Heboh, Sejumlah Wanita Gotong Keranda Mayat ke Masjid Disalatkan Lalu Dimakamkan
loading...
A
A
A
MATARAM - Sejumlah wanita yang merupakan warga Kota Mataram , Nusa Tenggara Barat ( NTB ) menghebohkan media sosial dan jagat maya.
Dalam video yang berdurasi satu menit lebih tersebut, sejumlah wanita terekam menggotong keranda mayat , usai disalatkan ke masjid dan kemudian dimakamkan.
Pristiwa yang tergolong langka dan tidak lazim ini terjadi di Kelurahan Taman Sari Kecamatan Ampenen Kota Mataram.
Bukan tanpa sebab, menurut warga ritual tersebut sengaja dilakukan sebagai ikhtiar untuk tolak balak karena banyaknya warga yang meninggal secara berturut – turut dan diduga disebabkan karena wabah.
“Ini sebagai ikhtiar menolak bala, karena dulu katanya nenek moyang leluhur pernah melakukan hal itu, katanya dulu pernah ada kejadian meninggal sampai 34 orang berturut-turut,” kata salah seorang warga, Erni.
Tokoh masyarakat dan agama, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, membenarkan video viral sejumlah wanita menggotong keranda mayat, dan menjelasakan kejadian tersebut pernah dilakukan leluhur mereka terdahulu.
“Dengan tujuan agar kasus kematian warga beruntun akibat penyakit maupun wabah berhenti,” kata Camat Kota Mataram, Muzakir Walad.
Kendati demikian, soal perkara kematian dikatakan menjadi hak prerogatif Tuhan yang maha kuasa.
Data Kecamatan Ampenan menyebutkan, jumlah kematian dalam sepekan di Kelurahan Taman Sari mencapai 30 orang dan kematian paling banyak terdapat di Lingkungan Taman Kapitan yaitu mencapai 17 orang.
Kematian warga itu disebutkan terjadi secara berturut turut akibat penyakit dan diduga karena terkena COVID-19. Saat ini, lingkungan Taman Kapitan, Kelurahan Taman Sari berstatus zona kuning COVID-19.
Dalam video yang berdurasi satu menit lebih tersebut, sejumlah wanita terekam menggotong keranda mayat , usai disalatkan ke masjid dan kemudian dimakamkan.
Pristiwa yang tergolong langka dan tidak lazim ini terjadi di Kelurahan Taman Sari Kecamatan Ampenen Kota Mataram.
Bukan tanpa sebab, menurut warga ritual tersebut sengaja dilakukan sebagai ikhtiar untuk tolak balak karena banyaknya warga yang meninggal secara berturut – turut dan diduga disebabkan karena wabah.
“Ini sebagai ikhtiar menolak bala, karena dulu katanya nenek moyang leluhur pernah melakukan hal itu, katanya dulu pernah ada kejadian meninggal sampai 34 orang berturut-turut,” kata salah seorang warga, Erni.
Tokoh masyarakat dan agama, Kelurahan Taman Sari, Kecamatan Ampenan, Kota Mataram, membenarkan video viral sejumlah wanita menggotong keranda mayat, dan menjelasakan kejadian tersebut pernah dilakukan leluhur mereka terdahulu.
“Dengan tujuan agar kasus kematian warga beruntun akibat penyakit maupun wabah berhenti,” kata Camat Kota Mataram, Muzakir Walad.
Kendati demikian, soal perkara kematian dikatakan menjadi hak prerogatif Tuhan yang maha kuasa.
Data Kecamatan Ampenan menyebutkan, jumlah kematian dalam sepekan di Kelurahan Taman Sari mencapai 30 orang dan kematian paling banyak terdapat di Lingkungan Taman Kapitan yaitu mencapai 17 orang.
Kematian warga itu disebutkan terjadi secara berturut turut akibat penyakit dan diduga karena terkena COVID-19. Saat ini, lingkungan Taman Kapitan, Kelurahan Taman Sari berstatus zona kuning COVID-19.
(nic)