Kaget Suaminya Coba Bunuh Diri, Istri Ketua AKAR Jabar Ungkap Penyebab

Kamis, 05 Agustus 2021 - 17:23 WIB
loading...
Kaget Suaminya Coba Bunuh Diri, Istri Ketua AKAR Jabar Ungkap Penyebab
Rumah GB, Ketua AKAR Jabar yang mencoba bunuh diri, Rabu (4/8/2021). Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Peristiwa percobaan bunuh diri yang dilakukan oleh Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat berinisial GB mengejutkan banyak pihak, termasuk keluarga dan tetangganya.

Baca juga: Prihatin Aksi Percobaan Bunuh Diri di Bandung, MUI Jabar Imbau Warga Bertawakal

Bahkan, orang terdekat GB yang tak lain adalah istrinya, Eva Rahmawati mengaku kaget dengan aksi nekat suaminya itu. Dia sama sakali tak menyangka jika suaminya bakal berbuat nekat seperti itu.

Baca juga: Sebelum Berupaya Bunuh Diri di Depan Balai Kota Bandung, Ketua AKAR Kirim Pesan Suara

"Enggak, saya gak tahu banget. Di luar dugaan. Kejutan banget ini untuk keluarga," ungkap Eva, Kamis (5/8/2021).

Meski begitu, Eva menilai, aksi nekat suaminya semata-mata karena sang suami menanggung beban atas aspirasi rekan-rekan sesama pelaku usaha kafe dan restoran yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang.

Kaget Suaminya Coba Bunuh Diri, Istri Ketua AKAR Jabar Ungkap Penyebab

Petugas mengevakuasi Ketua Harian Asosiasi Cafe dan Restoran (AKAR) Jawa Barat berinisial GB, yang mencoba bunuh diri pada Rabu (4/8/2021). Foto/Ist

Terlebih, lanjut Eva, sebagai sesama pelaku usaha, suaminya pun kini terpuruk akibat PPKM. Selama ini, kata Eva, selain berbisnis kuliner, suaminya juga memiliki bisnis tour and travel hingga event organizer yang semuanya terpuruk sejak PPKM diberlakukan pemerintah. Bahkan, jumlah karyawannya yang semula mencapai puluhan kini tinggal tersisa dua orang.

Eva mencontohkan, usaha kuliner Pempek Bondbond yang juga dikelola suaminya kini tinggal tersisa satu cabang dari semula enam cabang. Bahkan, satu cabang yang tersisa pun harus tutup sementara dan dipastikan bakal tutup permanen jika PPKM terus diperpanjang.

"Dari zaman PSBB tinggal dua dari enam terus dari dua tinggal satu. Itu lokasinya di penutupan jalan. Walaupun sekarang take away solusinya, sekarang ada grab dan sebagainya, ya siapa yang mau ke situnya, jalan ditutup, driver mana yang mau ngambil," bebernya.

"Kita coba buka waktu penutupan jalan cuma zonk tidak ada penjualan. Online maupun datang langsung juga gak ada, ya udah akhirnya diputuskan untuk tutup aja dulu sambil melihat situasi ternyata diperpanjang lagi," sambung Eva.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1595 seconds (0.1#10.140)