Ile Lewotolok Bergolak, Warga 3 Desa di Lembata Panik Diguyur Pasir dan Abu Vulkanik

Sabtu, 31 Juli 2021 - 20:32 WIB
loading...
Ile Lewotolok Bergolak, Warga 3 Desa di Lembata Panik Diguyur Pasir dan Abu Vulkanik
Tiga desa di Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT, diguyur hujan abu, Sabtu (31/7/2021). Foto/iNews TV/Joni Nura
A A A
LEMBATA - Erupsi Gunung Api Ile Lewotolok , mengakibatkan tiga desa di wilayah Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Lembata, NTT, diguyur hujan pasir dan abu vulkanik, Sabtu (31/7/2021) sore.



Warga tiga desa yang terkena hujan pasir dan abu vulkanik yakni Desa Lamawara, Desa Bungamuda, dan Desa Amakaka. Mereka panik saat hujan pasir dan abu vulkanik mengguyur rumah dan halaman.



Ada warga yang mengamankan diri di dalam rumah, dan mencari tempat yang aman untuk menghindar dari hujan pasir dan abu vulkanik. Ardian, seorang warga Desa Bungamuda, menuturkan, sebelum muncul hujan pasir itu ada dentuman dan gemuruh dari gunung.



Ia mengatakan, hujan pasir itu berlangsung sekitar 20 menit dan menyisakan material pasir serta abu vulkanik di beberapa tempat. "Mungkin karena angin, makanya bisa bawa pasir dan debu ke wilayah sekitar gunung," kata Ardian

Pelaksana harian (Plh) Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday mengatakan, pihaknya sudah mendapat laporan terjadinya hujan pasir dan abu vulkanik itu dari pihak kecamatan. "Saat ini BPBD dan Camat sedang keliling untuk mengimbau seluruh masyarakat tetap waspada," katanya.



Petugas Pengamat Gunung Api (PPGA) Ile Lewotolok , Jefri Pugel menjelaskan, hujan pasir dan abu vulkanik terjadi karena pengaruh hembusan angin dari puncak gunung. "Tiupan angin memicu hujan pasir dan abu vulkanik," terang Jefri.

Ia menerangkan, saat ini, tinggi kolom abu erupsi mencapai 1.000 meter di atas puncak. Secara visual, lanjut dia, teramati dua kali letusan dengan tinggi 1.000 meter, warna asap putih dan kelabu. Letusan pun disertai dentuman lemah.



Secara meteorologi, tambah dia, cuaca cerah dan berawan. Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah Timur Laut. Jumlah letusan sebanyak dua kali. Amplitudo 45 mm, durasi 36-47 detik. Hembusan sebanyak satu kali, dengan amplitudo 44 mm, durasi 13 detik. Tremor Non Harmonik sebanyak satu kali, dengan amplitudo 19 mm, durasi 87 detik.

Warga yang berada di bawah kaki gunung diminta agar selalu waspada terhadap hujan pasir dan abu vulkanik, mengingat material vulkanik tersebut sangat berbahaya pada kesehatan mata dan pernafasan.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2563 seconds (0.1#10.140)