100.000 Alat Tes Covid-19 RT PCR Bakal Diproduksi Bio Farma
loading...
A
A
A
BANDUNG - Sebanyak 100 ribu alat pendeteksi Covid-19, berupa Rapid Test berbasis Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR), bakal diproduksi salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bio Farma.
Untuk memproduksinya, Bio Farma memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 15.000 per hari. Untuk tahap awal, Bio Farma bakal memproduksi perdana sebanyak untuk 50.000 test atau setara 2.000 kit pada bulan Mei 2020.
"Setelah itu, dalam waktu dekat, akan memenuhi kapasitas produksinya sebanyak 4.000 kit atau setara dengan 100.000 alat tes," kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dalam siaran persnya, Selasa (12/4/2020).
Menurut dia, tes kit berbasis RT-PCR ini telah memenuhi Golden Standard dalam pemeriksaan Covid-19. Alat ini juga mampu mendiagnosis status positif atau negatif dari sampel swab yang berasal dari pasien yang terduga terpapar oleh Covid-19.
Keterlibatan Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma Dalam produksi RT-PCR kit ini, tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nomor 72 Tahun 2020 Tentang Task Force dan Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 (TFRIC19) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Ini melibatkan beberapa kementerian, seperti Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, Universitas dan Lembaga Penelitian di Indonesia dan perusahaan StartUp yang bergerak dalam bidang genetika dan Biomolekuler.
Menurut dia, keterlibatan Bio Farma dalam produksi alat PCR test ini, sesuai dengan SK Kepala BPPT No. 72/2020, khususnya dalam sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR).
Bio Farma, akan menjalankan perannya sesuai dengan kompetensinya, antara lain untuk membuat kit diagnostik berbasis PCR, (Produksi dan Packaging), Quality control sekaligus Validasinya serta Registrasi untuk mendapatkan izin edarnya.
Bio Farma juga berperan aktif dalam distribusi kit ini ke seluruh Fasilitas kesehatan Rujukan pemerintah yang berada di seluruh pelosok Indonesia. "Prototype akan kami terima dalam waktu dekat ini dari perusahaan startup asal Indonesia Nusantics, kemudian Bio Farma akan memproduksi secara massal dalam jumlah besar yang akan memanfaatkan fasilitas produksi yang ada di Bio Farma termasuk proses serta pengujian (quality control), packaging dan distribusi," ujar Honesti.
Honesti menambahkan sesuai dengan semangat #BUMNuntukIndonesia produksi RT-PCR kit ini, akan menggunakan fasilitas produksi dan SDM yang memiliki kompetensi di bidang Biomolekuler yang ada di Bio Farma. Alat ini, kata dia, 100% Produksi dalam negeri oleh putra-putri bangsa Indonesia.
Setidaknya dalam dua minggu akan menghasilkan 4.000 kit atau setara dengan 100.000 tes. "Mudah-mudahan keberadaan tes kit berbasis qPCR ini, dapat membantu pemerintah dalam percepatan penanganan menghadapi pandemik Covid-19," jelas dia.
Sementara itu, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, BPPT melalui TFRIC19 terus memberikan dukungan penuh dalam percepatan produksi test kit PCR ini. Koordinasi dengan Badan Litbangkes dan Lembaga Biologi Molecular Eijkman telah dilakukan BPPT secara serius untuk mendapatkan akses sampel RNA Covid-19 Indonesia.
Untuk keperluan validasi produk, melengkapi desain dan prototipe test kit PCR yang telah dikembangkan oleh tim Nusantics. BPPT juga yakin produk tes kit PCR dalam negeri segera terwujud setelah Bio Farma telah menyatakan kesediaan dan kesiapannya.
"Donasi masyarakat melalui gerakan Indonesia PASTI BISA telah memberikan kekuatan yang luar biasa untuk mewujudkan test kit PCR dalam negeri, sebagai bagian penguatan kemampuan nasional dalam menangani pandemi Covid-19," imbuh dia.
