengelola Dewis Kolesawangan mengaku sudah tidak sabar menunggu kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno. "Kami sadar masih banyak kekurangan. Tapi kalau Pak Menteri datang, seperti inilah yang beliau bisa saksikan dan rasakan," tutur Roswati.
Lihat Juga: Kunjungi Pantai Nipah-Nipah, Sandiaga Uno Siap Kembangkan Wisata PPU sebagai Serambi IKN
Desa Wisata Kolesawangan ini menjadi salah satu desa wisata (dewis) yang lolos 50 besar ADWI bersama dua lainnya; Dewis Ara di Kabupaten Bulukumba dan Dewis Lembang Nonongan di Toraja Utara.
Rombongan Disbudpar Sulsel dipimpin Kabid Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Disbudpar Sulsel , Bruno S Rantetana. Ia didampingi dua kepala seksi, Ibrahim Halim dan Kirana Annisa Halim beserta tiga staf.
Kunjungan ini dilakukan untuk mengecek kondisi di lokasi dewis bersangkutan sebelum dikunjungi tim juri pusat dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno.
"Kami datang untuk melihat secara langsung kondisi di sini sekaligus memberikan masukan-masukan tentang apa yang perlu dibenahi," kata Bruno.
Apalagi, kata Bruno, pada saat kunjungan nanti Menteri Sandiaga Uno akan langsung melakukan publikasi bersama tim kreatifnya melalui kanal-kanal youtube. Ia juga menyemangati para pengelola dan warga agar tidak kendur dan terus bergerak melakukan pembenahan.
Rombongan Disbudpar Sulsel diterima pengelola dan anggota DMO Toraja Maria Roswati, Kabid Destinasi Dinas Pariwisata Tana Toraja, Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Toraja Julius Tandirerung, dan pengurus Pokdarwis Kolesawangan.
Dewis Kolesawangan memiliki keunikan tersendiri selain kekayaan budaya dan adat istiadat. Kolesawangan merupakan sentra pengrajin tenun kain/sarung Toraja yang masih terus terpelihara. Hasil kerajinan tenun mereka juga selalu laris. Pembeli kadang harus memesan duluan supaya kebagian.
Potensi lain yang juga dimiliki dewis ini adalah kerajinan tangan manik-manik dengan corak khas etnik Toraja. Mulai dari anak-anak hingga orang tua menekuni keterampilan ini.
Tim Disbudpar Sulsel juga dibawa ke lokasi wisata Saluliang yang memiliki keunikan liang-liang kuburan tua pada bebatuan besar. Tiap batu berukuran besar tersebut bisa memiliki lima hingga delapan liang kuburan.
Terakhir, rombongan diperlihatkan aktifitas pembuatan rumah semipermanen dari bambu dan ornamen-ornamen acara adat berbahan bambu.
Pengelola Dewis Kolesawangan mengaku sudah tidak sabar menunggu kedatangan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno. "Kami sadar masih banyak kekurangan. Tapi kalau Pak Menteri datang, seperti inilah yang beliau bisa saksikan dan rasakan," tutur Roswati.
Lihat Juga: Kunjungi Pantai Nipah-Nipah, Sandiaga Uno Siap Kembangkan Wisata PPU sebagai Serambi IKN
(agn)