Jelang Idul Adha, Ridwan Kamil Terbitkan Protokol Pelaksanaan Ibadah Kurban

Minggu, 11 Juli 2021 - 08:42 WIB
loading...
Jelang Idul Adha, Ridwan Kamil Terbitkan Protokol Pelaksanaan Ibadah Kurban
: Gubernur Jabar, Ridwan Kamil menerbitkan Kepgub tentang protokol pelaksanaan ibadah kurban di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Jabar. Foto/Ilustrasi
A A A
BANDUNG - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengimbau masyarakat Jabar mengoptimalkan hari tasyriq dan membeli hewan kurban secara online dalam perayaan Hari Raya Idul Adha 1442 H.

Untuk menguatkan imbauan tersebut, Ridwan Kamil menerbitkan Keputusan Gubernur (Kepgub) tentang Protokol Pemeriksaan, Penjualan, dan Penyembelihan Hewan Kurban serta Distribusi Daging Kurban pada Masa COVID-19 Tahun 1442 Hijriah.

Menurut Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil, Kepgub disusun agar pelaksanaan ibadah kurban di tengah pandemi COVID-19 berjalan aman dan optimal. Apalagi, saat ini, kasus COVID-19 terus bertambah.

Salah satu poin dalam Kepgub tersebut mengatur penyembelihan hewan kurban berlangsung dalam waktu tiga hari, yaitu tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah 1442 Hijriah. Tujuannya, untuk menghindari kerumunan di lokasi penyembelihan hewan kurban.

"Tentunya hewan yang memenuhi syariat Islam untuk keperluan ibadah kurban, meliputi hewan sapi, kerbau, domba, atau kambing harus memenuhi kriteria sehat, tidak cacat, jantan, dan sudah cukup umur. Untuk domba lebih dari satu tahun dan sapi di atas umur dua tahun," papar Kang Emil, Sabtu (10/7/2021).

Selain itu, daging kurban juga harus memenuhi kriteria ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal). Aman berarti tidak mengandung bahaya biologis, kimiawi, dan fisik atau bahan-bahan yang dapat mengganggu kesehatan manusia, sedangkan Sehat yakni mengandung bahan-bahan (nutrisi) yang dapat menyehatkan manusia.

Adapun Utuh berarti tidak dikurangi atau dicampur dengan bahan lain dan Halal yakni disembelih dan ditangani sesuai syariat agama Islam serta tidak bercampur dengan barang yang haram.

Penyembelihan hewan kurban, kata Kang Emil, sebaiknya dilaksanakan di rumah pemotongan hewan ruminasia (RPH-R). Namun, karena keterbatasan lokasi, pemotongan dapat dilakukan di luar RPH-R dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat, dilgelar di area yang luas, dan hanya petugas pemotongan hewan yang hadir.

"Satu petugas satu alat, jangan bergantian. Sementara pemilik hewan kurban tidak perlu hadir di lokasi, panitia bisa memfasilitasi dengan alat komunikasi, bisa zoom atau lainnya," jelas Kang Emil. Baca: Polisi Tangkap Pembunuh Sadis Siswa SD di Riau, Ini Motifnya.

Kang Emil juga mengatakan, pendistribusian daging kurban dilakukan dari rumah ke rumah, sehingga tidak menimbulkan kerumunan di lokasi penyembeliah kurban.

Terkait lokasi penjualan hewan kurban, Kang Emil menegaskan wajib menerapkan protokol kesehatan, menjaga lokasi berjualan, dan hewan kurban tetap bersih. Bahkan, kata Kang Emil, akan jauh lebih baik jika penjualan dilakukan secara online atau mengoordinasikan pembelian hewan kurban melalui DKM bersangkutan.

"Perangkat daerah kabupaten/kota yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan harus melaporkan hasil pemeriksaan ante-mortem, penyembelihan, dan pemeriksaan post-mortem hewan kurban kepada Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jabar," pungkasnya. Baca Juga: Gempar! Seorang Pria Ditemukan Tewas di Pasar Cikurubuk Evakuasi Gunakan Protokol COVID-19.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1100 seconds (0.1#10.140)