Prihatin Aksi Percobaan Bunuh Diri di Bandung, MUI Jabar Imbau Warga Bertawakal

Kamis, 05 Agustus 2021 - 11:24 WIB
loading...
Prihatin Aksi Percobaan Bunuh Diri di Bandung, MUI Jabar Imbau Warga Bertawakal
Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar prihatin dengan percobaan bunuh diri Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) berinisial GB di kawasan Balai Kota Bandung. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jabar menyatakan keprihatinannya atas upaya percobaan bunuh diri atau melukai diri yang dilakukan oleh Ketua Harian Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) berinisial GB di kawasan Balai Kota Bandung, Rabu (4/8/2021).

Baca juga: Sebelum Berupaya Bunuh Diri di Depan Balai Kota Bandung, Ketua AKAR Kirim Pesan Suara

Sekretaris MUI Jabar, Rafani Achyar menuturkan, meskipun masyarakat dihadapkan pada kondisi serba sulit akibat pandemi COVID-19 dan Pemberlakuan Pembatasan Kebijakan Masyarakat (PPKM), namun aksi nekat tersebut seharusnya tidak dilakukan.

Baca juga: Sempat Coba Bunuh Diri, Kondisi Ketua Asosiasi Cafe dan Restoran Jabar Mulai Membaik

Menurut Rafani, dalam penderitaan, alangkah lebih baik jika masyarakat mendekatkan diri kepada Tuhan sambil terus bertawakal. Bahkan, dia menilai, aksi nekat tersebut tak ada untungnya karena hanya merugikan diri sendiri. Oleh karenanya, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aksi serupa.

"Jangan, janganlah (ditiru). Pahit-pahitnya, kita lebih baik bertahan dalam penderitaan tapi dalam suasana tawakal, sabar, itu meninggal pun itu syahid. Daripada, udah mah kita menahan penderitaan, terus bunuh diri, ya udah gak ada untungnya. Di dunia rugi dan di akhirat rugi," tutur Rafani melalui sambungan telepon selulernya, Kamis (5/8/2021).

Meski begitu, Rafani mengakui bahwa pendemi COVID-19, termasuk penerapan kebijakan PPKM oleh pemerintah pusat dan daerah berdampak langsung kepada masyarakat, khususnya masyarakat yang menggantungkan hidupnya dengan berjualan mengalami kesulitan ekonomi. Diakuinya pula, persolan tersebut menjadi dilematis.

"Mereka kan sudah berapa bulan pasti rugi, tidak ada yang beli. Sementara tanggungan kehidupan mereka kan pasti punya anak dan istri dan kewajiban yang lain, anak sekolah, ini dilematisnya. kebijakan PPKM itu kan kebijakan pusat ya, nah pemda itu baik provinsi maupun kabupaten dan kota kan gak bisa apa-apa karena itu instruksi harus dilaksanakan, itu dilema," paparnya.

Dengan kondisi dilematis tersebut, kata Rafani, MUI Jabar berharap pemerintah bersikap bijak dan cermat dalam menentukan kebijakan, misalnya dengan tidak memukul rata kebijakan yang dicanangkan. Wilayah yang tidak berstatus zona merah, kata Rafani, seharusnya diberi sejumlah relaksasi atau kelonggaran aturan.

"Ini bagi pemerintah, pemerintah ini juga jangan menutup mata. Ini kasus bukan kecil menurut saya. Ini kalau sampai terjadi bunuh diri kemarin itu, ini luar biasa. Jadi, pemerintah jangan tutup mata. Kalau mengeluarkan kebijakan itu cobalah yang cermat dan yang bijak, dalam artian begini, kondisi ini kan gak sama," katanya.

Sebelumnya diberitakan, diduga gara-gara PPKM terus diperpanjang, seorang pengurus yang juga Ketua Harian AKAR Jabar berinisial GB melakukan percobaan bunuh diri di depan gerbang Balai Kota Bandung, Jalan Wastukencana, Kota Bandung, Rabu (4/8/2021).

Percobaan bunuh diri GB diduga akibat PPKM Darurat. Hal itu didasarkan pada pesan voice note yang disampaikan GB kepada wartawan dimana dia menyayangkan masih adanya PPKM, sementara para pengusaha cafe dan restoran sudah sangat berat.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3763 seconds (0.1#10.140)