Gubernur Khofifah Siapkan Pengasuhan dan Pendidikan Bagi Anak Yatim Korban COVID-19
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menyiapkan langkah dengan memberi pengasuhan dan pendidikan anak yang kedua orang tuanya meninggal akibat COVID-19. Di Jatim terdapat 6.000 lebih anak menjadi yatim piatu akibat orang tuanya meninggal terkena virus corona.
"Kami sudah berkoordinasi dengan panti asuhan dan pesantren di lingkungan Provinsi Jatim. Koordinasi tersebut membahas masalah regulasi pada setiap panti asuhan. Berapa usia yang bisa mereka tampung, lalu apa saja persyaratannya," katanya Rabu (25/8/2021).
Baca juga; Dualisme Kekuasaan di Keraton Kasepuhan Cirebon Berujung Bentrok, Saling Serang Pakai Batu
Khofifah juga mengkomunikasikan permasalahan tersebut kepada pesantren. Baik pesantren di lingkungan NU, Muhammadiyah, Aisyiyah, maupun Muslimat NU. Dia berharap, lembaga tersebut memberi pengasuhan kepada anak yang terkonfirmasi yatim piatu. "Kami juga berharap mereka memberi pengasuhan dan pendidikan yang tepat," ujar dia.
Ketua Umum PP Muslimat NU ini menambahkan, banyak hal yang hilang ketika anak terkonfirmasi yatim piatu. Paling utama adalah kasih sayang. Lalu, kepastian finansial untuk melanjutkan pendidikan. Pemerintah Provinsi Jatim ingin mengambil langkah untuk menyelamatkan mereka. "Sebab, mereka butuh suasana yang kondusif seiring perkembangannya," ungkap dia.
Baca juga: Warga Ponorogo Meninggal Saat Isoman di Lantai 2 Rumahnya, Evakuasi Berjalan Dramatis
Orang nomor satu di Jatim ini mengaku ingin mempertahankan masa depan anak yang terkonfirmasi yatim piatu. Mereka masih memiliki banyak harapan. Karena itu, pendampingan untuk mereka sangat dibutuhkan.
"Pendampingan oleh pengasuh akan menjaga kualitas hidup mereka. Pertumbuhan bisa tetap terjaga. Dengan begitu, anak yang terkonfirmasi yatim piatu tetap memiliki semangat untuk menyongsong masa depan," terangnya.
"Kami sudah berkoordinasi dengan panti asuhan dan pesantren di lingkungan Provinsi Jatim. Koordinasi tersebut membahas masalah regulasi pada setiap panti asuhan. Berapa usia yang bisa mereka tampung, lalu apa saja persyaratannya," katanya Rabu (25/8/2021).
Baca juga; Dualisme Kekuasaan di Keraton Kasepuhan Cirebon Berujung Bentrok, Saling Serang Pakai Batu
Khofifah juga mengkomunikasikan permasalahan tersebut kepada pesantren. Baik pesantren di lingkungan NU, Muhammadiyah, Aisyiyah, maupun Muslimat NU. Dia berharap, lembaga tersebut memberi pengasuhan kepada anak yang terkonfirmasi yatim piatu. "Kami juga berharap mereka memberi pengasuhan dan pendidikan yang tepat," ujar dia.
Ketua Umum PP Muslimat NU ini menambahkan, banyak hal yang hilang ketika anak terkonfirmasi yatim piatu. Paling utama adalah kasih sayang. Lalu, kepastian finansial untuk melanjutkan pendidikan. Pemerintah Provinsi Jatim ingin mengambil langkah untuk menyelamatkan mereka. "Sebab, mereka butuh suasana yang kondusif seiring perkembangannya," ungkap dia.
Baca juga: Warga Ponorogo Meninggal Saat Isoman di Lantai 2 Rumahnya, Evakuasi Berjalan Dramatis
Orang nomor satu di Jatim ini mengaku ingin mempertahankan masa depan anak yang terkonfirmasi yatim piatu. Mereka masih memiliki banyak harapan. Karena itu, pendampingan untuk mereka sangat dibutuhkan.
"Pendampingan oleh pengasuh akan menjaga kualitas hidup mereka. Pertumbuhan bisa tetap terjaga. Dengan begitu, anak yang terkonfirmasi yatim piatu tetap memiliki semangat untuk menyongsong masa depan," terangnya.
(msd)