Kisah Penjaga Taman Makam Pahlawan Karawang yang Kesurupan Tentara Jawa

Rabu, 18 Agustus 2021 - 04:04 WIB
loading...
Kisah Penjaga Taman...
Penjaga Taman Makam Pahlawan (TMP) Karawang, Makruf, saat melakukan tabur bunga. Foto SINDOnews
A A A
KARAWANG - Taman Makam Pahlawan (TMP) Karawang di Desa Pancawati, Kecamatan Klari, mendadak ramai. Puluhan orang berdiri dengan sikap sempurna memandang ke satu arah. Lampu penerangan mendadak mati dan digantikan nyala obor yang dipasang disetiap makam yang jumlahnya 424 makam para pahlawan. Kemudian pembacaan doa untuk para pahlawan berkumandang diarea pemakaman seluas 4 hektar itu.

TMP Karawang, Selasa (17/8/21) dini hari memang sedang dilaksanakan Apel Kehormatan dan Renungan suci dalam rangkaian peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 76 di Karawang. Namun dibalik prosesi Apel Kehormatan itu, nampak khusuk seorang penjaga makam, Makruf (49) mengikuti acara hingga selesai. Baca juga: Taman Makam Pahlawan Pekanbaru Jadi Sasaran Pencurian

Makruf memang sibuk membantu mempersiapkan acara hingga selesai. Sebagai penjaga makam TMP Karawang, Makruf tahu setiap 17 Agustus, komplek pemakaman akan ramai oleh pengunjung. Padahal dalam kesehariannya selalu sepi. "Cuma Agustusan saja ramai pengunjung saat tengah malam. Kalau biasanya selalu sepi," kata Makruf ditemui usai acara.

Menurut Makruf, yang mengaku sudah 16 tahun bekerja sebagai penjaga makam TMP Karawang, setiap tahun memang Pemkab Karawang melakukan kegiatan doa untuk para pahlawan. Dia selalu menjadi peserta untuk membantu lancarnya kegiatan. Saat tabur bunga dia ikut tabur bunga mendoakan pahlawan dimakam yang dijaganya. "Saya ikut mendoakan, karena setiap hari menjaga dan membersihkan makam mereka," katanya.

Makruf mengaku jika dirinya sudah merasa dekat dengan makam. Sehingga siapapun yang dimakamkan akan dirawat dengan sepenuh hati. "Saya tidak tahu apa namanya, karena seperti ada kontak batin gitu. Makanya saya rawat makam ini dengan sepenuh hati," katanya.

Awal mula bekerja sebagai penjaga makam karena diajak oleh mertuanya, Sholih membantu membersihkan makam. Kemudian seterusnya dia resmi bekerja sebagai penjaga dan pembersih makam. "Pertama bekerja mendapat gaji Rp400 ribu. Terus bertambah hingga sekarang menjadi Rp1. 250.000 setiap bulan.

Makruf mengaku, pekerjaan sebagai penjaga makam sempat ditinggalkan karen gajinya kecil untuk mencukupi kehidupan keluargaa. Dia memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. "Saya putuskan berhenti kerja karena gajinya kecil," katanya.

Satu tahun setelah berhenti kerja sebagai penjaga makam mendadak dia rindu untuk datang ke Pemakaman TMP Karawang. Dia tidak tahu kenapa ingin sekali berkunjung ke TMP. "Saya tidak tahu kenapa tiba-tiba ingin datang ke makam. Padahal sudah lama saya tinggalkan," katanya.

Akhirnya dia mendatangi komplek pemakaman bersama istrinya. Hanya saja begitu sampai di komplek pemakaman mendadak dia kesurupan dan meracau. Oleh istrinya dia dibawa kepada 'orang pintar' untuk diobati. "Kata istri saya waktu itu saya kesurupan tidak lama setelah sampai di pemakaman," katanya.

Menurut Makruf, dari cerita istrinya saat dibawa orang pintar dikatakan jika dirinya kerasukan tentara karuhun yang berasal dari Jawa. Berdasarkan komunikasi dengan orang pintar tentara itu meminta Makruf agar kembali mengurus TMP Karawang. "Itu cerita istri saya begitu," katanya.

Setelah kejadian itu akhirnya Makruf memutuskan untuk kembali bekerja sebagài penjaga makam di TMP Karawang. Dia merasa hubungan batin sudah terjalin hingga bekerja dengan setulus hati. "Sejak kejadian itu saya tidak mau kerja ditempat lain. Mungkin penghuni makam ini minta saya yang jaga," katanya.
(don)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2444 seconds (0.1#10.140)