Pandemi COVID-19, FKPT Sulteng Ajak Satukan Energi Bersama Atasi Kesulitan Bangsa
loading...
A
A
A
"Ada satu sisi yang paling ditakuti oleh pemerintah seluruh dunia, yaitu apa yang disebut dengancivil disobediences. Itu adalah suatu keadaan di manapun atau apapun yang dikatakan oleh pemerintah itu tidak didengar oleh masyarakat," terang Sangadji.
Untuk mencegah itu terjadi,iamenyampaikan bahwa masyarakat harus dibangun kapasitas dan kesadaran tentang kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Sebagai akademisi, Sangadji menyebut bahwa dirinya jugasudahmelakukan atau membangun kesadaran itu dikalangan mahasiswanya. Ia mencontohkan yang secara informal dilakukannya dengan mengundangKomandan Korem (Danrem)132/Tadulakountuk memberikan kuliah tamu dan dihadiri dihampir 500 peserta secaradaring.
"Danrem memberikan materi mengenai penguatan wawasan kebangsaan. Dan saya secara individu karena bisa bahasaInggris dan bahasaPerancis, maka saya mengajarkan dua bahasa itu.Sudah hampir 10 tahun ini saya melakukannya secara gratis kepada anak-anak muda kita," tuturdosen Agroteknologi ini.
Sangadji menambahkan bahwa intinyakalau anak-anak muda mendapatkan keterampilan,life skill, maka ajakan-ajakan dan narasi-narasi seperti radikalisme dan anarkismeataupun upaya-upaya untuk melakukan pembangkangan terhadap kebijakan yang dibuat oleh negara, makaitu dapat terhindar secara otomatis.
"Karena ketika mereka menganggurdan tidak ada kegiatan, mereka sangat rentan terprovokasi. Walaupun mungkin tidak mutlak, tetapi sangat rentan. Oleh karena itu perlua adanya penguatan keterampilan atauskillkepada generasi muda agar tidak mudah terhasut," tandasnya.
Untuk mencegah itu terjadi,iamenyampaikan bahwa masyarakat harus dibangun kapasitas dan kesadaran tentang kehidupan berbangsa dan bertanah air.
Sebagai akademisi, Sangadji menyebut bahwa dirinya jugasudahmelakukan atau membangun kesadaran itu dikalangan mahasiswanya. Ia mencontohkan yang secara informal dilakukannya dengan mengundangKomandan Korem (Danrem)132/Tadulakountuk memberikan kuliah tamu dan dihadiri dihampir 500 peserta secaradaring.
"Danrem memberikan materi mengenai penguatan wawasan kebangsaan. Dan saya secara individu karena bisa bahasaInggris dan bahasaPerancis, maka saya mengajarkan dua bahasa itu.Sudah hampir 10 tahun ini saya melakukannya secara gratis kepada anak-anak muda kita," tuturdosen Agroteknologi ini.
Sangadji menambahkan bahwa intinyakalau anak-anak muda mendapatkan keterampilan,life skill, maka ajakan-ajakan dan narasi-narasi seperti radikalisme dan anarkismeataupun upaya-upaya untuk melakukan pembangkangan terhadap kebijakan yang dibuat oleh negara, makaitu dapat terhindar secara otomatis.
"Karena ketika mereka menganggurdan tidak ada kegiatan, mereka sangat rentan terprovokasi. Walaupun mungkin tidak mutlak, tetapi sangat rentan. Oleh karena itu perlua adanya penguatan keterampilan atauskillkepada generasi muda agar tidak mudah terhasut," tandasnya.
(shf)