Untuk memproduksinya, Bio Farma memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 15.000 per hari. Untuk tahap awal, Bio Farma bakal memproduksi perdana sebanyak untuk 50.000 test atau setara 2.000 kit pada bulan Mei 2020.
"Setelah itu, dalam waktu dekat, akan memenuhi kapasitas produksinya sebanyak 4.000 kit atau setara dengan 100.000 alat tes," kata Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir dalam siaran persnya, Selasa (12/4/2020).
Menurut dia, tes kit berbasis RT-PCR ini telah memenuhi Golden Standard dalam pemeriksaan Covid-19. Alat ini juga mampu mendiagnosis status positif atau negatif dari sampel swab yang berasal dari pasien yang terduga terpapar oleh Covid-19.
Keterlibatan Induk Holding BUMN Farmasi, Bio Farma Dalam produksi RT-PCR kit ini, tertuang dalam Surat Keputusan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nomor 72 Tahun 2020 Tentang Task Force dan Inovasi Teknologi Penanganan Covid-19 (TFRIC19) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi.
Ini melibatkan beberapa kementerian, seperti Kementerian Riset dan Teknologi, Kementerian Kesehatan, Universitas dan Lembaga Penelitian di Indonesia dan perusahaan StartUp yang bergerak dalam bidang genetika dan Biomolekuler.
Menurut dia, keterlibatan Bio Farma dalam produksi alat PCR test ini, sesuai dengan SK Kepala BPPT No. 72/2020, khususnya dalam sub Group task force Rapid Test Diagnosis berbasis quantitative polymerase chain reaction (qPCR).
Bio Farma, akan menjalankan perannya sesuai dengan kompetensinya, antara lain untuk membuat kit diagnostik berbasis PCR, (Produksi dan Packaging), Quality control sekaligus Validasinya serta Registrasi untuk mendapatkan izin edarnya.
Bio Farma juga berperan aktif dalam distribusi kit ini ke seluruh Fasilitas kesehatan Rujukan pemerintah yang berada di seluruh pelosok Indonesia. "Prototype akan kami terima dalam waktu dekat ini dari perusahaan startup asal Indonesia Nusantics, kemudian Bio Farma akan memproduksi secara massal dalam jumlah besar yang akan memanfaatkan fasilitas produksi yang ada di Bio Farma termasuk proses serta pengujian (quality control), packaging dan distribusi," ujar Honesti.
Honesti menambahkan sesuai dengan semangat #BUMNuntukIndonesia produksi RT-PCR kit ini, akan menggunakan fasilitas produksi dan SDM yang memiliki kompetensi di bidang Biomolekuler yang ada di Bio Farma. Alat ini, kata dia, 100% Produksi dalam negeri oleh putra-putri bangsa Indonesia.
Setidaknya dalam dua minggu akan menghasilkan 4.000 kit atau setara dengan 100.000 tes. "Mudah-mudahan keberadaan tes kit berbasis qPCR ini, dapat membantu pemerintah dalam percepatan penanganan menghadapi pandemik Covid-19," jelas dia.
Sementara itu, Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, BPPT melalui TFRIC19 terus memberikan dukungan penuh dalam percepatan produksi test kit PCR ini. Koordinasi dengan Badan Litbangkes dan Lembaga Biologi Molecular Eijkman telah dilakukan BPPT secara serius untuk mendapatkan akses sampel RNA Covid-19 Indonesia.
Untuk keperluan validasi produk, melengkapi desain dan prototipe test kit PCR yang telah dikembangkan oleh tim Nusantics. BPPT juga yakin produk tes kit PCR dalam negeri segera terwujud setelah Bio Farma telah menyatakan kesediaan dan kesiapannya.
"Donasi masyarakat melalui gerakan Indonesia PASTI BISA telah memberikan kekuatan yang luar biasa untuk mewujudkan test kit PCR dalam negeri, sebagai bagian penguatan kemampuan nasional dalam menangani pandemi Covid-19," imbuh dia.
(eyt)