Forki Luwu Bakal Seleksi Atlet untuk Tampil di Pra Porporv Sulsel
loading...
A
A
A
LUWU - Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (Forki) Kabupaten Luwu, bakal melaksanakan seleksi atlet, yang akan diturunkan seleksi pra Porprov Sulsel nanti.
Koordinator Bidang Pelatihan dan TC, Forki Luwu, Annur Halidi, menyampaikan meski jadwal Pra Porprov brelum jelas, namun Forki Luwu saat ini mengambil langkah cepat melakukan seleksi atlet.
"Kita siap laksanakan seleksi atlet, Forki Luwu telah menyampaikan ke seluruh perguruan untuk mempersiapkan atlet mereka," ujarnya.
Pemegang sabuk hitam dari perguruan Gojukai ini mengimbau sejumlah perguruan untuk menyampaikan kesiapan atlet mereka.
"Dalam waktu dekat kami rapatkan, dan secepatnya seleksi atlet Pra Porprov dilaksanakan," katanya.
Annur Halidi menjelaskan, pelaksanaan seleksi atlet tingkat kabupaten tidaklah sulit untuk cabang olahraga (cabor) karate khususnya di Luwu.
Karena selama ini kata dia, hampir seluruh perguruan dan dojo di Luwu aktif latihan 3 minggu sekali tentunya dengan tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan .
Kesiapan Forki Luwu ini diharapkan Annur juga mendapat dukungan dari KONI Luwu terkait anggaran pelaksanaan.
Sekretaris Forki Sulsel, Sudirman Samsu meyebutkan 2 hal yang menjadi alasan utama belum adanya jadwal pra Porprov cabor karate di Sulsel.
"Pertama, dari KONI Sulsel belum memberikan lampu hijau untuk pelaksanaan para Porprov, kedua dan yang paling penting, Forki Sulsel baru kemarin selesai musyawarah luar biasa provinsi, sehingga Forki secara internal melakukan konsolidiasi untuk kepengurusan baru," katanya.
Hasil komunikasi Forki Sulsel dengan KONI belum ditetapkan jadwal pra dan Porprov dikarenakan persoalan penganggaran kegiatan.
Terkait keinginan Luwu untuk melakukan seleksi atlet, menurutnya bukan hanya Luwu yang sudah siap, hampir seluruh pengurus Forki di Sulsel menelpon, mereka sudah siap.
"Untuk memupuk semangat para atlet, Forki Sulsel mempersilahkan setiap daerah melaksanakan seleksi dengan aturan yang sudah ada serta wajib melaksanakan protokol kesehatan ," ujarnya.
"Sebenarnya beberapa daerah sudah bentuk tim, artinya sudah bisa menentukan atlet. Pesan kami terpenting adalah batas usia tidak boleh lebih dari 23 tahun dan pelaksanaannya wajib menaati protokol kesehatan dan tidak boleh ada penonton," tekannya.
Koordinator Bidang Pelatihan dan TC, Forki Luwu, Annur Halidi, menyampaikan meski jadwal Pra Porprov brelum jelas, namun Forki Luwu saat ini mengambil langkah cepat melakukan seleksi atlet.
"Kita siap laksanakan seleksi atlet, Forki Luwu telah menyampaikan ke seluruh perguruan untuk mempersiapkan atlet mereka," ujarnya.
Pemegang sabuk hitam dari perguruan Gojukai ini mengimbau sejumlah perguruan untuk menyampaikan kesiapan atlet mereka.
"Dalam waktu dekat kami rapatkan, dan secepatnya seleksi atlet Pra Porprov dilaksanakan," katanya.
Annur Halidi menjelaskan, pelaksanaan seleksi atlet tingkat kabupaten tidaklah sulit untuk cabang olahraga (cabor) karate khususnya di Luwu.
Karena selama ini kata dia, hampir seluruh perguruan dan dojo di Luwu aktif latihan 3 minggu sekali tentunya dengan tetap menerapkan disiplin protokol kesehatan .
Kesiapan Forki Luwu ini diharapkan Annur juga mendapat dukungan dari KONI Luwu terkait anggaran pelaksanaan.
Sekretaris Forki Sulsel, Sudirman Samsu meyebutkan 2 hal yang menjadi alasan utama belum adanya jadwal pra Porprov cabor karate di Sulsel.
"Pertama, dari KONI Sulsel belum memberikan lampu hijau untuk pelaksanaan para Porprov, kedua dan yang paling penting, Forki Sulsel baru kemarin selesai musyawarah luar biasa provinsi, sehingga Forki secara internal melakukan konsolidiasi untuk kepengurusan baru," katanya.
Hasil komunikasi Forki Sulsel dengan KONI belum ditetapkan jadwal pra dan Porprov dikarenakan persoalan penganggaran kegiatan.
Terkait keinginan Luwu untuk melakukan seleksi atlet, menurutnya bukan hanya Luwu yang sudah siap, hampir seluruh pengurus Forki di Sulsel menelpon, mereka sudah siap.
"Untuk memupuk semangat para atlet, Forki Sulsel mempersilahkan setiap daerah melaksanakan seleksi dengan aturan yang sudah ada serta wajib melaksanakan protokol kesehatan ," ujarnya.
"Sebenarnya beberapa daerah sudah bentuk tim, artinya sudah bisa menentukan atlet. Pesan kami terpenting adalah batas usia tidak boleh lebih dari 23 tahun dan pelaksanaannya wajib menaati protokol kesehatan dan tidak boleh ada penonton," tekannya.
(agn)