Ridwan Kamil Genjot Target Tiap Desa di Jabar Punya Penghapal Alquran
loading...
A
A
A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menggenjot target seluruh desa di Jabar memiliki penghapal Alquran (hafizh) demi terwujudnya visi Jabar Juara Lahir dan Batin.
Ridwan Kamil mengatakan, saat ini, dari total 5.957 desa di Jabar, sudah ada 2.200 hafizh 30 juz yang merupakan produk pemberdayaan program Satu Desa Satu Hafizh (Sadesha) dan sudah ditempatkan di desa-desa.
Sementara sekitar 3.800 desa sisanya akan diisi hafizh pesantren. Saat ini, kata Ridwan Kamil, mereka masih belajar di pesantren dengan kemampuan hapal 10-20 juz. Hafizh pesantren ini pun diproyeksikan bakal ditempatkan di desa-desa di seluruh wilayah Jabar.
"Saya tetap anggarkan untuk satu pesantren satu hafizh walau situasi masih pandemi COVID-19," ujar Ridwan Kamil dalam acara Training for Trainer Smart Method Bil Qalam 9 Jam Paham Bahasa Arab Alquran secara virtual dari Gedung Pakuan, Bandung, Sabtu (31/7/2021).
Baca juga: Tenaga Kesehatan di Bandung Mulai Dapatkan Suntikan Vaksin Dosis Ketiga
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu melanjutkan, Pemprov Jabar bersama pemerintah kabupaten/kota akan memasifkan pelatihan membaca Alquran kepada sekitar 45 juta penduduk muslim di Jabar untuk memberantas buta aksara Alquran dan meningkatkan pemahaman isi kitab suci.
"Insya Allah kegiatan ini akan dimasifkan ke seluruh Jawa Barat yang memiliki penduduk 45 juta muslim," kata Kang Emil
Selain menghapal dan membaca Alquran, Kang Emil juga berpesan kepada umat muslim di Jabar mampu menguasai tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Arab jika memungkinkan.
Indonesia, kata Kang Emil, sebagai bahasa persatuan, Inggris bahasa pergaulan internasional, dan Arab dapat digunakan untuk memahami Alquran dan hadits.
"Itu kenapa Jabar juga punya program English for ulama. Fiqihnya dikuasai dengan bahasa Arab, pergaulannya bahasa internasional, bahasa Inggris. Itulah cita-cita kami, makanya program Jabar Juara Lahir Batin didukung sekali," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil pun menyampaikan pengalamannya sebagai seorang pemimpin dalam penanganan pandemi COVID-19. Dia menyebut, ada beberapa pelajaran yang bisa diambil sebagai pemimpin saat pandemi COVID-19.
Pertama, belajar lebih bersabar mengingat dirinya menerima banyak keluhan dan komplain masyarakat. Menurutnya, keluhan merupakan sesuatu yang wajar karena banyak masyarakat kehilangan penghasilan.
"Saya merasa level kesabaran kita di masa pandemi ini menjadi membaik. COVID-19 juga berdampak pada pendapatan, bukan hanya masyarakat namun juga pemerintah. Ada yang hilang ratusan ribu di jalanan, ada yang hilang jutaan, miliaran, bahkan triliunan seperti pemerintah," sebutnya.
"Kami (Pemprov) Jabar potensi pendapatannya hilang 5T. Sedih karena tadinya bisa untuk bangun jembatan, jalan, dan segala rupa," sambung Kang Emil.
Dia juga menyebut pemerintah terpaksa menerapkan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 untuk menekan kasus COVID-19.
Ridwan Kamil mengatakan, saat ini, dari total 5.957 desa di Jabar, sudah ada 2.200 hafizh 30 juz yang merupakan produk pemberdayaan program Satu Desa Satu Hafizh (Sadesha) dan sudah ditempatkan di desa-desa.
Sementara sekitar 3.800 desa sisanya akan diisi hafizh pesantren. Saat ini, kata Ridwan Kamil, mereka masih belajar di pesantren dengan kemampuan hapal 10-20 juz. Hafizh pesantren ini pun diproyeksikan bakal ditempatkan di desa-desa di seluruh wilayah Jabar.
"Saya tetap anggarkan untuk satu pesantren satu hafizh walau situasi masih pandemi COVID-19," ujar Ridwan Kamil dalam acara Training for Trainer Smart Method Bil Qalam 9 Jam Paham Bahasa Arab Alquran secara virtual dari Gedung Pakuan, Bandung, Sabtu (31/7/2021).
Baca juga: Tenaga Kesehatan di Bandung Mulai Dapatkan Suntikan Vaksin Dosis Ketiga
Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu melanjutkan, Pemprov Jabar bersama pemerintah kabupaten/kota akan memasifkan pelatihan membaca Alquran kepada sekitar 45 juta penduduk muslim di Jabar untuk memberantas buta aksara Alquran dan meningkatkan pemahaman isi kitab suci.
"Insya Allah kegiatan ini akan dimasifkan ke seluruh Jawa Barat yang memiliki penduduk 45 juta muslim," kata Kang Emil
Selain menghapal dan membaca Alquran, Kang Emil juga berpesan kepada umat muslim di Jabar mampu menguasai tiga bahasa, yakni Indonesia, Inggris, dan Arab jika memungkinkan.
Indonesia, kata Kang Emil, sebagai bahasa persatuan, Inggris bahasa pergaulan internasional, dan Arab dapat digunakan untuk memahami Alquran dan hadits.
"Itu kenapa Jabar juga punya program English for ulama. Fiqihnya dikuasai dengan bahasa Arab, pergaulannya bahasa internasional, bahasa Inggris. Itulah cita-cita kami, makanya program Jabar Juara Lahir Batin didukung sekali," katanya.
Dalam kesempatan itu, Kang Emil pun menyampaikan pengalamannya sebagai seorang pemimpin dalam penanganan pandemi COVID-19. Dia menyebut, ada beberapa pelajaran yang bisa diambil sebagai pemimpin saat pandemi COVID-19.
Pertama, belajar lebih bersabar mengingat dirinya menerima banyak keluhan dan komplain masyarakat. Menurutnya, keluhan merupakan sesuatu yang wajar karena banyak masyarakat kehilangan penghasilan.
"Saya merasa level kesabaran kita di masa pandemi ini menjadi membaik. COVID-19 juga berdampak pada pendapatan, bukan hanya masyarakat namun juga pemerintah. Ada yang hilang ratusan ribu di jalanan, ada yang hilang jutaan, miliaran, bahkan triliunan seperti pemerintah," sebutnya.
"Kami (Pemprov) Jabar potensi pendapatannya hilang 5T. Sedih karena tadinya bisa untuk bangun jembatan, jalan, dan segala rupa," sambung Kang Emil.
Dia juga menyebut pemerintah terpaksa menerapkan kebijakan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 4 untuk menekan kasus COVID-19.
(msd)