Dualisme Kekuasaan di Keraton Kasepuhan Cirebon Berujung Bentrok, Saling Serang Pakai Batu

Rabu, 25 Agustus 2021 - 17:05 WIB
loading...
Dualisme Kekuasaan di...
Aparat TNI dan Polri berada di lokasi Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat yang terjadi bentrok karena dualisme kekuasaan.
A A A
CIREBON - Kisruh kekuasaan di Keraton Kasepuhan Cirebon , Jawa Barat, kian memanas. Dua kelompok diduga merupakan pendukung Sultan Sepuh XV, Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin, dan Sultan Sepuh Aloeda II, Raden Rahardjo Djali, terlibat bentrok di lingkungan keraton, Rabu (25/8/2021) siang.

Pertikaian antara kedua kelompok ini terjadi sekitar pukul 12.50 WIB. Dalam bentrokan ini, mereka saling serang menggunakan batu. Petugas kepolisian yang berada di lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon berusaha meredam kericuhan tersebut.

Dari informasi yang dihimpun, bentrokan ini terjadi usai kelompok pendukung Rahardjo berfoto dan berkumpul di sekitar area Lunjuk Keraton Kasepuhan. Kemudian saat berada di sekitar Langgar Alit Keraton, kelompok tersebut tiba-tiba kembali ke Lunjuk Keraton Kasepuhan.

Baca juga: Sekelompok Orang Segel Gerbang Keraton Kasepuhan Cirebon Tepat di Hari Peringatan HUT RI ke 76

Massa pendukung dari Rahardjo mengaku dilempari batu. Sehingga mereka langsung merangsek kembali ke Lunjuk Keraton Kasepuhan. Aksi saling lempar batu pun tak terhindarkan. Namun, belum diketahui kelompok mana yang menyerang mereka.

Aksi saling lempar batu ini terjadi sekitar 30 menit. Bentrokan berhasil dihentikan setelah petugas kepolisian masuk ke dalam area Keraton Kasepuhan Cirebon. Hingga berita ini ditulis, penyebab keributan tersebut belum diketahui.

Selain bentrokan tersebut, kericuhan di lingkungan Keraton Kasepuhan Cirebon juga terjadi pada Rabu pagi. Tepatnya, di Bangsal Jinem Pangrawit ketika Rahardjo melantik perangkat Keraton Kasepuhan Cirebon versinya sendiri.

Keluarga dari Sultan Sepuh XV PRA Luqman Zulkaedin tiba-tiba mendatangi tempat pelantikan. Kemudian, mereka terlibat cekcok dengan keluarga Rahardjo. Aksi saling dorong pun sempat terjadi. Namun, petugas keamanan di Keraton Kasepuhan berhasil melerainya.

Usai kericuhan itu, Rahardjo langsung memberikan pernyataan tegas. Ia menilai kisruh kekuasaan di Keraton Kasepuhan harus diselesaikan melalui jalur hukum. Bukan menggunakan tindakan premanisme.

Baca juga: Wali Kota Cimahi Non-Aktif Divonis 2 Tahun Penjara, Lebih Ringan dari Tuntutan Jaksa KPK
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1884 seconds (0.1#10.140)