Naga Raksasa Menyala di Tengah Kampung Meriahkan HUT Ke-76 RI di Sleman
loading...
A
A
A
SLEMAN - Seekor naga raksasa sepanjang 150 meter, di Sleman , Yogyakarta turut memeriahkan hari ulang tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-76 dan sempat viral di media sosial (medsos) .
Bukannya diterbangkan, layangan naga ini justru dipasang di atas jalan kampung, di Dusun Gowok, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Naga dengan bahan utama fiber, plastik dan kain inimenyala di malam hari sehingga tampak anggun dilihat, sedangkan di siang hari juga tak kalah indahnya.
Naga ini sebetulnya merupakan layangan yang biasa diterbangkan dan sering dilombakan di pantai selatan Yogyakarta, namun sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (ppkm) diterapkan pemerintah, layangan berbentuk naga panjang tersebut cukup lama mangkrak dan tak bisa diterbangkan.
Oleh sang pembuat layangan naga, Agus Triyanto, naga inipun sengaja dipasang di atas jalan kampung guna ikut memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76.
Kepala naga berada di jalan masuk kampung dan ekornya ada di ujung jalan sedangkan di bagian kanan-kirinya berhias warna merah-putih-kuning hingga terlihat meriah.
Bersama dua temannya, Agus butuh waktu selama tiga bulan membuat layangan naga ini, dengan menghabiskan dana sekitar Rp2,5 juta. Bahan yang digunakan juga anti-air, sehingga tahan terhadap segala cuaca. Dipilihnya naga selain karena tengah trend soal layangan naga nama jalan di kampungnya juga bernama naga muda.
Agus Triyanto menyebutkan, sebenarnya naga itu cuma layangan biasa, apalagi waktunya bertepatan dengan HUT RI 17 Agustus. Ditambah lagi nama jalan Nogo Mudo. Pas juga dengan nama layangan naga.
“Makanya saya pengen meriahkan kampung saya. Saya iseng nempel ini buat meriahkan acara HUT RI, dari ujung gang perbatasan ke ujung. Proses pembuatan 3 bulan, buat bertiga, ini kan baru maraknya layangan naga apalagi kampung sini namanya naga juga. Makanya saya ambil nama jalan ini naga muda, kalo malam naga menyala,” tandasnya.
Menurutnya, sebelum PPKM sering mengikuti lomba layangaan di Pantai Parangkusmo, namun dengan kondisi PPKM smua ditutup, akhirnya tidak bisa diterbang lagi, jadi kita tempel di jalan buat meriahkan acara HUT RI 17 Agustusan,” tandasnya.
Kreatifikasi warga Gowok Sleman dalam ikut menyemarakkan HUT RI ke-76, patut mendapat apresiasi untuk membangkitkan jiwa nasionalisme masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
Bukannya diterbangkan, layangan naga ini justru dipasang di atas jalan kampung, di Dusun Gowok, Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Naga dengan bahan utama fiber, plastik dan kain inimenyala di malam hari sehingga tampak anggun dilihat, sedangkan di siang hari juga tak kalah indahnya.
Naga ini sebetulnya merupakan layangan yang biasa diterbangkan dan sering dilombakan di pantai selatan Yogyakarta, namun sejak pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (ppkm) diterapkan pemerintah, layangan berbentuk naga panjang tersebut cukup lama mangkrak dan tak bisa diterbangkan.
Oleh sang pembuat layangan naga, Agus Triyanto, naga inipun sengaja dipasang di atas jalan kampung guna ikut memeriahkan peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-76.
Kepala naga berada di jalan masuk kampung dan ekornya ada di ujung jalan sedangkan di bagian kanan-kirinya berhias warna merah-putih-kuning hingga terlihat meriah.
Baca Juga
Bersama dua temannya, Agus butuh waktu selama tiga bulan membuat layangan naga ini, dengan menghabiskan dana sekitar Rp2,5 juta. Bahan yang digunakan juga anti-air, sehingga tahan terhadap segala cuaca. Dipilihnya naga selain karena tengah trend soal layangan naga nama jalan di kampungnya juga bernama naga muda.
Agus Triyanto menyebutkan, sebenarnya naga itu cuma layangan biasa, apalagi waktunya bertepatan dengan HUT RI 17 Agustus. Ditambah lagi nama jalan Nogo Mudo. Pas juga dengan nama layangan naga.
“Makanya saya pengen meriahkan kampung saya. Saya iseng nempel ini buat meriahkan acara HUT RI, dari ujung gang perbatasan ke ujung. Proses pembuatan 3 bulan, buat bertiga, ini kan baru maraknya layangan naga apalagi kampung sini namanya naga juga. Makanya saya ambil nama jalan ini naga muda, kalo malam naga menyala,” tandasnya.
Baca Juga
Menurutnya, sebelum PPKM sering mengikuti lomba layangaan di Pantai Parangkusmo, namun dengan kondisi PPKM smua ditutup, akhirnya tidak bisa diterbang lagi, jadi kita tempel di jalan buat meriahkan acara HUT RI 17 Agustusan,” tandasnya.
Kreatifikasi warga Gowok Sleman dalam ikut menyemarakkan HUT RI ke-76, patut mendapat apresiasi untuk membangkitkan jiwa nasionalisme masyarakat di tengah pandemi COVID-19.
(nic)