Dua Hari Jelang HUT RI, Penjual Bendera Merah Putih Mengaku Sepi Pembeli

Minggu, 15 Agustus 2021 - 11:30 WIB
loading...
Dua Hari Jelang HUT...
Menjelang peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia (RI), penjual bendera merah putih dan umbul-umbul masih mengeluhkan sepinya pembeli. MPI/Adi
A A A
CIMAHI - Menjelang peringatan HUT ke-76 Republik Indonesia (RI), penjual bendera merah putih dan umbul-umbul masih mengeluhkan sepinya pembeli. Kondisi itu ditengarai karena masih pandemi COVID-19 dan pelaksanaan PPKM Level 4 yang membuat aktivitas masyarakat terbatas.

Seperti yang terlihat di pinggir-pinggir jalan di kawasan Cimahi. Di antaranya di ruas Jalan Amir Mahmud, Mahar Martanegara, Demang Hardjakusumah, Gandawijaya, hingga Jalan Djulaeha Karmita, yang masih sepi pembeli .

"Pembeli masih sepi, tidak seperti biasanya. Mungkin karena masih COVID-19, jadi yang beli merosot," kata salah seorang penjual bendera di Jalan Amir Mahmud, Agus, Minggu,(14/8/2021).

Menurutnya, sepinya penjualan bendera ini sebagai dampak pandemi COVID-19. Kebanyakan daya beli di masyarakat turun karena ekonomi juga sedang susah. Apalagi sekarang lagi banyak kebutuhan untuk sekolah anak-anak.

Hal senada dikatakan pedagang lainnya, Iyus yang berjualan bendera dan umbul-umbul di Jalan Djulaeha Karmita. Dia menyebutkan, penjualan bendera tahun ini tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.

"Tahun lalu walau sudah COVID-19, penjualan masih rame karena sehari bisa terjual 8 sampai 10 bendera. Kalau sekarang sehari kejual tiga bendera aja udah bagus," keluhnya. Baca: Gempa M 5,1 Guncang Bengkulu Terasa hingga Liwa Provinsi Lampung.

Pria yang merupakan warga Leles, Kabupaten Garut ini, mengaku sengaja datang ke Kota Cimahi untuk berjualan bendera dan umbul-umbul. Sejak 1996 dirinya selalu jualan di Cimahi dan tidak pernah pindah-pindah tempat karena banyak yang sudah jadi pelanggannya.

Dimasa pandemi COVID-19, dirinya mengaku tidak membawa banyak bendera dan umbul-umbul untuk dijual. Yakni hanya sebanyak 10 kodi bendera, dan 10 kodi umbul-umbul. Semestinya harga jualnya naik karena bahan baku juga naik, namun karena pembeli sepi dirinya tidak berani menaikan harga tinggi.

"Yang beli kebanyakan perorangan bukan instansi makanya gak tega mau naikin. Harga masih sama kaya tahun lalu, dikisaran Rp20.000 sampai Rp30.000, tapi gimana ukurannya juga," pungkasnya. Baca Juga: Diterjang Puting Beliung, Puluhan Rumah di Bengkulu Utara Porak Poranda.
(nag)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5078 seconds (0.1#10.140)