Sudirman Tabur Benih Udang Windu di 1000 Hektar Tambak di Pinrang
loading...
A
A
A
PINRANG - Plt Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman melakukan penaburan 30 ribu benih udang windu dan panen ikan kakap di Jampue, Kecamatan Lanrisang, Kabupaten Pinrang, Jum'at (20/08/2021).
Penaburan benin ini dilakukan bersama Bupati Pinrang, Andi Irwan Hamid , Anggota DPRD Sulsel, Andi Azizah Irma Wahyudiyati para unsur Forkopimda Pinrang.
Lokasi tambak ini berada di kawasan pengembangan budidaya udang windu 1000 hektar ramah lingkungan (Pandawa-1000). Pandawa-1000 merupakan inovasi pengembangan budidaya udang windu (penaeus monodon) berbasis kawasan (ecosystem approach to aquaculture) dan teknologi adaptif lokal pada areal seluas 1.011,6 hektar di Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang.
Hadirnya Pandawa-1000 untuk mengembalikan kejayaan udang windu Sulsel setelah redup sejak tahun 1998. Teknologi adaptif yang dikembangkan berbasis pada teknologi budidaya dengan pendekatan ramah lingkungan (ecofriendly) tanpa residu bahan kimia, pestisida, dan obat-obatan sesuai dengan standar Indonesian Good Aquaculture Practice (Indo GAP) untuk menghasilkan udang windu jenis eco-shrimp kualitas premium terbaik di Indonesia berdasarkan British Retail Consortium (BRC) yang dipasarkan ke Jepang melalui Alter Trade Japan (ATJ).
Dalam teknologi Pandawa 1000 dilakukan pelibatan stakeholder multi helix dari sektor hulu hingga hilir. Dengan melibatkan 733 orang pembudidaya di Lanrisang dengan target produksi rata-rata 300 kg/musim tanam. Adapun benur yang akan ditebar pada kawasan untuk 1000 ha ini sebanyak 30 juta ekor atau 30 ribu benur per hektar.
Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengaku, bahwa udang windu menjadi salah satu prioritas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
"Kita prioritaskan bagaimana udang windu karena menjadi rumusan bersama bagaimana kita mengembalikan kejayaan udang windu. Mudah-mudahan kakap dan udang windu dari Lanrisang yang terkenal," ungkapnya.
Sebagai bentuk keseriusan itu, Plt Gubernur Sulsel melalui Dinas Perikanan dan Kelautan menggelontorkan anggaran Rp 1,5 Miliar untuk benur udang windu di Pinrang. Pada kawasan Pandawa-1000 ini bekerjasama dengan UMI dan BMKG untuk pemasangan alat yang dapat mendeteksi perubahan cuaca dan kualitas air.
"Setelah kita seleksi, dari 10 Kabupaten/Kota, kita akhirnya memilih Pinrang. Dan kita dorong itu. Bagaimana udang windu ini pekerjaan bersama. Bagaimana kita sinergikan dengan perguruan tinggi, stakeholder terkait, dan petani. Kalau perlu ada TNI-Polri hang bekerja bersama-sama untuk mengawasi," ungkapnya.
Bahkan sebagai wujud keseriusan Andi Sudirman, dirinya pun menginstruksikan Plt Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulsel untuk memantau langsung budidaya udang.
Bupati Pinrang, Andi Irwan Hamid mengatakan, bahwa kehadiran Plt Gubernur Sulsel sangat dinantikan oleh masyarakat Lanrisang. "Penebaran benur ini juga untuk menguji kreativitas orang Pinrang yang bisa memadukan antara ikan Kakap dan udang windu," katanya.
Penaburan benin ini dilakukan bersama Bupati Pinrang, Andi Irwan Hamid , Anggota DPRD Sulsel, Andi Azizah Irma Wahyudiyati para unsur Forkopimda Pinrang.
Lokasi tambak ini berada di kawasan pengembangan budidaya udang windu 1000 hektar ramah lingkungan (Pandawa-1000). Pandawa-1000 merupakan inovasi pengembangan budidaya udang windu (penaeus monodon) berbasis kawasan (ecosystem approach to aquaculture) dan teknologi adaptif lokal pada areal seluas 1.011,6 hektar di Kecamatan Lanrisang Kabupaten Pinrang.
Hadirnya Pandawa-1000 untuk mengembalikan kejayaan udang windu Sulsel setelah redup sejak tahun 1998. Teknologi adaptif yang dikembangkan berbasis pada teknologi budidaya dengan pendekatan ramah lingkungan (ecofriendly) tanpa residu bahan kimia, pestisida, dan obat-obatan sesuai dengan standar Indonesian Good Aquaculture Practice (Indo GAP) untuk menghasilkan udang windu jenis eco-shrimp kualitas premium terbaik di Indonesia berdasarkan British Retail Consortium (BRC) yang dipasarkan ke Jepang melalui Alter Trade Japan (ATJ).
Dalam teknologi Pandawa 1000 dilakukan pelibatan stakeholder multi helix dari sektor hulu hingga hilir. Dengan melibatkan 733 orang pembudidaya di Lanrisang dengan target produksi rata-rata 300 kg/musim tanam. Adapun benur yang akan ditebar pada kawasan untuk 1000 ha ini sebanyak 30 juta ekor atau 30 ribu benur per hektar.
Plt Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman mengaku, bahwa udang windu menjadi salah satu prioritas Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan.
"Kita prioritaskan bagaimana udang windu karena menjadi rumusan bersama bagaimana kita mengembalikan kejayaan udang windu. Mudah-mudahan kakap dan udang windu dari Lanrisang yang terkenal," ungkapnya.
Sebagai bentuk keseriusan itu, Plt Gubernur Sulsel melalui Dinas Perikanan dan Kelautan menggelontorkan anggaran Rp 1,5 Miliar untuk benur udang windu di Pinrang. Pada kawasan Pandawa-1000 ini bekerjasama dengan UMI dan BMKG untuk pemasangan alat yang dapat mendeteksi perubahan cuaca dan kualitas air.
"Setelah kita seleksi, dari 10 Kabupaten/Kota, kita akhirnya memilih Pinrang. Dan kita dorong itu. Bagaimana udang windu ini pekerjaan bersama. Bagaimana kita sinergikan dengan perguruan tinggi, stakeholder terkait, dan petani. Kalau perlu ada TNI-Polri hang bekerja bersama-sama untuk mengawasi," ungkapnya.
Bahkan sebagai wujud keseriusan Andi Sudirman, dirinya pun menginstruksikan Plt Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Sulsel untuk memantau langsung budidaya udang.
Bupati Pinrang, Andi Irwan Hamid mengatakan, bahwa kehadiran Plt Gubernur Sulsel sangat dinantikan oleh masyarakat Lanrisang. "Penebaran benur ini juga untuk menguji kreativitas orang Pinrang yang bisa memadukan antara ikan Kakap dan udang windu," katanya.
(agn)