Jadi Percontohan, Dua Desa di Jabar Layani Masyarakat Secara Digital

Senin, 26 Juli 2021 - 08:51 WIB
loading...
Jadi Percontohan, Dua Desa di Jabar Layani Masyarakat Secara Digital
Lima desa di Indonesia telah memaksimalkan layanan digital SVN. Foto istimewa
A A A
BANDUNG - Dua desa di Jawa Barat tercatat telah memaksimalkan platform digital dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dua desa tersebut memaksimalkan platform Smart Village Nusantara (SVN) buatan PT Telekomunikasi (Telkom) yang baru dikembangkan di empat provinsi.

Dua desa itu adalah Desa Pangandaran di Kabupaten Pangandaran dan Desa Palasari di Kabupaten Subang. Selain itu, ada tiga desa lainnya di Indonesia yang juga telah terdigitalisasi yaitu Desa Sambirejo (Kabupaten Sleman, Yogyakarta), Desa Ranupani (Kabupaten Lumajang, Jatim), dan Desa Kemuning (Kabupaten Karanganyar, Jateng).

Menurut Sekretaris Desa (Sekdes) Desa Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jaja Sudiana, implementasi SVN di desanya dimulai per 1 Oktober 2020. Saat itu kondisi telah pandemi sehingga dilakukan sejumlah pembatasan kegiatan masyarakat guna membatasi penularan COVID-19.

"Kami punya 16 orang staf desa, namun setelah PPKM, hanya tiga orang yang bisa bertugas tiap hari sementara masyarakat butuh pelayanan. Aplikasi SVN seperti simpeldesa membuat masyarakat tetap bisa mengurus surat dari smartphone di rumahnya sementara kantor desa berjalan aman tidak ada kerumunan antrian," katanya.

Baca juga: COVID-19 Masih Menggila, Menko Airlangga Hartarto: Ojol Adalah Pahlawan

Menurut dia, pihaknya mengatur tiga petugas yang bertugas sedemikian rupa sehingga tiap hari tetap ada yang bisa operasikan aplikasi di komputer personal milik desa. Hal ini tergambarkan dari proses digitalisasi layanan desa, yang mana tercatat pemprosesan 1.155 surat, 96 informasi, 7 laporan, dan 68 berita dari 903 warga pengguna aktif aplikasi tersebut.

Jaja menambahkan, selain antrian panjang masyarakat yang membahayakan pandemi sudah tidak ada lagi, SVN juga memberikan kebanggaan tersendiri karena Desa Pangandaran satu tingkat lebih baik dari desa lainnya.

"Untuk itu, kami sudah berencana anggarkan Rp300 juta dari APBD 2021 untuk peningkatan layanan Smart Village ini. Kami ingin bangun Smart Pole, ada banyak CCTV sehingga bisa lakukan pengawasan lingkungan, mantau kemacetan, dan lakukan perbaikan-perbaikan layanan ke masyarakat," ujar dia.

Sejumlah layanan SVN lain seperti e-Posyandu dan eMonev juga sudah coba digunakan di desanya. Akan tetapi, keterbatasan pandemi dan sumber daya manusia, membuat keduanya masih belum optimal, seperti simpeldesa.

Di Desa Pangandaran, sambung dia, capaian yang menguntungkan pemerintah desa dicapai melalui digitalisasi UMKM melalui iKAS (kasir digital) serta Elok (Elektronik Loket) Desa. Per Juni 2021, IKAS sebagai solusi pencatatan transaksi UMKM (Point of Sales/POS) telah mencatat transaksi UMKM sebesar Rp800 juta lebih.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 1.4972 seconds (0.1#10.140)