Cegah Stunting, Kemkominfo Sosialisasikan Bahaya Pernikahan Dini

Jum'at, 23 Juli 2021 - 18:59 WIB
loading...
Cegah Stunting, Kemkominfo...
Forum Kepoin Genbest bertajuk Terlalu Dini Dipersunting, Bisa Bikin Stunting? di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (23/7/2021).
A A A
BANJARBARU - Indonesia tengah memasuki fase bonus demografi. Potensi yang akan didapat dari bonus demografi dapat menjadi sia-sia apabila sumber daya manusia mengalami stunting. Salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya stunting adalah pernikahan di usia dini.

Demikian disampaikan oleh Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Wiryanta dalam Forum Kepoin Genbest bertajuk 'Terlalu Dini Dipersunting, Bisa Bikin Stunting?' di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Jumat (23/7/2021).

“Harus kita pahami bersama pernikahan dini memiliki pengaruh terhadap terjadinya stunting. Remaja yang nanti menjadi calon orangtua di masa depan, jika kesiapan dan kesehatan tidak diedukasi sejak sekarang, maka akan berdampak buruk di masa mendatang,” ujarnya.
Cegah Stunting, Kemkominfo Sosialisasikan Bahaya Pernikahan Dini

Wiryanta mengatakan saat ini Pemerintah tengah berupaya mengakselerasi pencegahan stunting dengan memberikan pemahaman bahaya stunting pada para calon orangtua khususnya remaja putri sebagai upaya mencapai target penurunan stunting pada 2024, salah satunya melalui forum Kepoin Genbest.

“Presiden Joko Widodo telah menargetkan pada 2024, angka stunting di Indonesia turun menjadi 14 persen. Oleh karena itulah kegiatan ini dilakukan sebagai langkah memberi awareness dan pengetahuan kepada remaja untuk cegah stunting,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Plt. Deputi Bidang ADPIN Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dwi Listyawardani memaparkan maraknya pernikahan dini yang disebabkan oleh banyak faktor. Beberapa di antaranya adalah faktor tradisi, ekonomi, serta pergaulan bebas dan kehamilan. Masih banyak orangtua yang menikahkan anaknya karena budaya dan ingin terbebas dari beban ekonomi.

“Namun, di era ini faktor terbesar penyebab pernikahan dini adalah pergaulan bebas dan kehamilan yang tidak diinginkan. Oleh karena itu remaja harus memahami fungsi keluarga sebelum melakukan pernikahan dini karena ada banyak konsekuensi yang harus ditanggung dari pernikahan dini,” ujarnya.

Karena itu Dwi menganjurkan remaja putri menikah pada usia minimal 21 tahun. Pada usia di bawah itu organ reproduksi perempuan masih mengalami perkembangan sehingga belum siap mengalami kehamilan.
Cegah Stunting, Kemkominfo Sosialisasikan Bahaya Pernikahan Dini

"Jika seorang mengalami kehamilan pada usia remaja maka akan berisiko terjadi stunting pada bayi nantinya. Remaja yang masih pada masa pertumbuhan lalu mengalami kehamilan, maka akan terjadi perebutan gizi pada ibu dan janin,” papar Dwi.

Ia menyarankan kepada para remaja untuk melakukan perencanaan terkait pernikahan dan kehamilan agar siap secara mental maupun finansial.

Dokter Spesialis Gizi Juwalita Surapsari menimpali, usia yang ideal untuk menikah dan mengalami kehamilan adalah pada rentang 21 hingga 35 tahun jika dilihat dari sisi nutrisi.

“Usia remaja adalah usia di mana seseorang mengalami percepatan pertumbuhan. Apabila pada masa itu remaja mengalami kehamilan maka pertumbuhannya pun akan terganggu dan perkembangan janin dalam kandungannya pun akan terhambat juga,” ujarnya.

Dokter yang menyelesaikan studi spesialis Gizi Klinik di Universitas Indonesia ini menuturkan, stunting adalah sebuah lingkaran siklus. Ibu yang stunting, akan melahirkan generasi yang stunting juga. Oleh karena itu, penting bagi para remaja teredukasi dan memutuskan siklus stunting ini.

Juwalita mengimbau kalangan remaja untuk dapat memilih informasi yang benar dan baik untuk dijadikan informasi karena akan mempengaruhi keputusan yang akan diambil di masa depan.

“Informasi yang didapatkan akan mempengaruhi para remaja untuk menentukan keputusan, tidak hanya mengambil keputusan tentang kehidupan dan pendidikan tetapi juga kesehatan. Rencanakan masa depan yang lebih baik lagi, baik dalam melakukan perencanaan pernikahan dan mengambil bagian dalam memutuskan rantai stunting mulai dari sekarang” tuturnya.

Forum Kepoin Genbest merupakan salah satu rangkaian kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting.

GenBest ingin mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.

GenBest melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, dan videografik. CM
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3004 seconds (0.1#10.140)