Pengamat Minta Vandalisme di Baliho Puan Maharani Tidak Ditanggapi Berlebihan

Selasa, 27 Juli 2021 - 12:30 WIB
loading...
Pengamat Minta Vandalisme di Baliho Puan Maharani Tidak Ditanggapi Berlebihan
Aksi vandalisme terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani di Kabupaten Blitar dan Surabaya menjadi sorotan publik.
A A A
SURABAYA - Aksi vandalisme terhadap baliho Ketua DPR RI Puan Maharani di Kabupaten Blitar dan Surabaya menjadi sorotan publik.

Direktur Indo Publika, Asip Irama menilai, vandalisme berupa tulisan "Open BO" dan kalimat-kalimat lainnya itu secara sengaja ingin menjatuhkan marwah Puan. Asip juga menduga, vandalisme itu menunjukkan sosok Puan menjadi ancaman dalam kancah politik nasional.

"Bagaimanapun kehadiran Mbak Puan dengan PDIP yang cukup solid adalah ancaman tersendiri bagi Calon Presiden 2024 lainnya, posisi Mbak Puan sebagai Ketua DPR RI, pertama, jelas memberikan nilai tawar yg cukup tinggi, oleh sebab itu banyak yang merasa tidak nyaman dengan kehadiran Mbak Puan dalam bursa Capres 2024," katanya, Selasa (27/7/2021).

Baca juga: Serapan Anggaran Penanganan COVID-19, Plh Sekdaprov Jatim: Tak Ada Teguran Mendagri

Menurut Asip, menjadi hal yang wajar jika kemudian aksi vandalisme itu dikaitkan dengan kepentingan Pilpres 2024. Sebab, nama Puan kian santer untuk maju baik sebagai calon presiden atau calon wakil presiden pada 2024 mendatang.

Kendati demikian, Asip menyarankan agar aksi vandalisme itu tidak ditanggapi secara berlebihan. Apalagi, kejadian tersebut sudah ditangani oleh aparat kepolisian.

"Black campaign tidak perlu dihadapi dengan berlebihan, karena respon berlebihan hanya akan merugikan serta menurunkan elektabilitas Mbak Puan, tulisan pada baliho itu masih ujian angin belum badai. Mbak Puan beserta timnya harus lebih bijak dan arif merespon kampanye-kampanye hitam," sarannya.

Sejak awal, kata Asip, munculnya baliho Puan secara massif di berbagai daerah memang diartikan sebagai pemanasan menuju 2024. Tidak sedikit masyarakat yang menyambut baik. Apalagi, kehadiran baliho tersebut memuat pesan positif, termasuk kampanye protokol kesehatan.

"Jadi, merespon serangan dari kubu yang tidak menghendaki kehadiran Mba Puan harus betul hati-hati. Menurut saya, memilih bertahan dan terus berkampanye positif lebih baik dari sekedar menyerang balik," demikian Asip.

Sementara, peneliti senior dari Surabaya Survey Center (SSC), Surokim Abdussalam berpendapat, aksi vandalisme itu baiknya direspon dengan tenang. Sebab, dengan kejadian ini, masyarakat kian simpati kepada Puan.

"Mbak Puan dan pendukungnya harus tetap tenang, bijak dan rasional jangan emosional reaktif. Anggap saja itu ujian. Kian banyak diganggu biasanya kian banyak simpati. Pemilih indonesia itu melow kian dizalimi kian dapat simpati," kata Surokim.

"Jika melihat kejadian selama ini kian diganggu baliko atau media sosialisasi dan kampanye dizalimi maka kian jadi medium promosi efektif kalau lihat konteks politik elektoral selama ini," pungkas Surokim.
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2314 seconds (0.1#10.140)