TMMD 111 Kodim 1412 Kembangkan Budidaya Ikan Air Tawar Sistem Bioflok di Koltim
loading...
A
A
A
KOLAKA TIMUR - Teknik budidaya melalui rekayasa lingkungan, yang mengandalkan pasokan oksigen dan pemanfaatan mikroorganisme terbukti secara langsung dapat meningkatkan nilai produktivitas ikan khususnya ikan air tawar.
Teknik ini terkenal di kalangan peternak lele dan ikan nila , karena dapat menggenjot produktivitas panen lebih tinggi. Selain itu bioflok juga dapat menekan penggunaan lahan tidak terlalu luas dan hemat air.
Sistem inilah yang sementara dibangun oleh satgas Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 111 di Desa Pekorea Kecamatan Aere. Kolaka Timur, Sultra. Sistem ini dikerjakan di lahan ukuran 12 x 14 meter.
Instruktur Bioflok Desa Pekorea, Hasbi Tampi mengatakan, sistem kultur terkendali tersebut dapat menampung sebanyak 2.000-3.000 ekor ikan, itu tergantung dari jenis ikannya.
"Kalau untuk kapasitas ikannya tergantung jenisnya. Kalau ikan lele bisa ditebar 400-500 ekor/meter. Lebih dari itu bisa, tergantung perlakuannya kalau untuk yang dibuat ini bisa sampai 2.000-3.000 ekor," ucapnya
Dengan dibantu masyarakat Desa Pekorea, Satgas TMMD Kodim 1412 Kolaka, mengerjakan rangka dan memasang terpal khusus untuk wadah ikan nila yang akan dibudidayakan di tempat tersebut.
"Ini besinya dari wermes sudah berbentuk memang sisa pengelasan untuk penyambungan lingkaran rangka kolam , terpalnya dari campuran karet jadi elastis, bukan seperti terpal biasa, ini bisa bertahan 4-5 tahun tapi kalau dirawat bisa bertahan lebih lama," katanya.
Dalam lahan ukuran 12 x 14 meter yang dihibahkan oleh warga Desa Pekorea, masyarakat bersama Satgas TMMD Kodim Kolaka, akan membuat delapan wadah berukuran 2,5 meter persegi masing-masing akan ditebar ribuan ikan nila .
"Sistem pengairannya tidak terlalu susah karena sistem bioflok , jadi tidak terlalu sering diganti airnya, walaupun tercampur air hujan tidak apa-apa yang penting kita selalu menjaga Ph airnya di angka 7 atau netral," terangnya
Dansatgas TMMD ke 111, Letkol. Inf. Risa Wahyu Pudji Setyawan mengatakan, pembuatan bioflok di Desa Pekorea akan dijadikan pilot project. "Bioflok ini akan menjadi pilot project budidaya ikan air tawar, mengingat Koltim satu-satunya kabupaten di sultra yang tidak memiliki wilayah laut," terangnya.
Bupati Kolaka Timur, Andi Merya Nur berterima kasih kepada Satgas TMMMD Ke-111 Kodim 1412 Kolaka, yang telah membangun budidaya ikan air tawar sistem bioflok di Kolaka Timur. "Ke depan budidaya ikan tawar sistem bioflok ini akan kami kembangkan, mengingat Kabupaten Kolaka Timur tidak ada laut, sehingga sistem ini sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
"Jadi budidaya ikan tawar ini akan kita kembangkan di 12 kecamatan yang ada di Kolaka Timur, nanti kita minta waktunya kepada Dandim 1412 Kolaka, untuk konsultasi terkait budidaya ikan air tawar teknik bioflok. Sebab, budidaya ikan tawar menggunakan sistem bioflok tak hanya memnuhi kebutuhan masyarakat tetapi juga dapat menambah penghasilan mereka," ujarnya.
Lihat Juga: Tutup TMMD ke-121, Brigjen TNI Antoninho: Pembangunan Bak Air dan RTLH di Pulau Terluar Sangat Dibutuhkan
Teknik ini terkenal di kalangan peternak lele dan ikan nila , karena dapat menggenjot produktivitas panen lebih tinggi. Selain itu bioflok juga dapat menekan penggunaan lahan tidak terlalu luas dan hemat air.
Sistem inilah yang sementara dibangun oleh satgas Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke 111 di Desa Pekorea Kecamatan Aere. Kolaka Timur, Sultra. Sistem ini dikerjakan di lahan ukuran 12 x 14 meter.
Instruktur Bioflok Desa Pekorea, Hasbi Tampi mengatakan, sistem kultur terkendali tersebut dapat menampung sebanyak 2.000-3.000 ekor ikan, itu tergantung dari jenis ikannya.
"Kalau untuk kapasitas ikannya tergantung jenisnya. Kalau ikan lele bisa ditebar 400-500 ekor/meter. Lebih dari itu bisa, tergantung perlakuannya kalau untuk yang dibuat ini bisa sampai 2.000-3.000 ekor," ucapnya
Dengan dibantu masyarakat Desa Pekorea, Satgas TMMD Kodim 1412 Kolaka, mengerjakan rangka dan memasang terpal khusus untuk wadah ikan nila yang akan dibudidayakan di tempat tersebut.
"Ini besinya dari wermes sudah berbentuk memang sisa pengelasan untuk penyambungan lingkaran rangka kolam , terpalnya dari campuran karet jadi elastis, bukan seperti terpal biasa, ini bisa bertahan 4-5 tahun tapi kalau dirawat bisa bertahan lebih lama," katanya.
Dalam lahan ukuran 12 x 14 meter yang dihibahkan oleh warga Desa Pekorea, masyarakat bersama Satgas TMMD Kodim Kolaka, akan membuat delapan wadah berukuran 2,5 meter persegi masing-masing akan ditebar ribuan ikan nila .
"Sistem pengairannya tidak terlalu susah karena sistem bioflok , jadi tidak terlalu sering diganti airnya, walaupun tercampur air hujan tidak apa-apa yang penting kita selalu menjaga Ph airnya di angka 7 atau netral," terangnya
Dansatgas TMMD ke 111, Letkol. Inf. Risa Wahyu Pudji Setyawan mengatakan, pembuatan bioflok di Desa Pekorea akan dijadikan pilot project. "Bioflok ini akan menjadi pilot project budidaya ikan air tawar, mengingat Koltim satu-satunya kabupaten di sultra yang tidak memiliki wilayah laut," terangnya.
Bupati Kolaka Timur, Andi Merya Nur berterima kasih kepada Satgas TMMMD Ke-111 Kodim 1412 Kolaka, yang telah membangun budidaya ikan air tawar sistem bioflok di Kolaka Timur. "Ke depan budidaya ikan tawar sistem bioflok ini akan kami kembangkan, mengingat Kabupaten Kolaka Timur tidak ada laut, sehingga sistem ini sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.
"Jadi budidaya ikan tawar ini akan kita kembangkan di 12 kecamatan yang ada di Kolaka Timur, nanti kita minta waktunya kepada Dandim 1412 Kolaka, untuk konsultasi terkait budidaya ikan air tawar teknik bioflok. Sebab, budidaya ikan tawar menggunakan sistem bioflok tak hanya memnuhi kebutuhan masyarakat tetapi juga dapat menambah penghasilan mereka," ujarnya.
Lihat Juga: Tutup TMMD ke-121, Brigjen TNI Antoninho: Pembangunan Bak Air dan RTLH di Pulau Terluar Sangat Dibutuhkan
(eyt)