Kisah Kesaktian Eyang Bintulu Aji, Sang Pamomong Wahyu Keraton Mataram

Sabtu, 21 Agustus 2021 - 05:00 WIB
loading...
Kisah Kesaktian Eyang Bintulu Aji, Sang Pamomong Wahyu Keraton Mataram
Makam dan petilasan Eyang Bintulu Aji di Dusun Jamburejo, Kalurahan Sodo, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul, DIY. Foto/Ist
A A A
Berbicara Keraton Mataram, tidak bisa lepas dari Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di wilayah yang dulu dikenal tandus dan gersang inilah wahyu Keraton Mataram berhasil didapatkan Ki Ageng Pemanahan yang kemudian menasbihkan anak kandungnya, Danang Sutowijoyo sebagai Raja Mataram pertama dengan gelar Panembahan Senopati.

Sejarah wahyu Keraton Mataram dalam kelapa muda dengan nama gagak emprit didapatkan setelah sebelumnya juga diyakini Ki Ageng Giring yang sama-sama menerima bisikan atas kelapa gagak emprit tersebut.

Namun Ki Ageng Pemanahan yang bertapa di Kembang Lampir daerah Giri Sekar Panggang yang datang di rumah ki Ageng Giring di Desa Giring, Paliyan justru minum kelapa gagak emprit yang juga akan diminum Ki Ageng Giring sepulang darisawah.

Akhirnya Ki Ageng Giring yang sama-sama menerima bisikan atau isaroh harus menerima kenyataan kalah dengan Ki Ageng Pemanahan yang juga saudara seperguruannya.

Baca juga: Kisah Kali Gowang, Ki Ageng Giring Menahan Diri Tak Dapat Wahyu Keraton Mataram

Padahal kelapa yang ditanam oleh Ki Ageng Giring atas wasiat Sunan Kalijaga itu hanya berbuah satu butir saja. Setelah melihat ada yang aneh dan mendapatkan bisikan sebagai wahyu kerajaan di Jawa (Mataram), kelapa yang memancarkan sinar putih itu akhirnya dipetik dan dibawa ke rumahnya. Namun takdir berkata lain, Ki Ageng Pemanahan yang meminum air kelapa itu.

Baca juga: Kisah Lamajang Tigang Juru, Kerajaan di Selatan Mahameru yang Menggetarkan Majapahit

Dibalik cerita itu juga muncul seorang tokoh dengan nama Eyang Bintulu Aji. Nama Bintulu Aji begitu kuat menjadi bagian dari sejarah wahyu KeratonMataram. Dia lah tokohyang merawat kelapa gagak emprit hingga hanya berbuah satu butir saja.

Keanehan dan juga keyakinan mengenai wahyu Kerajaan di Jawa juga diterimanya melalui bisikan gaib. Eyang Bintuluyang dengan tekun merawat kelapa memanggilKi Ageng Giring untuk segera memetik kelapa tersebut jarena memancarkan sinar berwarna putih yang cukup kuat.

Makam Eyang Bintulu Aji dan juga petilasannya terletak di Dusun Jamburejo, Kalurahan Sodo, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul. Lokasi ini berada sekitar 1 km sisi timur makam Ki Ageng Giring.

"Eyang Bintulu Aji adalah tokoh besar yang menjaga wahyu gagak emprit," tutur Wir Ngatiman, salah satu sesepuh di Kalurahan Sodo, Paliyan kepada SINDOnews.

Menurutnya, Eyang Bintulu Aji merupakan salah satu bangsawan asal Majapahit yang ikut pelarian Brawijaya V dan tiba di Gunungkidul. Kemudian Eyang Bintulu Aji memeluk Islam.

Dia menjadi tokoh yang dipercaya untuk menjaga wahyu gagak emprit yang sebelumnya sudah diperkirakan oleh para bangsawan Majapahit yang melarikan diri di Gunungkidul.Sebagai pamomong, Eyang Bintulu Aji juga tinggal tidak jauh dari rumah Ki Ageng Giring.

"Beliau sangat khusuk beribadah dan seringkali menjalankan salat di atas lempengan batu di sudut rumahnya," lanjutnya.

Hingga kini lempengan batu itu menjadi saksi sejarah Bintulu Aji. Ada dua buah lempengan batu yang berada di bawah pohon beringin. Hinggasaat ini lempengan batu tersebut masih sering didatangi warga masyarakat.

Di dekatnya makam Eyang BintuluAji juga menjadi lokasi ziarah selain makam Ki Ageng Giring. "Biasanya makam dan petilasan ramaisaat malam Selasa Kliwon dan malam Jumat banyak yang ziarah," lanjut Mbah Wir Ngatiman.

Suryanto salah satu pelaku spiritual mengaku sering berdzikir di empat lokasi di sekitar Kalurahan Giring dan Sodo. Selain itu juga ada makam Ki Ageng Giring, Kali Goang, makam Ki Ageng Sukodono dan makam Eyang Bintulu Aji. "Di petilasan Eyang Bintulu Aji suasananya enak damai di stiu kami sering berdzikir," pungkasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0763 seconds (0.1#10.140)